Riaupos.com, Empat rumah di Dusun Sinambek, Kelurahan Sungai Jering, Kabupaten Kuantan Singingi, rubuh dihantam banjir. Sementara tiga rumah lainnya hanyut. Meski demikian, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Banjir datang sekitar pukul 02.00 WIB, Rabu (14/12) dini hari. Sehingga sebagian warga yang berada di sekitar sungai merasa panik. Mengapa tidak, rumah yang tadinya terbuat dari papan hancur dan ada juga rumah warga posisinya bergeser atau hanyut, akibat meluapnya air dari Sungai Pauh.
Ketua RT 02/RW 01 Dusun Sinambek, Rajimun yang ditemui Riau Pos, beberapa jam setelah kejadian mengaku dirinya terkejut mendengar gemuruh air yang datang dari arah jalan menuju Polres Kuansing. Bahkan, dirinya menganggap banjir ini seperti banjir Situ Gintung.
Awalnya kondisi air sungai memang sudah menggenangi rumah warga, tetapi masih sebatas menggenangi. Namun, karena di sekitar sungai terdapat tembok yang bersentuhan langsung dengan sungai, membuat arus air tertahan oleh tembok yang tingginya sekitar 2 hingga 3 meter.
Ya, karena tidak kuat menahan derasnya tekanan air, katanya, tembok hancur. Akibatnya, tujuh rumah warganya yang berada di sekitar tembok digilas oleh air dan limbah perkebunan sawit.
‘’Saya mendengar langsung jeritan warga minta tolong, tapi saya juga panik bagaimana menyelamatkan keluarga dan rumah. Kita mau menolong juga tak bisa, karena air besar,’’ ujarnya.
Dikatakan, mereka menangis, menjerit dan meminta tolong, tetapi banjir terus menghadang rumahnya. Bukan hanya itu, jalan provinsi yang tidak jauh dari Tugu Carano menuju Kota Pekanbaru, sekitar pukul 02.30 WIB malam itu, katanya, digenangi air setinggi lutut dengan arus yang cukup deras. Sehingga dalam hitungan jam, mobil pribadi dan kendaraan roda dua diperkirakan tidak bisa lewat.
Diakuinya juga, kejadiannya itu tidak sekali ini saja. Tetapi sering terjadi, namun tidak seganas banjir kali ini. Menurutnya, ini diperkirakan, karena arus sungai yang tidak lagi bebas, karena sudah dihambat tembok yang dibangun sekitar empat bulan lalu.
Sehingga air tidak lagi bebas mencari ke mana mau mengalir.
Dikatakannya, selain merubuhkan rumah, juga merendam 19 rumah warga sekitar. Dari tujuh rumah tersebut yang rusak parah dan rata dengan tanah sebanyak empat rumah, yakni milik Andika, Heri, Leman dan Adek. Rumah yang hanyut masing-masing milik Kentung, Mulian dan Sulaiman.
Sementara itu, salah seorang korban, Sulaiman (56) yang ditemui Riau Pos, mengungkapkan, sebelum terjadinya hujan Selasa sekitar pukul 20.00 WIB, dia telah bersiap-siap mengemas barangnya untuk diletakkan ke lantai dua. Karena ini, rutin dilakukannya setiap musim penghujan.
Kemudian, sebelum air menghantam, rumahnya sudah digenangi air setinggi pusar orang dewasa. Namun, karena tembok yang berada tidak jauh dari rumahnya, ambruk oleh air hingga akhirnya air tidak lagi menjadi kawan, dan seketika itu air menggilas rumahnya dan enam rumah lainnya.
Air yang tadinya diperkirakan setinggi pusar, kondisinya bertambah setinggi satu meter.
Dikatakannya, beruntung dirinya bisa menyelamatkan keluarganya. Ditaksir kerugian yang diderita, mencapai ratusan juta rupiah.
Sementara itu, Camat Kuantan Tengah, Efrizon Marzuki yang dihubungi terpisah, mengaku telah meninjau tempat kejadian dan telah melaporkan kepada Pemkab Kuansing. Nanti berapa bantuan, Pemkablah yang akan memberikan.
Kemudian, Kabag Kesra Setda Kuansing, M Refendi Zukman yang dikonfirmasi terkait bantuan kepada korban banjir ini, menagatakan, pihaknya akan menunggu laporan dari pemerintah kecamatan. Sehingga nanti, setelah menerima laporan, pihaknya bisa menyalurkan bantuan