KUPANG-MICOM: Pencarian terhadap dua korban banjir di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga Kamis (22/12) belum membuahkan hasil. Pencarian dilakukan keluarga korban dan warga setempat sudah berlangsung sejak musibah Minggu (18/12), dengan menggunakan peralatan seadanya seperti sekop dan cangkul.
Warga telah menemukan lokasi tanda-tanda keberadaan korban, yakni berjarak sekitar 50 meter dari rumah mereka. Rumah milik korban juga hanyut terbawa banjir dalam musibah tersebut.
"Lokasi yang diduga tempat tertimbunnya dua korban masih dikerubuti lalat. Pencarian terhambat karena di lokasi itu banyak batu besar yang sulit dipindahkan warga," kata Leddy Soriwutun, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) Sanlima Kupang yang sedang bertugas di Palue, Kamis pagi.
Banjir yang menerjang Desa Lidi di pulau tersebut merusak dua gedung sekolah, sejumlah rumah penduduk, jalan raya. Korban banjir sebanyak enam orang, empat di antaranya ditemukan selamat, sedangkan dua orang belum ditemukan, yakni Theresia Tia, 47, dan anaknya, Saskia, 6.
Menurut Leddy, tim penolong yang diharapkan membantu pencarian dua korban belum datang ke lokasi musibah.
Pulau Palue terletak di bagian barat Pulau Flores, ditempuh dengan perahu motor dari Maumere, ibu kota Sikka selama enam jam. Jika berlayar, pesisir Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, hanya ditempuh selama 30 menit.