logo2

ugm-logo

Mahasiswa UGM Bikin Aplikasi Permudah Penanganan Korban Bencana

Mahasiswa UGM Bikin Aplikasi Permudah Penanganan Korban Bencana

YOGYAKARTA - Lima mahasiswa UGM berhasil membuat aplikasi penyimpan riwayat medis kesehatan pasien korban bencana dalam bentuk digital. Aplikasi bernama Jejak Medis ini membantu petugas medis mengetahui riwayat medis pasien dan meminimalisir kesalahan dalam mengambil tindakan medis bagi korban bencana. 

Aplikasi ini mendapatkan penghargaan Gold Medal dan Taiwan Special Award dalam World Young Inventors Exhibition di acara International Invention, Innovation & Technology Exhibition (ITEX) 2019 di Malaysia, 2-4 Mei 2019 lalu. Mereka yang terlibat dalam pembuatan aplikasi ini adalah Eka Hafsari (Manajemen-Sekolah Vokasi 2017), Nadya Anggraini (Rekam Medis-Sekolah Vokasi 2017), Fairuz Khairunnisa (FKKMK 2017), Aziz Qomarul Firdaus (Teknologi Rekayasa Internet-Sekolah Vokasi 2017), dan Haris Hendrik (Fakultas Kehutanan 2018).

Nadya Angraini menjelaskan, ide membuat aplikasi Jejak Medis muncul karena dalam penangganan medis terhadap korban bencana, terutama yang dilakukan relawan, kebanyakan tidak memakai rekam medis. Padahal reka

"Karena itu April 2019 lalu kami membuat terobosan menciptakan aplikasi rekam medis guna mengatasi permasalahan tersebut. Baik bagi korban gempa maupun masyarakat umum," kata Nadya soal aplikasi tersebut di kampus UGM, Rabu (15/5/2019).

Fairuz Khairunnisa menambahkan, aplikasi Jejak Medis memiliki beberapa fitur, antara lain form rekam medis online dan offline, disaster management, konsultasi petugas, dan pasien.  Fitur rekam medis online dapat digunakan saat terdapat koneksi internet. Sedangkan  offline ketika tidak ada layanan internet.

"Untuk fitur disaster management berisi informasi umum saat bencana, baik daerah terkena bencana terdekat dan pascabencana yaitu crowdfunding," paparnya.

Selanjutnya dalam fitur konsultasi terdapat berbagai permintaan konsultasi dari pasien,  sehingga petugas kesehatan dapat menerima konsultasi sesuai bidangnya. Lewat fitur ini pasien dapat melakukan konsultasi dengan memilih fokus pelayanan dokter dan berbagai  keluhan nantinya langsung masuk ke permintaan konsultasi pada fitur dokter.

Sedangkan fitur aplikasi pasien memiliki tiga fitur utama yaitu riwayat medis, manajemen bencana, dan konsultasi. Fitur riwayat medis berfungsi untuk melihat resume kesehatan pasien yang berisi berbagai macam info hingga pantangan sebagai pasien, manajemen bencana berisi pra-bencana yaitu informasi umum bencana yang terintegrasi dengan BMKG sama seperti petugas kesehatan. 

"Lalu saat bencana terdapat fitur yang menunjukkan lokasi dengan tempat perlindungan terdekat dan pasca bencana berisikan fitur gotong-royong, crowdfunding, dan video motivasi kebencanaan," katanya.

Eka Hafsari mengungkapkan, aplikasi ini rencananya diluncurkan Juni nanti. Namun sebelum di-launching masih akan melakukan berbagai pengembangan aplikasi.

 

Bencana 30 Tahun Itu Kembali Menyapu Ratusan Rumah di Bengkulu

https: img-z.okeinfo.net content 2019 05 14 340 2055315 bencana-30-tahun-itu-kembali-menyapu-ratusan-rumah-di-bengkulu-cC4oqPiehD.jpg

BENGKULU - Genting merupakan salah satu Desa di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Daerah ini menjadi lokasi terparah banjir bandang yang menerjang provinsi berjuluk ''Bumi Rafflesia'' pada Jumat 26 April 2019. Beruntung, dalam bencana itu tidak korban jiwa.

