logo2

ugm-logo

Negara-negara yang Disebut Jadi Episentrum Covid-19 di Dunia

KOMPAS.com - Lebih dari enam bulan sejak pertama kali dilaporkan, wabah virus corona kini telah dan masih terus menyebar ke seluruh benua.

Kasus Covid-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan, China, pada akhir 2019.

Pusat penyebaran Covid-19 kemudian bergeser ke Eropa dan kini berpindah ke Amerika Latin.

Hal itu seperti disampaikan Badan Kesehatan Dunia ( WHO) pada akhir Mei 2020. WHO menyebutkan, terjadi kenaikan kasus yang signifikan di kawasan Amerika Tengah dan Amerika Selatan. 

Sampai saat ini, virus corona telah menginfeksi hampir 12 juta orang dengan 546.318 kematian, dan lebih dari 7 juta pasien dinyatakan sembuh.

Kendati sebagian besar negara tengah melonggarkan penguncian, tapi beberapa di antaranya kini masih menjadi episentrum virus corona.

Berikut sejumlah negara yang disebut jadi episentrum virus corona di dunia:

China

China merupakan negara yang pertama kali melaporkan temuan kasus Covid-19. Sempat tidak melaporkan kasus infeksi baru dalam beberapa bulan, kini Negeri Tirai Bambu itu disebut akan menghadapi gelombang kedua virus corona.

Meski laporan kasus harian di bawah angka 10, China kembali melakukan penguncian di sejumlah daerahnya, termasuk Ibu Kota Beijing.

Hingga saat ini, China telah melaporkan 84.941 kasus infeksi dengan 4.641 kematian.

 

Amerika Serikat

Lembaga non-profit yang didirikan Jeffrey Newman bersama para sukarelawan membagikan tas ransel berisi perlengkapan yang dibutuhkan di masa pandemi Covid-19. Tas ransel dibagikan ke sejumlah tunawisma,  utamanya di New York.Dok. Jeffrey Newman via GMA Lembaga non-profit yang didirikan Jeffrey Newman bersama para sukarelawan membagikan tas ransel berisi perlengkapan yang dibutuhkan di masa pandemi Covid-19. Tas ransel dibagikan ke sejumlah tunawisma, utamanya di New York.

Dengan lebih dari 3 juta kasus infeksi, Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus tertinggi virus corona.

Bahkan, pandemi di Negeri Paman Sam ini belum menunjukkan tanda akan berakhir.

Dilansir dari CNN, Rabu (8/7/2020), AS pertama kali melaporkan kasus pada 21 Januari 2020 dan dalam 99 hari sudah menginfeksi 1 juta jiwa.

Pada 43 hari berikutnya, negara itu telah melaporkan 2 juta kasus infeksi dan mencapai 3 juta pada 28 hari kemudian.

Terbaru, lebih dari 60.000 kasus baru dilaporkan pada Rabu kemarin. Meski demikian, angka kematian di AS secara umum telah mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Kasus Baru Covid-19 di Amerika Serikat Meroket, Tapi Kenapa Kurva Kematian Rata?

Brazil

Presiden Brasil Jair Bolsonaro terlihat batuk ketika menghadiri demonstrasi menentang lockdown Covid-19 di Brasilia, 19 April 2020.AFP via BBC Presiden Brasil Jair Bolsonaro terlihat batuk ketika menghadiri demonstrasi menentang lockdown Covid-19 di Brasilia, 19 April 2020.

Bermula dari sikap Presiden Jair Bolsonaro yang menganggap virus corona sebagai flu biasa, Brazil kini menjadi episentrum virus corona di Amerika Latin.

Negeri Samba itu memiliki lebih dari 1,6 juta kasus infeksi dengan 66.741 kematian.

Pada Selasa (7/7/2020), Bolsonaro mengonfirmasi dirinya telah dinyatakan positif Covid-19 kepada wartawan dan mengklaim telah menggunakan hidroksiklokuin, obat anti-malaria yang tak terbukti efektif mengobati virus corona.

"Aku baik-baik saja, normal. Aku bahkan ingin berjalan-jalan di sini, tapi aku tidak bisa karena rekomendasi medis," kata Bolsonaro, dikutip dari Aljazeera, Rabu (8/7/2020).

Presiden berusia 65 tahun itu sering muncul di depan umum untuk berjabat tangan dengan pendukungnya dan bertemu banyak orang, sesekali tanpa mengenakan masker.

Dengan tingginya kasus di Brazil, pada akhir Mei 2020, AS menganggap negara itu menjadi episentrum Covid-19 dan melarang pengunjung dari negara tersebut ke wilayah Amerika Serikat.

