vivanews.com - Beberapa anak sungai di Bengawan Jero, Lamongan, Jawa Timur, mulai meluap, Minggu, 11 Desember 2011. Antara lain di Kali Godang, Plalangan, Mengkuli, Pengaron, dan Kali Deket dan Dapur. Hal ini akan membuat sedikitnya 3.800 Kepala Keluarga (KK) di sepanjang bantaran Bengawan Jero terancam banjir.
Ada lima kecamatan di wilayah Bengawan Jero yang rawan terendam banjir, yaitu, Kecamatan Turi, Karangbinangun, Kalitengah, Deket, dan Kecamatan Deket.
“Luas area di lima kecamatan di wilayah Bengawan Jero ini mencapai 10.329 hektar dengan potensi banjir seluas 7 ribu hektar,” kata Plt. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lamongan, Yuhronur Efendi.
Wilayah Bengawan Jero merupakan wilayah terminal air yang menampung buangan air dari 16 kecamatan. Artinya, sekitar 65 persen dari seluruh kecamatan di Lamongan, melalui sistem rawa dan anak sungai.
“Sebagai urat nadi Bengawan Jero adalah kali Blawi yang membentang di tengah-tengahnya dengan panjang sekitar 20 km. Yakni, dimulai dari sluice Kentong Desa Pucangro, Kecamatan Kalitengah sampai dengan sluice Kuro di Desa Kuro Kecamatan Karangbinangun,” jelas Yuhronur.
“Sedikitnya, di sepanjang kali Blawi ini bermukim 3.800 KK yang suatu saat bisa terendam banjir,” lanjutnya.
Sehingga, untuk mengendalikan banjir di Bengawan Jero saat ini dirasa cukup sulit. Pasalnya, pembuangan melalui pintu Kuro sangat tergantung dengan tingginya air dari Bengawan Solo. Jalan lainnya adalah mulalui Sluice Wanger, di Desa Plosobuden dan melalui sluice Tambak Ombo yang tempatnya ada di Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik.
“Namun karena kapasitas debit pembuangan (out flow) kurang seimbang dengan debit pemasukan (in flow) maka secara otomatis di wilayah ini pada musim hujan terjadi genangan selama 3 hingga 5 bulan,” kata dia. “Untuk itu, langkah yang paling tepat adalah dengan menyiapsiagakan pompa air di Sluice Kuro."
Sayangnya, saat ini baru ada dua pompa air di Sluice Kuro, yang kapasitasnya 250 liter per detiknya. Berarti, dua pompa tersebut hanya mampu menyedot sebanyak 500 liter per detiknya. Padahal, untuk mengendalikan banjir di Bengawan Jero ini setidaknya dibutuhkan pompa yang mampu menyedot hingga 1.200 liter per detiknya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif saat di Lamongan Sabtu (10/12) siang menjanjikan akan memberikan bantuan pompa air. Pihaknya juga meminta agar pengajuan bantuan dari Pemkab Lamongan harus segera dibuat agar pompa air itu bisa diterima sebelum akhir Desember ini.
“Secepatnya. Jika Senin besok suratnya sudah saya terima, paling lambat sehari berikutnya akan saya acc (setujui),” kata Syamsul.
“Tapi saya minta agar penggunaan dan pelaporannya juga cepat dan tepat. Jangan aji mumpung, misalnya, butuhnya lima, mintanya tujuh. Ini yang tidak bener, jangan ada korupsi,” dia melanjutkan.
BNPB menyatakan, sepanjang bantuan yang disampaikan kepadanya benar-benar mendesak untuk mengantisipasi bencana. Maka, sebisanya mungkin hal itu akan dipenuhi. Apalagi, lanjut dia, selama Desember 2011 ini pihaknya masih memiliki anggaran lebih dari Rp 200 miliar yang harus segera diserap.
Untuk tahun depan, ia menyatakan anggaran untuk bencana masih seperti tahun ini, yakni di kisaran Rp 4,5 triliun