Kupang - Warga Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengungsi ke Kota Maumere, Ibu kota Kabupaten Sikka, akibat letusan gunung api Rokatenda mulai terserang penyakit.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, Senin, 12 Agustus 2013, para pengungsi yang ditempatkan di sejumlah kamp yang disiapkan pemerintah melakukan pemeriksaan kesehatan di pos kesehatan di lokasi pengungsian.
Hasil pemeriksaan tim dokter dari Dinas Kesehatan setempat, banyak pengungsi yang terserang penyakit batuk, pilek, gatal-gatal dan Ispa. Semburan abu vulkanik gunung Rokatenda yang meletus pada Sabtu, 10 Agustus 2013, menjadi penyebabnya. "Kebanyakan pengungsi terserang Ispa," kata Dokter Kristin, Senin, 12 Agustus 2013.
Menurut Kristin, penyakit Ispa kebanyakan diderita oleh anak-anak/ Sedangkan para orang tua kebanyakan dilanda stres dan trauma.
Yustina Lenga, warga desa Rokirole, Pulau Palue, Kabupaten Sikka, mengantakan ketiga anaknya dibawa ke pos kesehatan karena menderita batuk, pilek, ispa dan gatal-gatal. "Juga ada yang sesak napas karena debu,” ujarnya.
Yustina menjelaskan mendapatkan sejumlah obat dari petugas kesehatan, seperti Amoxilin dan CTM. "Ini obat yang diberikan dokter," ucapnya sembari menunjukkan obat-obat yang diterimanya.
Hingga saat ini tercatat 511 warga Pulau Palue yang mengungsi ke Kota Maumere.
Seperti diberitakan sebelumnya, letusan gunung Rokatenda juga menghancurkan sekitar 50 hektare lahan berbagai tanaman pertanian di dua desa. Selain itu,limaorang tewas terkena lahar panas.