JAKARTA, KOMPAS.com - Puncak musim hujan di wilayah Indonesia terjadi bulan Desember 2011 dan Januari 2012. Curah hujan akan menjadi salah satu faktor pemicu terjadi banjir, selain faktor lainnya seperti pendangkalan sungai dan kondisi lingkungan di hulu sungai.
Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Sri Woro B. Harijono, dalam konferensi pers, Senin (12/12/2011) mengatakan bahwa peningkatan curah hujan yang terjadi Desember dan Januari bisa meningkatkan potensi banjir di 16 propinsi.
Sejumlah 16 propinsi dengan potensi banjir tinggi pada Bulan desember 2011 adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalsel, Kalteng, Kaltim, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
DKI Jakarta tidak masuk dalam kawasan berpotensi banjir tinggi pada Desember 2011. Curah hujan di Jakarta sendiri selama bulan Desember 2011 tergolong sedang.
Bulan Januari 2012, sebanyak 15 propinsi berpotensi banjir tinggi. Propinsi tersebut adalah Sumatera Utara, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa timur, DKI Jakarta, Bali, NTT, NTB, Kalbar, Kalteng dan Kalsel.
Meski bisa memperkirakan bahwa daerah tertentu akan berpotensi banjir, namun BMKG tidak bisa memperkirakan hari hujan dan banjir tepatnya terjadi karena dinamisnya cuaca. "Untuk harian, baru bisa diperkirakan 3 hari sebelumnya," kata Sri Woro.
Sri Woro juga menegaskan, "curah hujan hanya salah satu faktor. Faktor lainnya ada penggundulan hutan di hulu, daerah aliran sungai, pengendapan di sungai dan sebagainya."
Untuk kota-kota di dataran rendah, seperti jakarta, Semarang dan Surabaya, rob akan mempengaruhi potensi banjir. "Jika curah hujan tinggi dan sedang ada rob, maka potensi banjir besar."
Curah hujan di Indonesia sebagai salah satu pemicu banjir dipengaruhi oleh tiga faktor utama, dinamika di Samudera pasifik, Samudera Hindia serta penguapan.