logo2

ugm-logo

Transisi menuju Fase Pemulihan Pandemik COVID-19

https://www.hadalsame.com/wp-content/uploads/2020/12/b1-3.png

Dalam proses transisi untuk pulih dari pandemic COVID-19 membutuhkan dukungan penyesuaian dan perbaikan kebijakan dari pemerintah. Pandemik ini menuntut kita untuk berpikir lebih jauh terkait siklus manajemen risiko bencana dalam kasus biologis dan kemungkinan terancam bahaya bencana lainnya. Artikel berikut membahas arahan kebijakan yang harus dipertimbangkan selama fase menuju transisi dan fase transisi. Disarankan bahwa untuk merespon tantangan global dari pandemik ini membutuhkan kolaborasi internasional yang cukup besar (bahkan konvensi) dan perubahan kebijakan skala makro ke kebijakan global dan nasional. Masalah pemulihan ini akan didominasi oleh politik, ekonomi dan ilmu sosial. Respon pandemik diupayalan menjadi respon yang holistic dikombinasikan dengan kelengkapan pengolaan data yang lebih baik dan sistem kesehatan masyarakat. Sementara banyak negara hanya mengelola berbagai aspek dari fase respon, COVID-19 kemungkinan besar akan mereda pada akhirnya melalui vaksinasi dan selanjutnya aka nada periode pemulihan. Salahs atu manufer kebijakan awal yang banyak dilakukan oleh pemerintah pada masa pemulihan adalah mengembalikan aktivitas ekonomi ke normal. Beberapa pertimbangan kebijakan dalam transisi menuju pemulihan selengkapnya Klik Disini

Realisasi Baru Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana dalam Konteks Pandemi Global: Pelajaran dari Jepang

Pandemi COVID-19 global telah menantang berbagai sektor pembangunan, termasuk pendidikan. Dalam artikel ini, dua analisis utama diberikan: satu tentang bahaya biologis pandemi dalam konteks Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015 − 2030, yang menganalisis dampak keseluruhan pada sektor pendidikan. Kemudian peneliti membahas dampak keseluruhan pada sektor pendidikan, dengan fokus khusus pada pendidikan pengurangan risiko bencana (PRB) dan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan (education for sustainable development/ ESD). Pendidikan pengurangan risiko bencana dan ESD dianalisis dari perspektif hubungan sekolah – komunitas - keluarga. Analisa kasus spesifik respon COVID-19 di bidang pendidikan dipaparkan dari Kota Omuta, Jepang, yang dianggap sebagai kota champion untuk ESD. Empat fase respon di Kota Omuta ditandai dengan tiga fokus spesifik: (1) memitigasi dampak COVID-19 pada program dan peserta pendidikan; (2) mencegah penyebaran keparahan atau (eksaserbasi) penularan COVID-19 di dalam dan di luar sekolah; dan (3) menjaga integritas program pendidikan meski tertular. Pelajaran utama dirangkum dalam bagian penutup, yang mengeksplorasi pentingnya (1) tata kelola pendidikan (pada pengambilan keputusan kritis) selama pandemi serta dengan risiko berjenjang; (2) peningkatan hubungan sekolah – komunitas - keluarga sebagai kesamaan respon pandemi antara pendidikan ESD dan PRB; (3) komunikasi risiko dan perilaku warga; dan (4) penggunaan teknologi. Peneliti berpendapat bahwa integrasi kesehatan dan pendidikan PRB itu penting, ketahanan perlu didefinisikan ulang dalam hal tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), dan bahwa pendidikan memainkan peran penting dalam mencapai tujuan tersebut.  Artikel ini dipublikasikan pada 2021 di jurnal Springer Link

Selengkapnya

 

More Articles ...