TEMPO.CO, Pasuruan - Banjir bandang kembali menerjang Pasuruan, Senin, 23 Januari 2012, setelah dua hari hujan deras mengguyur. Banjir menerjang empat kecamatan meliputi Kraton, Pohjentrek, Bangil, dan Beji. Ribuan rumah terendam banjir, tapi tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. "Air mulai surut. Sebelumnya mencapai 1,5 meter," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Yudha Triwidya.
Kini warga bergotong royong membersihkan rumah dari lumpur dan air. Termasuk peralatan rumah tangga dan mebel yang terendam banjir. Namun warga menolak evakuasi dan mengungsi ke daerah yang lebih aman. Mereka memilih menetap di rumah sambil menjaga barang berharga miliknya. "Jika ditinggal mengungsi, khawatir pencuri masuk rumah," kata warga Kalirejo, Sutrisno.
Untuk mengantisipasi kejadian yang lebih besar, pemerintah setempat menyiagakan sejumlah perahu karet untuk mengevakuasi korban. Pemerintah juga mendirikan dapur umum di Desa Kalirejo Kacamatan Kraton. Setiap hari disiapkan 5 ribuan bungkus makan untuk korban banjir. Mereka setiap hari mendapat dua kali makan dengan menu yang berbeda.
Selain itu, juga disiapkan obat-obatan, dokter, dan paramedis yang memantau kondisi korban. Tujuannya, untuk mencegah serangan penyakit yang sering diderita korban banjir. Antara lain diare, karena kebersihan lingkungan permukiman warga tak terjaga.
Banjir juga merendam 60 hektare tambak, sehingga aneka jenis ikan budi daya hanyut terseret banjir. Demikian juga dengan sawah petani yang gagal panen karena tanaman padi terendam banjir. Seluas 45 hektare sawah petani terendam banjir. Banjir terjadi akibat luapan Sungai Kedunglarangan. Selama sebulan ini dua kali Pasuruan diterjang banjir bah.