Desa di Kecamatan Bang Haji itu luluh lantah dilumat banjir bandang yang membawa berbagai material. Kayu dan pepohonan yang disertai lumpur. Lumatan banjir bandang itu menyapu pemukiman penduduk yang dihuni 107 kepala keluarga (KK) di wilayah itu.

Terjang banjir bandang itu membuat pemukiman penduduk dipenuhi material lumpur dengan ketinggian sekira 30 sentimeter hingga 50 meter. Begitu juga sarana ibadah, pendidikan dan kantor desa. Banjir bandang itu dipicu luapan aliran Sungai Lemau yang berada di daerah itu.
 

Lumatan banjir bandang yang menerjang desa itu merupakan banjir terparah sepanjang 30 tahun terakhir. Air yang membawa material lumpur itu datang secara tiba-tiba, pada Jumat 26 April 2019, sekira pukul 22.01 WIB.

Dalam hitungan menit, air luapan dari Sungai Lemau itu membanjiri seluruh pemukiman penduduk di daerah itu. Ketinggian air yang mencapai 3 meter hingga 4 meter langsung meredam ratusan pemukiman penduduk.

Terjangan banjir bandang yang datang secara tiba-tiba itu mirip suara gemuruh ombak terdengar sangat kencang. Air luapan Sungai Lemau pun langsung memutuskan aliran listrik di wilayah itu. Ratusan kepala keluarga (KK) langsung berlarian menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi di daerah tersebut.

"Air sampai ke rumah sekira pukul 10 malam. Satu jam kemudian air sudah sampai ke atap rumah-rumah warga. Warga mendengar air yang datang seperti gemuruh ombak. Dalam hitungan menit air sudah tinggi," cerita Wagiman, warga Desa Genting kecamatan Bang Haji, Kabupaten Bengkulu Tengah, Minggu 13 Mei 2019.

"Suasana waktu itu gelap. Kami hanya memikirkan keselamatan keluarga, berenang mencari dataran tinggi dan tak bisa menyelamatkan harta benda," lanjut Wagiman.

Dari 107 KK yang ada di desa itu hanya lima 5 KK yang tak terdampak keganasan banjir bandang. Luapan air dari banjir bandang yang melululantakan kawasan itu baru surut dua hari kemudian atau Minggu 28 April 2019.

Sapuan terjangan banjir bandang yang begitu dahsyat menerjang Desa Genting itu merupakan bencana terparah sepanjang sejarah masyarakat menghuni daerah itu selama 30 tahun terakhir. Di mana tahun 1989, banjir sempat menerjang daerah itu. Hanya saja, banjir kala itu tidak membawa material lumpur.

"Dulu pernah ada banjir besar. Namun banjir tersebut tidak membawa material lumpur seperti banjir kali ini," cerita Yayak, warga Desa Genting Kecamatan Bang Haji, Kabupaten Bengkulu Tengah.

Pasca-banjir, berbagai elemen mulai dari organisasi kemasyarakatan, pemerintah, TNI, pun ikut membersihkan material longsor yang melumat pemukiman penduduk di daerah itu. Material longsor itu pun dibersihkan secara gotong-royong.

"Kami bekerja terus menerus untuk menyingkirkan material lumpur yang ada masuk ke dalam rumah," sampai Yayak.

Dua pekan pasca-bencana yang melanda Bengkulu. Duka mendalam masih dirasakan masyarakat yang terdampak di Desa Genting. Untuk merasakan duka itu orang nomor wahid di Provinsi Bengkulu menggelar berbuka puasa, salat bersama dengan masyarakat di desa yang menjadi daerah terparah terdampak banjir tersebut, pada Minggu 12 Mei 2019.

Kehadiran Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah itu tidak lain untuk memberi semangat kepada masyarakat yang terdampak banjir. Tidak hanya itu, Gubernur Bengkulu beserta rombongan juga memberikan bantuan. Berupa, 107 unit lampu emergensi, tas sekolah buat anak-anak, alat kebersihan, 1 tangki air bersih, kelambu tidur, masker, sembako dan serta tali kasih untuk 107 KK warga tersampak banjir.

 

More Articles ...