Baca juga: Presiden Brazil Positif Covid-19, Ini Daftar 7 Pemimpin Negara yang Terinfeksi Corona

India

Tenaga kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) membawa jenazah seorang warga yang meninggal dunia akibat penyakit virus korona (COVID-19) di sebuah krematorium di New Delhi, India, Rabu (24/6/2020).ANTARA FOTO/REUTERS/ANUSHREE FADNAVIS Tenaga kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) membawa jenazah seorang warga yang meninggal dunia akibat penyakit virus korona (COVID-19) di sebuah krematorium di New Delhi, India, Rabu (24/6/2020).

Di Asia, India disebut menjadi episentrum baru virus corona dengan 742.417 kasus infeksi dengan 20.642 kematian, tertinggi di Asia.

Melansir Times of India, Kamis (9/7/2020), India mencatatkan lonjakan kasus infeksi tertingginya pada Rabu dengan 25.530 kasus.

Negara berpenduduk lebih dari 1,3 miliar ini telah melaporkan rata-rata 22.000 infeksi setiap hari selama seminggu terakhir dengan tingkat pertumbuhan 3,5 persen.

Lonjakan itu datang di tengah peningkatan pengujian di seluruh negeri dalam beberapa hari terakhir.

Sementara itu, negara bagian Benggala Barat telah mengumumkan penguncian ketat di daerah-daerah tertentu dimulai sejak hari ini, Kamis setelah lonjakan kasus baru.

 

Italia

Setelah kasus di China mereda, Italia sempat menjadi episentrum virus corona baru dan menjadi perhatian seluruh dunia.

Saat ini, Negeri Pizza itu telah berada pada tahap pemulihan usai kasus infeksi yang terus melandai.

Penguncian telah dilonggarkan dan aktivitas ekonomi secara perlahan mulai hidup kembali.

Bagaimana dengan Indonesia? 

Sejumlah Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) mengikuti rapid test COVID-19 di Medan, Sumatera Utara, Selasa (7/7/2020). KPU Medan melaksanakan rapid test terhadap 4.292 PPDP yang bertujuan untuk memastikan seluruh petugas dalam keadaan sehat dari virus COVID-19 dan memberikan rasa kenyamanan kepada masyarakat yang ikut memilih dalam Pilkada Kota Medan 2020. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/foc.ANTARA FOTO/SEPTIANDA PERDANA Sejumlah Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) mengikuti rapid test COVID-19 di Medan, Sumatera Utara, Selasa (7/7/2020). KPU Medan melaksanakan rapid test terhadap 4.292 PPDP yang bertujuan untuk memastikan seluruh petugas dalam keadaan sehat dari virus COVID-19 dan memberikan rasa kenyamanan kepada masyarakat yang ikut memilih dalam Pilkada Kota Medan 2020. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/foc.

Pada Rabu, Indonesia melaporkan kasus infeksi harian tertinggi dengan 1.853 kasus, sehingga total menjadi 68.079 kasus.

Angka itu menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara dan Asia Timur di luar China. Sebanyak 31.585 pasien telah dinyatakan sembuh dan 3.359 meninggal dunia.

Sampai saat ini, kasus infeksi di Indonesia belum menunjukkan tanda penurunan tren. Bahkan, laporan harian melebihi angka 1.000 dalam beberapa minggu terakhir.

Pada akhir Juni lalu, Sydney Morning Herald (SMH) memberitakan, Indonesia berpotensi menjadi episentrum virus corona dunia.

Media itu menyoroti tingginya kasus infeksi harian di Indonesia yang mencapai lebih dari 1.000 kasus. Menanggapi hal itu, dosen public health di University of Derby Dono Widiatmoko mengatakan, Indonesia bahkan saat ini sudah menjadi episentrum baru virus corona dunia.

"Menurut saya sudah, bukan cuma bisa, sudah jadi episentrum baru virus corona di dunia," kata Dono saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/6/2020).

Dono menjelaskan, episentrum merupakan pusat terjadinya infeksi virus corona secara massal dalam populasi.

Menanggapi prediksi Indonesia berpotensi jadi episentrum baru, Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Langkah ini salah satunya untuk mencegah potensi Indonesia menjadi episentrum baru penyebaran Covid-19.

Bertambah 344 Kasus Covid-19 di Jakarta, Lonjakan Tertinggi Sejak Kasus Perdana

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta menembus angka 13.069 pasien per Rabu (8/7/2020) kemarin. Artinya bertambah 344 pasien dibandingkan data terakhir pada Selasa (7/7/2020).

Tambahan jumlah pasien positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir itu merupakan tambahan kasus tertinggi sejak munculnya kasus pertama di Ibu Kota, pada 3 Maret 2020.

