logo2

ugm-logo

Waspada Hujan Disertai Petir, Angin Kencang Hingga Potensi Banjir

BANGKA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Klas I Depati Amir Pangkalpinang, mengatakan diwilayah Bangka Belitung hujan lebat disertai petir, angin kencang hingga berpotensi banjir ada terjadi menuju akhir desember hingga pertengahan Februari.

Kepala Seksi Data dan Pusat Informasi BMKG Klas I Depati Amir Pangkalpinang, Kurniaji, kepada Bangkapos, Rabu (21/11/2018), membenarkan hal tersebut serta mengutarakan potensi banjir akan selalu ada di musim penghujan serta tiga tahun belakangan ini wilayah babel terjadi pada akhir hingga menjelang awal tahun.

Karena pada bulan-bulan yang sudah dijelaskan tersebut intensitas curah hujan mencapai lebih dari 300 mm per bulan," ungkap aji.

Selain itu, untuk angin puting beliung, potensi terjadinya memang lebih besar pada awal musim pancaroba yakni hujan ke kemarau atau kemarau ke hujan, yaitu dimulai dari dua minggu yg lalu hingga minggu ini.

"Tetapi ke depan, potensi puting beliung akan semakin kecil karena Babel sudah resmi memasuki musim penghujan," paparnya.

Aji menambahkan, hujan di wilayah babel akan selalu disertai petir karena pergerakan angin baratan atau Monsoon Barat Laut akan lebih kencang jika dibandingkan pergerakan angin timuran atau monsoon timur laut yg bertiup di musim Kemarau.

Klas I Depati Amir pun menghimbau untuk masyarakat selama musim penghujan tiba adalah :

  • Membersihkan daerah aliran sungai (DAS), selokan dari sedimen sampah yang bisa menyebabkan banjir.
  • Membersihkan lingkungan dari sampah, sebab selama musim penghujan sarang nyamuk akan semakin banyak serta bisa menyebabkan penyakit demam berdarah, Malaria, dan ssbagainya.
  • Hati-hati selama di perjalanan jika Musim penghujan tiba, karena kondisi jalanan licin dan menjauh dari tempat terbuka yang berpotensi adanya kilat serta petir.
  • Persiapkan segala atribut selama musim penghujan seperti Payung, Mantel, atau Jas Hujan.
  • Tetap perhatikan informasi dari BMKG terkait kondisi cuaca real time dan juga prediksi 2 - 3 hari depan agar selalu uptodate terhadap kondisi cuaca di sekitar.
  • Masyarakat perlu mewaspadai banjir, genangan, angin kencang, gelombang tinggi, pohon tumbang, mengingat peluang curah hujan meningkat pada puncak musim hujan.
  • Perubahan panas ke hujan atau sebaliknya akan sering berganti dengan cepat sehingga masyarakat perlu mewaspadai berbagai macam kondisi penyakit dan menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar.

Sistem Informasi Penataan Ruang untuk Pengurangan Resiko Bencana

Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional  (BPN), melalui Direktorat Jenderal  (Ditjen) Tata Ruang,  menggelar acara sosialisasi dan dialog bertema

Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional  (BPN), melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Tata Ruang, telah lama menyadari bahwa mitigasi bencana menjadi hal mutlak yang harus diperhatikan dalam penyusunan rencana tata ruang, karena letak geografis Indonesia yang berada dalam lingkaran ring of fire. Selain itu, penting untuk membuat masyarakat mengetahui isu penataan ruang guna mengurangi resiko bencana. Untuk mempermudahnya, maka diluncurkan aplikasi berbasis web.
 
Pendekatan digital tidak akan mungkin dilakukan tanpa adanya platform berbasis elektronik. Untuk optimalisasi informasi kepada masyarakat, Kementerian ATR/BPN telah memiliki aplikasi berbasis website untuk mempermudah masyarakat mengakses Rencana Tata Ruang (RTR) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), untuk melihat rencana pemerintah daerah dalam membangun.
 
Memetakan tantangan yang saat ini dihadapi oleh Kementerian ATR/BPN , dokumen-dokumen peraturan daerah (perda) masih memiliki aksesibilitas terbatas bagi masyarakat umum. Begitu pun bahasa-bahasa teknis, kurang dipahami oleh awam. Maka, kedua aplikasi ini hadir untuk menjawab tantangan itu.
 
Sistem informasi penataan ruang sangat penting terhadap upaya pengurangan resiko bencana. Oleh karena itu, Kementerian ATR/BPN telah menyediakan sistem informasi penataan ruang yang di dalamnya memuat aspek mitigasi bencana. Dengan pendekatan digital ini, diharapkan ada feedback dari masyarakat sebagai bentuk perwujudan keterbukaan informasi.
 
Sebagai perwujudan pemanfaatan sistem informasi penataan ruang, Ditjen Tata Ruang membuat inovasi dalam bentuk sistem informasi penataan ruang, yaitu Sitarunas (Sistem Informasi Tata Ruang Nasional) dan GISTaru (Geographic Information System Tata Ruang).  Pada kanal aplikasi GISTaru, masyarakat dapat mengakses RTR Online (Rencana Tata Ruang Online). Sementara, aplikasi lainnya yang juga tengah dikembangkan adalah RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) Interaktif.
 
Data yang ada pada kanal aplikasi GISTaru, dapat dimanfaatkan oleh kementerian dan lembaga lain untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya masing-masing. Sistem ini juga sudah dimanfaatkan oleh OSS yang dikomandoi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sehingga dapat terhubung langsung dengan perizinan lokasi pembangunan.

Ditjen Tata Ruang memiliki terobosan-terobosan untuk mencari cara agar dokumen-dokumen perencanaan tata ruang dapat dipahami oleh masyarakat secara umum. Melalui Sitarunas, dokumen-dokumen tata ruang menjadi lebih mudah dipahami, sehingga masyarakat dapat lebih memperhatikan rencana tata ruang skala nasional. Harapannya, masyarakat dapat lebih mudah berinteraksi dengan perencana di Ditjen Tata Ruang.
 
Kementerian ATR/BPN menemukan bahwa pengurangan resiko bencana bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas substansi dan kontrol implementasi tata ruang. Harapannya, pada masa yang akan datang rencana tata ruang daerah akan memasukkan aspek mitigasi bencana dalam  peraturan zonasi dan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah. Utamanya, pada rencana struktur ruang harus mempertimbangkan Kawasan Rawan Bencana (KRB). Sebab, dalam struktur ruang tertera juga sistem jaringan transportasi, sumber daya air, dan lainnya.

Saat ini sedang disusun pedoman penyusunan RTR Kawasan Rawan Bencana (KRB). Jalur evalusi atau  mitigasi yang dimuat di dalam jaringan transportasi, sangat penting dalam penyusunan RTR KRB. Nantinya, untuk Kawasan Rawan Bencana yang potensinya tinggi akan dijadikan kawasan lindung.
 
Peran tata ruang dalam siklus bencana alam yang terjadi di Indonesia di antaranya berperan mencegah, mengatur ruang, dan penegakan tata ruang serta mitigasi bencana. Ditjen Tata Ruang akan terus mencari solusi dan inovasi dalam perencanaan tata ruang dalam pembangunan, baik skala nasional maupun detail, untuk memasukkan aspek kebencanaan dalam penyusunan rencana tata ruang. (*)

sumber: tempo

More Articles ...