PROBOLINGGO, KOMPAS.com- Banjir bandang yang menerjang Desa Patemon, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, Sabtu malam, sangat mengejutkan warga yang tinggal di tepian Kali Pekalen.
Salah seorang korban, Budi (35), menyatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.00-22.00. Ketika itu, penjual bakso dan mie ayam yang rumahnya menghadap Sungai Pekalen itu sudah bersiap tidur.
"Tiba-tiba ada tetangga berteriak-teriak. Awalnya saya kira ada rampok. Saat saya buka pintu ternyata air masuk dengan derasnya dan menyapu seisi rumah tanpa bisa diselamatkan," kata Budi, Minggu (29/1/2012).
Air begitu derasnya dengan cepat masuk rumah begitu pintu dibuka. "Saya dan istri awalnya ingin mengambil barang yang bisa diselamatkan, namun tidak bisa karena dihantam air begitu hebatnya. Akhirnya saya dan istri berpegangan tangan berusaha menyelamatkan diri. Yang penting selamat dahulu," ujar Budi.
Setelah berenang menembus terjangan air selama beberapa saat, suami istri itu akhirnya menemukan tempat aman. Saat melihat rumahnya, Budi baru sadar bahwa rumahnya jebol diterjang banjir. Seluruh hartanya di dalam rumah termasuk sepeda motor, emas seberat lebih kurang 27 gram, uang Rp 60 juta, dan perabotan lain milik Budi dan istrinya ludes diterjang air bah ludes. Bahkan mobil isuzu panther yang berada di halaman rumahnya pun tak lagi kelihatan.
Hingga Minggu pagi, sejumlah kerabat dan tetangga korban terlihat mengais-ngais genangan air yang masih setinggi 50 cm-1 meter di samping rumah Budi. Berharap menemukan harta benda yang hanyut.
Banjir luapan Kali Pekalen ini melanda setidaknya lima desa di kecamatan Krejengan yaitu Desa Gebangan, Sumber Katimoho, Rawan, Opo-Opo dan Patemon. Desa Patemon mengalami kerusakan paling parah karena selain 16 rumah rusak, dua ruang kelas jebol, juga kerugian harta benda ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.