logo2

ugm-logo

Ini Faktor Banyaknya Angka Kematian Saat Mudik

Ini Faktor Banyaknya Angka Kematian Saat Mudik

Jakarta, Setiap tahunnya, ada saja pemudik yang meninggal dunia saat dalam perjalanan. Ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut.

Menurut Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Dr Bambang Wibowo, SpOG(K), MARS, saat temu media di Gedung Adhyatma Kemenkes menyatakan bahwa permasalahan tersebut karena adanya beberapa faktor.

Kecelakaan lalu lintas menjadi faktor utama terjadinya kematian saat mudik. "Nah ini juga ketertiban para pemudik, harus taat dan mematuhi rambu-rambu dan aturan lalu lintas," ujar Dr Bambang.

Selain itu kesehatan pemudik juga menjadi salah satu faktor. Tidak sedikit pemudik yang memaksakan diri walau dalam keadaan sakit.

"Memang ada potensi-potensi yang bisa meningkatkan risiko kematian, seperti kejadian kemarin itu kan umumnya yang meninggal sudah ada penyakit yg menyertai dan sudah sakit sebelumnya," tuturnya kepada detikHealth, Rabu (14/6/2017).

Maka dari itu Dr Bambang menyarankan untuk mempersiapkan kesehatan jelang mudik. "Maka yang dibutuhkan harus sehat betul. Kalau ngga sehat jangan dipaksakan. Kalau merasa kurang sehat periksa di pos kesehatan," tambahnya.

Kurangnya pemahaman akan kesehatan dan keselamatan juga harus diperhatikan.

"Banyak anak atau bayi yang diajak naik motor, sebenarnya tidak mungkin dibawa naik motor. Orangtua harus mengerti bahwa jika ingin mudik semua harus sehat, aman, dan selamat sehingga bisa tiba ditempat tujuan. Bukannya baru separuh jalan, eh ngga sampai di tempat tujuan," tutur dr Gita Maya Koemara Sakti Soepono, MHA selaku Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes di waktu yang sama.

Dr Bambang menghimbau agar semua masyarakat memahami pentingnya kesehatan dan keselamatan saat mudik, agar kematian saat mudik dapat berkurang setiap tahunnya.

Bencana Longsor di Bangladesh, 134 Tewas

Tim penyelamat mencari korban bencana di tengah timbunan lumpur setelah longsor melanda kota Bandarban, Bangladesh, Selasa (13/6).[AP][DHAKA] Hujan lebat yang terus menerus menyebabkan bencana tanah longsor di sejumlah wilayah Bangladesh, sejak beberapa hari terakhir. Pada Selasa (13/6), jumlah korban tewas telah mencapai 134 orang. Sebagian besar korban tewas terdapat di wilayah Rangamati, Chittagong, dan Bandarban.

“Kami belum dapat mencapai banyak tempat-tempat yang terkena bencana. Setelah hujan deras reda, kami akan mendapatkan gambar lengkap dari dampak kerusakan dan memulai pekerjaan rehabilitasi dengan cepat,” kata Reaz Ahmed, Kepala Departemen Manajemen Bencana, kepada kantor berita AFP.

Sejauh ini, operasi penyelamatan masih terhambat oleh cuaca buruk. Jaringan listrik dan telekomunikasi telah terputus, dan sebagian besar masyarakat tidak dapat melakukan kontak. Tim penanggulangan bencana telah ditempatkan ke daerah-daerah yang terkena bencana untuk memperkuat upaya pemulihan.

“Pekerjaan pemulihan masih berlangsung. Angka kematian dapat bertambah saat banyak daerah masih tetap terisolasi,” ujarnya

Pemerintah Bangladesh menyatakan sekitar 4.000 orang diungsikan ke 18 tempat penampungan di daerah bencana Chittagong, Rangamati, dan Bandarban. Militer, pemadam kebakaran dan telah dikerahkan untuk membantu upaya pemulihan.

“Kami telah mengungsikan 4.000 hingga 4.500 orang di penampungan. Lebih banyak lagi orang akan ditolong demi keselamatan. Kami sudah mengatur perawatan medis. Kami sediakan mereka makanan. Kami akan melakukan ini sampai mereka kembali ke rumah,” ujar Menteri Manajemen Bencana dan Pemulihan Mofazzal Hossain Chowdhury.

Menurut GM Adul Quader, Deputi Menteri Manajemen Bencana, daerah yang mengalami dampak terparah adalah Rangamati, tempat 88 orang tewas. Berikutnya adalah Chittagong, tempat 22 orang terkubur lumpur dan tertimpa pohon tumbang.

Di kabupaten Rangamati, daerah perbukitan yang berdekatan dengan perbatasan India, tanah longsor telah mengubur rumah-rumah penduduk. “Sebagian besar penduduk sedang tidur di rumah-rumah mereka tersapu begitu saja ketika terjadi longsor,” ujar kepala polisi setempat, Sayed Tariqul Hasan kepada AFP.

Juru bicara militer mengatakan beberapa personel tentara yang sedang membersihkan jalan tewas saat longsor susulan terjadi. Ribuan pasukan memang ditempatkan di Rangamati, tempat pemberontakan suku terjadi selama dua dekade terakhir, dan sejumlah kekerasan sporadis.

“Tentara itu dikirim ke jalan yang terkena longsor di kota Manikchhari ketika mereka terkubur oleh longsoran susulan,” ujar juru bicara angkatan bersenjata Letnan Kolonel Rashidul Hassan.[BBC/Al Jazeera/U-5]

More Articles ...