Kompasiana.com - Hingga hari ini masyarakat sekitar masih belum banyak mengetahui bahwa Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda masih berstatus Siaga level III. Pada hari Selasa 06 Desember 2011 kemarin, dilaporkan telah terjadi gempa sebanyak 680 kali dan sebelumnya telah terjadi gempa sebanyak 754 kali. Namun tidak ada aktifitas menonjol pada GAK tersebut.
Status GAK Siaga level III tersebut tercatat sudah bertahan selama 67 hari sejak tanggal 30 September 2011 yang lalu dan saat itu GAK menjadi salah satu dari 100 gunung berapi yang masih terus dipantau Badan Antariksa AS, NASA melalui satelit Earth Observing-1 atau EO-1. NASA terus mengamati GAK karena terus-menerus bererupsi hingga hari ini.
GAK yang merupakan gunung setinggi 230 meter diatas permukaan laut (mdpl) itu, intensitas kegempaannya terpantau masih cenderung fluktuatif atau naik turun dalam beberapa pekan terakhir. Kegempaan masih naik turun pada hitungan ratusan kali per- hari.
Menurut petugas pemantau GAK, Andi Suardi, di pos pemantau Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, kemungkinan beberapa hari ke depan GAK masih fluktuatif namun masih ada hitungan gempa dibawah seribu kali per hari.
Jumlah gempa ratusan kali itu terjadi dalam beberapa menit sekali, sedangkan sebelumnya mencapai dua hingga tiga kali dalam semenit. Petugas masih sulit memantau gunung itu melalui visual mata karena gunung diselimuti kabut tebal sepanjang hari dan hujan di tengah laut menghalangi pandangan mata apalagi saat ini curah hujan mulai lebih tinggi.
Saat ini gunung tersebut masih aman bagi penduduk sekitar namun bagi nelayan yang biasa melaut di sekitarnya diminta tetap waspada. Jarak aman mash pada radius dua sampai tiga kilometer dari badan gunung. Walaupun kegempaan sudah cukup renggang dibandingkan sebelumnya, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) masih belum menurunkan status siaga gunung tersebut.
Potensi letusan dan erupsi material vulkanik tetap ada meskipun berkekuatan rendah dan hanya jatuh di sekitar gunungnya untuk membentuk kubah baru dan menambah ketinggian. Untuk itu kepada semua pihak hendaknya tetap waspada karena letusan dapat terjadi sewaktu-waktu di luar dugaan.
Diharapkan kepada para nelayan yang beraktivitas harus tetap menjaga jarak aman dengan radius dua kilometer dari GAK. Sedangkan bagi warga yang tinggal di daerah terdekat dengan gunung tersebut diminta tidak perlu cemas, namun tetap waspada dan tidak mendekat sebatas yang telah ditetapkan. Mudah-mudahan status GAK tidak meningkat lagi sehingga tidak akan membahayakan penduduk disekitarnya.