logo2

ugm-logo

Ganjar berharap Desa Saudara jadi percontohan nasional hadapi bencana

Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap Program Desa Saudara (Sister Village) bisa menjadi percontohan di tingkat nasional dalam penanganan dan pengurangan risiko berbagai bencana alam.

"Desa Saudara dalam penanganan bencana ini keren, apalagi melibatkan dua kabupaten. Ini bisa dijadikan percontohan nasional, jadi urusan bencana itu tidak ada urusan dengan suku agama ras golongan ataupun kesukuan," kata Ganjar saat mengunjungi Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Rabu.
Desa Saudara atau Sister Village yang terdiri dari dua desa itu mempunyai fungsi jika salah satu desa tersebut mengalami bencana alam, maka desa yang satunya menjadi tujuan pengungsian sehingga bisa mengurangi risiko bencana maupun jumlah korban.

Desa Tlogolele sendiri mempunyai dua Desa Saudara yakni Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali, dan Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Menurut Ganjar, cara kerja sama pada Desa Saudara itu menunjukkan rasa persatuan dan ke-Indonesiaan-nya, serta nilai-nilai yang dipraktikkan warga Desa Tlogolele itu harus dijaga dan ditularkan ke berbagai pihak.

Langkah selanjutnya, Ganjar kini telah menyiapkan untuk membantu warga Desa Tlogolele berlatih evakuasi sebagai cara pengurangan risiko bencana.

"Kalau di negara maju mereka latihan dua kali satu tahun, nah kita satu kali setahun saja sudah bagus. Ini kita siaga Merapi seperti ini masyarakat bisa sadar betul. Termasuk ternaknya. Saya terima kasih perangkat desa dan kecamatannya bagus. Tadi juga tanya kepada warga bagaimana takut tidak, tidak Pak. Sudah biasa," ujarnya.

 

 

 

Langsa Gelar Rakor Rencana Penanggulangan Bencana 2020-2022

LANGSA - Pemerintah Kota (Pemko) Langsa menggelar rapat koordinaasi (Rakor) penyusunan Rencana Pen­anggulangan Bencana (RPB) Kota Langsa 2020-2022. Ke­giatan yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dibuka oleh Wakil Wali Kota Langsa, Dr H Marzuki Hamid MM di Hotel Harmoni Langsa, Rabu (8/7).

Marzuki Hamid menga­takan kawasan rawan ben­cana alam di daerah agar dapat dimasukkan ke dalam penyusunan Rencana Pen­anggulangan Bencana (RPB) Kota Langsa tahun 2020-2022. Dia meminta SKPK ter­kait dapat memetakan wilayah yang berpotensi bencana banjir, kebakaran, dan keke­ringan.

“Peta wilayah bencana yang ada di daerah terma­suk di Kota Langsa ini harus dimasukkan dalam peny­usunan rencana PRB tahun 2020-2022,” ujarnya. Marzuki Hamid menambahkan, untuk penyusunan RPB ini harus dilakukan dengan cermat, melibatkan seluruh pihak ter­kait supaya dapat diusulkan dalam Peraturan Walikota (Perwal) Kota Langsa. Dia menilai dalam menga­tasi bencana selama ini sering terjadi terjadi kepanikan, mun­gkin masih kurangnya Standar Operasional Prosedur (SOP) dan RPB dalam bekerja, baik dari personil penanggulangan bencana itu sendiri maupun masyarakat yang terkena musi­bah.

“Mudah-mudahan darui hasil rakor yang dilaksanakan oleh BPBA ini dapat melahir­kan SOP dan RPB yang tepat, cepat dan terukur,” pungkas Wakil Wali Kota.

Sedangkan Kasi Kesiap Siagaan BPBA,Fazli SKM Mkes menyebutkan rakor ini untuk memberikan pan­duan memadai bagi Pemko Langsa, dalam hal kegiatan penanggulangan bencana. Menurut Fazli, untuk men­goptimalkan penanggulangan bencana harus difokuskan pada indikator penilaian kap­asitas daerah tersebut. Dia menambahkan juga harus parameter risiko bencana dasar yang jelas dan terukur, serta melindungi masyarakat di seluruh wilayah ini dari bencana.(hbl)

More Articles ...