Informasi itu dapat terlihat dari grafik kasus harian positif Covid-19 di Jakarta pada situs web corona.jakarta.go.id.

Dengan demikian, tambahan kasus positif Covid-19 pada Rabu kemarin, melampaui puncak kasus di Jakarta yang terjadi 5 Juli 2020.

Saat itu, tercatat penambahan kasus sebanyak 256 pasien yang dilaporkan positif terinfeksi virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2).

Berdasarkan data yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti melalui keterangan tertulis, dari 13.069 pasien positif Covid-19 pada Rabu kemarin, tercatat 8.424 pasien telah dinyatakan sembuh.

Sementara pasien Covid-19 yang meninggal dunia berjumlah 667 orang.

"Kemudian sampai dengan hari ini kami laporkan, 417 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 3.561 orang melakukan self isolation di rumah," jelas Widyastuti, Rabu.

Tren penambahan kasus positif Covid-19 di Jakarta memang menunjukkan peningkatan dalam beberapa hari terakhir, khususnya sejak perpanjangan masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi pada 3 Juli 2020.

Pada hari terakhir PSBB transisi, yakni Kamis (2/7/2020), tercatat ada penambahan 198 kasus baru positif Covid-19 di Ibu Kota.

Jumlah kasus baru sempat menurun pada Jumat (3/7/2020) dengan tambahan 144 kasus.

Kemudian, pada Sabtu (4/7/2020) jumlah penambahan kasus kembali meningkat menjadi 215 kasus baru positif Covid-19 di Jakarta.

Selanjutnya, pada Minggu (5/7/2020), jumlah kasus baru Covid-19 adalah 256 kasus.

Jumlah kasus baru sempat menurun lagi pada Senin (6/7/2020) dibandingkan hari sebelumnya, yakni 231 kasus.

Jumlah kasus baru kembali menurun pada Selasa (7/7/2020) dengan penambahan 199 kasus.

Penjelasan Dinkes

Widyastuti menjelaskan alasan lonjakan tambahan kasus baru positif Covid-19 di Ibu Kota, Rabu kemarin.

Menurut Widyastuti, penambahan kasus disebabkan adanya jumlah WNI yang baru tiba di Indonesia dan transit di Jakarta.

Tercatat 51 orang dari total penambahan kasus positif Covid-19 di Jakarta pada Rabu kemarin merupakan WNI yang baru kembali dari luar negeri.

"Warga Negara Indonesia yang baru kembali dari luar negeri beralamat tinggal dari berbagai provinsi, namun untuk sementara transit dan menjalani isolasi di Jakarta sebanyak 51 orang," kata Widyastuti.

Sementara itu, sebanyak 36 orang dari total penambahan kasus merupakan laporan kasus akumulasi dalam satu bulan terakhir yang baru dilaporkan dari salah satu Laboratorium Rumah Sakit.

Sisanya, yakni 257 orang merupakan penemuan kasus baru dari rumah sakit dan puskesmas, baik dari pasien, hasil contact tracing maupun active case finding.

Perpanjangan PSBB Transisi dan Imbauan Anies

Adapun, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi hingga 14 hari ke depan hingga 16 Juli 2020.

PSBB transisi awalnya berakhir pada tanggal 2 Juli 2020.

Pada perpanjangan PSBB transisi, Pemprov DKI menghapuskan sistem ganjil genap di pasar serta menerjunkan 5.000 aparatur sipil negara (ASN) untuk memantau aktivitas di pasar.

Di samping itu, Pemprov DKI juga mengizinkan sektor hiburan dan rekreasi yang terdiri dari pemutaran film (bioskop), produksi film, dan penyelenggaraan pertunjukan atau nobar di ruang terbuka beroperasi pada 6-16 Juli 2020.

Pelaksanaan pertemuan atau kegiatan secara outdoor dan indoor juga diizinkan beroperasi pada periode tersebut.

Gelanggang rekreasi dan olahraga eperti lapangan golf, pusat kebugaran jasmani, gelanggang bola gelindingan atau bowling, seluncur atau ice skating, pusat kebugaran, dan rumah biliar atau bola sodok juga diperbolehkan beroperasi pada 12 sampai 16 Juli 2020.

Kendati demikian, selama masa PSBB transisi sebelumnya, Anies menyampaikan tingkat kedisiplinan warga terhadap penerapan protokol kesehatan masih rendah.

Oleh karena itu, dia mengimbau warga tetap rajin mencuci tangan, menggunakan masker, dan saling menjaga jarak selama beraktivitas pada masa perpanjangan PSBB transisi.

More Articles ...