logo2

ugm-logo

Prambanan Miliki Lima Potensi Bencana Sekaligus

Sejumlah warga menangani korban longsor dalam simulasi bencana yang digelar di Taman Tebing Breksi, Sambirejo, Prambanan, Kamis (3/3/2016). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

SLEMAN– Dibandingkan 16 kecamatan lainnya di Sleman, Kecamatan Prambanan yang berada di Timur DIY merupakan wilayah yang paling rawan mengalami bencana. Uniknya, wilayah ini memiliki lima potensi bencana sekaligus.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Julisetiono Dwi Wasito mengatakan, Kecamatan Prambanan termasuk daerah yang unik. Pasalnya, dari tujuh macam bencana yang berpotensi dan mengancam wilayah Sleman, lima di antaranya berada di wilayah Prambanan.

“Mulai bencana tanah longsor, angin kencang, banjir, kekeringan dan gempa bumi,” ucapnya, Minggu (27/3/2016).

Meski memiliki potensi bencana yang besar namun Setiono menilai masyarakat di kecamatan Prambanan sudah tangguh dan siap menghadapi kemungkinan terjadi bencana. Saat bencana terjadi, katanya, relawan dan warga cepat menanganinya. Dia berharap, masyarakat memiliki kesadaran tinggi terkait mitigasi bencana.

“Kesiapsiagaan bencana warga termasuk tinggi. Sampai saat ini kami memiliki 39 kelompok relawan dengan 1.500 lebih relawan. Mereka selalu siap siaga membantu pemerintah saat terjadi bencana,” katanya.

“Kami memberikan pelatihan secara rutin. Tentu disesuaikan dengan resiko bencana yang dihadapi. Penanganan korban bencana erupsi dengan tanah longsor tentu tidak sama. Termasuk simulasi. Kalau terjadi bencana, baik masyarakat maupun relawan sudah benar-benar tanggap,” imbuhnya.

Mitigasi bencana yang ditanamkan kepada warga juga termasuk tata letak rumah. Seperti tidak menempatkan ruang tidur yang berdekatan dengan tebing. Ruangan yang dekat tebing bisa digunakan sebagai dapur atau gudang. Untuk tempat tidur, ruang keluarga atau yang sering buat aktivitas juga harus jauh dari tebing.

“Merelokasi mereka untuk pindah bukanlah hal yang mudah. Makanya kami sarankan agar mereka mengatur tata letak rumah mereka. Tujuannya untuk meminimalisir korban jiwa jika terjadi bencana,” ujarnya.

Camat Prambanan Abu Bakar menyontohkan, sejumlah titik lokasi yang berpotensi longsor meliputi Desa Gayamharjo, Wukirsari, Madurejo, Sambirejo, Bokoharjo hingga Sumberharjo. Potensi bencana itu mengancam ribuan jiwa mereka tersebar di hampir seluruh desa.

“Keberadaan perbukitan di Prambanan rawan tanah longsor. Berdasarkan pemetaan yang kami lakukan dari 62 padukuhan, 18 di antaranya rawan longsor. Selama musim penghujan ini, bencana yang sering muncul justru pohon tumbang akibat angin kencang,” katanya.

sumber: Harianjogja.com

Bencana Alam di Kabupaten Sukabumi Meluas

Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi

SUKABUMI -- Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, wilayah yang terkena bencana alam dalam empat hari terakhir meluas yang disebabkan curah hujan semakin tinggi.

"Awalnya laporan bencana alam hanya melanda lima kecamatan, tetapi di hari ke empat ini, bencana alam yang disebabkan oleh hujan tersebut menjadi 10 kecamatan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo, Senin (14/3).

Menurutnya, dari 10 kecamatan tersebut terdapat 25 desa yang dilanda bencana alam banjir dan tanah longsor. Namun hingga kini pihaknya belum mendapatkan laporan adanya korban jiwa, tetapi bencana ini tidak hanya merusak rumah saja, tapi ada juga sarana dan prasarana umum lainnya seperti jembatan. Adapun kecamatan yang dilanda bencana alam baik banjir maupun longsor yakni Kecamatan Nyalindung, Purabaya, Jampangtengah, Cireunghas, Gegerbitung, Kadudampit, Sukabumi, Sukaraja, Cisaat dan Gunungguruh. Dari 10 kecamatan terdapat 25 desa yang dilanda bencana alam.

"Wilayah yang palih parah terkena dampak bencana tersebut adalah Kecamatan Nyalindung dan Jampangtengah karena selain terkena bencana banjir juga dibarengi dengan tanah longsor, tetapi tidak ada korban jiwa pada musibah ini," tambahnya.

Usman mengatakan untuk bantuan sudah disalurkan ke lokasi-lokasi bencana, namun demikian karena titik bencana terpencar atau tidak di satu daerah, sehingga logistik dikirim secara bertahap dan memprioritaskan warga yang terkena dampak bencana paling parah. Dia mengatakan, tidak menutup kemungkinan bencana serupa akan kembali terjadi, karena hingga saat ini hujan deras terus melanda sejumlah daerah di Kabupaten Sukabumi.

"Kami juga mengimbau kepada warga yang tinggal di daerah rawan bencana untuk selalu waspada dan mengungsi ke tempat yang lebih aman," katanya.

Sumber : Antara

More Articles ...