Pekanbaru (ANTARA News) - Berbagai jenis penyakit, mulai dari diare akibat kuman dalam tubuh, kadas atau iritasi kulit bahkan hingga Infeksi saluran pernafasan akun (ISPA) saat ini tengah menjangkiti ratusan korban banjir Kota Pekanabaru, Riau.
Data Dinas Kesehatan setempat, Kamis (5/1) menguraikan, ada lebih 750 jiwa korban banjir yang kini menderita berbagai penyakit tersebut. Jumlah ini menurut pejabat berwenang di instansi itu sangat dimungkinkan bertambah mengingat banyak pusat kesetan masyarakat yang belum melaporkan data pasiennya.
"Kalau tidak salah ingat, dari 750 jiwa warga korban banjir itu, sekitar 127 diantaranya terserang diare, 200 Ispa dan selebihnya menderita berbagai jenis penyakit kulit seperti kadas dan lainnya," kata Kepala Seksi Pengamatan Penyakit dan Krisis Bencana pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Pekanbaru Muhammad Napiri.
Napiri yang ditemui di Pekanbaru mengatakan, sejauh ini pihaknya melalui pusat-pusat kesehatan masyarakat yang berada di tiap kecamatan khususnya wilayah yang sebelumnya terendam banjir terus melakukan pandataan korban.
"Tentunya, selain pendataan kami juga melakukan pertolongan pertama, yakni dengan memberikan sejumlah obat-obatan yang dibutuhkan," katanya.
Saat ini, kata Napiri, Diskes bersama pihak-pihak terkait juga telah menyepakati untuk terus memantau rutin kondisi sejumlah warga di daerah-daerah yang sempat dilanda banjir tahunan itu.
"Upaya ini kami lakukan dengan memanfaatkan Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat-red) Keliling yang juga digerakan di masing-masing kecamatan," ujarnya.
Sejak Desember
Warga korban banjir di beberapa lokasi di Kota Pekanbaru mulai mengeluh karena terserang beberapa jenis penyakit, khususnya penyakit kulit, juga diare, sejak akhir Desember 2011 lalu.
Sementara informasi dari sejumlah korban banjir di beberapa lokasi menyebutkan, bantuan layanan kesehatan baru mereka dapatkan dalam dua hingga tiga hari terakhir.
Data resmi Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru menyebutkan, banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Siak dan sejumlah sungai lainnya sempat mengakibatkan sekitar seribuan keluarga yang berada di beberapa kecamatan menjadi korban.
Kepala Dinas Sosial dan Pemakaman Pekanbaru, Husnimar Abdullah menguraikan, salah satu wilayah yang terendam banjir akibat luapan sungai yakni Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai, tepatnya di wilayah Rukun Warga 14 meliputi Rukun Tetangga (RT) 1, 3 dan RT 4 serta RT 5.
"Kondisi banjir terparah ini terpantau jelas di Jalan Nelayan dan Komplek Perumahan Mutiara Witayu. Banjir bahkan sempat menggenangi rumah-rumah penduduk yang di huni lebih 580 kepala keluarga (kk)," katanya.
Selanjutnya, banjir terparah juga melanda Kelurahan Rumbai Bukit, Kecamatan Rumbai, khususnya di Jalan Sri Indra atau Komplek Perumahan Citra Palas Sejahtera.
"Di Rumbai Bukit, ada sekiatar 118 rumah yang sempat terendam banjir. Korbannya ada sekitar 148 kk," ujarnya.
Kemudian, kata Husnimar, banjir juga melanda hingga Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, ada sebanyak 500 rumah dan 500 kk yang menjadi korban bencana itu.
"Lalu ada juga di Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Limapuluh. Banjir merendam satu pemukiman yang merada di RW 5," katanya.
Dan terakhir banjir juga merendam wilayah Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Senapelan, tepatnya di wilayah RW 6 meliputi RT 1 dan RT 2. Untuk wilayah ini ada sebanyak 30 rumah yang tergenang.