JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup (Kemen LH) mengeluarkan warning Jakarta akan dikepung banjir besar di penghujung Januari ini. Ancaman banjir besar yang akan terjadi ini, diprediksi bisa mengganggu kinerja pemerintah pusat. Gerakan Indonesia Bersih yang dicanangkan tahun lalu belum membuahkan hasil.
Prediksi dari KLH ini merupakan kumpulan dari informasi yang dihimpun dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) dan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antarika Nasional). Dalam prediksi ini, seluruh wilayah DKI Jakarta tidak luput dari ancaman banjir.
Untuk wilayah Jakarta Pusat, kecamatan yang terancam banjir seperti Gambir, Menteng, Cempaka Putih, Kemayoran, Senen, Tanah Abang, dan Sawah Besar. Di lokasi-lokasi ini, terdapat pusat-pusat pemerintahan. Termasuk istana presiden dan gedung DPR/MPR. Selain itu juga ada pusat grosis tekstil terbesar se Asia Tenggara yaitu pasar Tanah Abang. Dan juga ada pusat infrastruktur transportasi seperti stasiun kereta api Tanah Abang, Gambir, dan Senen.
Sementara itu, wilayah lain yang terancam banjir di Jakarta Selatan seperti Kebayoran Baru, Cilandak, Pancoran, dan Mampang Prapatan. Di wilayah Jakarta Barat banjir bakal menggenangi Cengkareng, Grogol, Kali Deres, dan Kebon Jeruk. Banjir mengancam pemukiman padat penduduk di Jakarta Timur serta Jakarta Utara.
Men-LH Balthasar Kambuaya di Jakarta kemarin (12/1) menuturkan, banyak sekali penyebab ancaman banjir yang akan mengepung Jakarta ini. Diantaranya adalah siklus hujan lima tahunan dan pemanasan global. Dia mengatakan, pola hujan awal 2012 ini sama dengan pola hujan 2006 dan 1992 yang memicu banjir besar di Jakarta.
"Tetapi jangan dilupakan masyarakat juga punya andil menimbulkan ancaman banjir ini," kata dia. Kambuaya mengatakan, program Gerakan Indonesia Bersih perlu ditingkatkan lagi di Jakarta. Dia menyebutkan, perilaku masyarakat Jakarta masih belum ramah lingkungan. Terutama untuk urusan mengelola sampah.
KLH mencatat, 600 m3 (meter kubik) samah warga Jakarta dibuang ke Sungai Ciliwung setiap hari. Kondisi ini dipicu dari perilaku sekitar 29% masyarakat sekitar sungai yang selalu membuang sampah ke sungai."Sampah ini jika ditimbun dengan ketinggian 20 cm, butuh tujuh buah lapangan sepak bola untuk menampungnya," kata dia.
Sampah yang banyaknya minta ampun ini menurut Kambuaya, bisa menyumbat aliran sungai Ciliwung. Di satu sisi sungai Ciliwung yang bekelok-kelok melewati Jakarta menjadi saluran pembuangan air dari Bogor, kota yang dikenal dengan sebutan kota hujan. Jika aliran sungai Ciliwung tersumbat, banjir di Jakarta sudah tidak bisa dihindari. "Paling parah tentu di sekitar bantaran sungai," katanya.
Berdasarkan informasi dari BMKG dan LAPAN bencana banjir diprediksi terjadi pada akhir Januari dan awal Februari. Penyebabnya adalah akumulasi curah hujan dan sirkulasi angin yang mengarah ke pulau Jawa.
Menurut BMKG, curah hujan pada Januari 2012 diprediksi berada pada kisaran tinggi-sangat tinggi (antara 300-500 mm). Pada Februari 2012 masih dalam kisaran curah hujan yang tinggi (antara 300-400 mm). Curah hujan terpantau semakin menurun pada bulan Maret (kisaran menengah, antara 200-300 mm)