logo2

ugm-logo

203 Bencana Alam Terjadi Dalam 20 Hari

74 Tewas, 203 Bencana Alam Terjadi Dalam 20 Hari

Jakarta, CNBC Indonesia- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat Ada 203 kejadian bencana hingga 20 Januari 2019 pukul 10.00 WIB.

Bencana puting beling mendominasi pada awal tahun ini, diikuti oleh banjir dan tanah longsor. Setidaknya ada 800.124 jiwa mengungsi, dan tercatat sebanyak 74 jiwa meninggal dunia, sementara 83 jiwa luka-luka. Tercatat pula 8 orang hilang dalam bencana awal tahun ini.

BNPB mencatat bencana yang terjadi antara lain 90 bencana puting beling, 63 bencana banjir, 45 tanah longsor, 3 kejadian karhutla dan 2 kejadian gelombang pasang dan abrasi.

BNPB Catat 203 Bencana Hingga 20 Januari 2020

Foto: Bencana Januari 2020. (Dok: BNPB)

Sejumlah sarana dan prasarana tercatat mengalami kerusakan. Ada 38 kantor rusak dan 93 jembatan rusak akibat bencana tersebut.

Sementara itu, ada 3.175 rumah rusak berat, 2.187 rumah rusak sedang, dan 6.786 rumah rusak ringan. Totalnya ada 12.148 rumah yang rusak karena bencana.

Fasilitas umum juga tercatat mengalami kerusakan antara lain 118 fasilitas pendidikan, 4e fasilitas peribadatan dan 11 fasilitas kesehatan. Sehingga totalnya, ada 171 fasilitas rusak akibat bencana alam yang terjadi sejak 1 Januari hingga 20 Januari 2020.

BNPB Imbau Agar Warga tak Menonton Bencana

Bencana banjir bandang. BNPB mengimbau warga tak menonton bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo mengimbau agar masyarakat tidak menjadikan bencana sebagai tontonan. Pernyataanya ini menyikapi putusnya jembatan gantung akibat warga menonton banjir bandang di Kecamatan Padang Guci Hulu, Bengkulu pada Ahad (19/1) sore.

"BNPB mengimbau kepada masyarakat agar tidak menjadikan peristiwa alam sebagai tontonan karena dapat berpotensi menjadi bencana baru sebagaimana yang menimpa warga saat menyaksikan banjir bandang dari atas Jembatan Gantung Cawang," ujar Agus dalam siaran pers, Senin (20/1).

Agus mengatakan, putusnya Jembatan Gantung Cawang ternyata bukan disebabkan oleh terjangan banjir bandang sehingga menimbulkan korban jiwa. Namun, melalui komunikasi lebih lanjut dan verifikasi data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kaur, tampaknya putusnya jembatan diduga dikarenakan tidak kuat menahan beban.

"Para warga tengah menonton aliran sungai berjumlah 30 orang jatuh ke sungai setelah Jembatan Gantung Cawang putus karena tak kuat menahan beban dari para warga," ucapnya.

Sampai Senin sore ini, menurut Agus, korban meninggal dalam insiden tersebut berjumlah sembilan orang. Satu orang masih dinyatakan hilang dan 20 orang lainnya selamat.

Berikut ini nama-nama korban meninggal dunia menurut perkembangan olah data lapangan hingga Senin (20/1) pukul 14.00 WIB:

1. Emilia binti Minut warga Desa Manau 9/2
2. Yeni binti Kamharudin warga Desa Manau 9/2
3. Pio bin Didi warga Desa Bungin Tambun
4. Peri Rahman bin Tisri warga Desa Pulau Panggung
5. Migi bin Jon armada warga Desa Rigangan
6. Mika binti Sus warga Desa Bungin Tambun 3
7. Viki bin Ida warga Desa Pulau Panggung
8. Intan Guspani binti Indi warga Desa Bungin Tambun 2
9. Guspial bin Sarpudin warga Desa Tanjung Ganti

"Sedangkan warga yang masih dalam pencarian adalah Ipan bin Ujang B desa Pulau Panggung," ujar Agus.

More Articles ...