logo2

ugm-logo

Dampak El Nino Masih Terjadi Hingga April

DAMPAK PEMANASAN GLOBAL. Awan mendung menaungi kota Jakarta, Rabu (16/3). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan hampir 43 persen cuaca sekarang dipengaruhi pemanasan global dan selebihnya faktor alam seperti La Nina dan El Nino

JAKARTA -- Dirjen Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Nur Masripatin mengatakan dampak El nino masih mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia hingga April mendatang. Tingginya suhu udara di beberapa tempat di Indonesia salah satunya disebabkan pengaruh El Nino.

"Diperkirakan masih ada dampak El Nino sepanjang Maret hingga April mendatang. Karenanya, suhu udara di Indonesia cukup tinggi dalam beberapa bulan terakhir," ujar Nur ketika dihubungiRepublika.co.id, Rabu (16/3).

Pihaknya pun mengakui jika sepanjang Februari lalu suhu udara di Indonsia cukup tinggi. Berdasarkan data pantauan suhu udara oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu udara tertinggi pada Februari mencapai 36 derajat celcius - 37 derajat celcius.

"Meski begitu, menurut catatan kami tingginya suhu udara pada Februari lalu bukan merupakan titik paling panas tertinggi. Masih harus kami amati lagi beberapa data mengenai kenaikan suhu udara sehingga bisa menyimpulkan fenomena kenaikan suhu ini," kata Nur.

Lebih lanjut Nur mengingatkan agar masyarakat tidak membuat titik-titik api yang tidak diperlukan. Sebab, potensi kebakaran hutan akibat kenaikan suhu dan faktor lain tetap ada sepanjang 2016.  Bagi warga yang tinggal di permukiman padat penduduk pun, disarankan agar waspada terhadap potensi ledakan gas dan kebakaran.

sumber: REPUBLIKA.CO.ID

Banjir di Kabupaten Bandung Kembali Naik

Anak-anak bermain air banjir di kawasan Desa Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, yang terendam banjir, Rabu (16/3).

BANDUNG –  Hujan yang mengguyur pada Selasa (15/3) kemarin, membuat sejumlah daerah di Kabupaten Bandung terendam banjir.

Di Bandung Selatan, seperti Kecamatan Dayeuhkokot, Baleendah dan Bojongsoang, Sungai Citarum kembali meluap, padahal sebelumnya telah surut. “Tadi malam banjir naik lagi, pada pagi hari memang sedikit turun,” tutur Yayan Setiana, Kepala Desa Dayeuhkolot, Rabu (16/3).

Pada Selasa (15/3) malam, air menggenang seluruh RW di Desa Dayeuhkolot. Namun, pada siang hari air sudah surut dan hanya beberapa kampung saja yang tergenang seperti Babakan Sangkuriang, Cilisung, Bolero, dan Bojongasih.

Pada Selasa (15/3) kata Yayan warga sudah banyak yang kembali ke rumahnya dan membersihkan endapan yang dibawa oleh air. Namun, banjir kembali menggenang dan memaksa warga kembali ke pengungsian.

Lebih lanjut Yayan mengatakan, korban banjir di Desa Dayeuhkolot sangat membutuhkan makanan dan keperluan balita. “Bantuan banyak sebenernya, tapi rata rata memberi makanan instans seperti mie. Kan kurang baik jika dikonsumsi terus terusan oleh balita,” ujarnya.

Selain itu, pemberian bantuan juga tidak merata, sehingga banyak warga yang tidak mendapat bantuan sama sekali. Selain Bandung selatan, banjir juga menggenang wilayah Bandung Timur seperti Rancaekek dan Cileunyi.

Di Rancaekek, banjir sempat membuat jalan Bandung-Garut dan sebaliknya terputus karena tegenang air.
“Sempat terjadi kemacetan sampai 7 kilometer, karena di depan Kahatex jalan terendam banjir dan kendaraan tidak bisa melintas,” tutur Kanit lantas Polsek Cileunyi AKP Shandy Mardiansyah.

Arus kendaraan mulai lancar pada siang hari setelah banjir yang menggenang jalan surut. Selain Rancaekek, banjir juga menggenang di Kampung Jajawai Desa cileunyi wetan, Kecamatan Cileunyi.

Menurut Aceng, salah seorang warga, banjir mulai menggenang ratusan rumah di kampung ersebut pada Selasa malam. “Sungai cikeruh meluap dan merendam rumah,” turur Aceng.

Di kampung tersebut, air menggenang dengan ketinggian sekitar satu meter. Selain menggenang rumah warga, air juga menjebol tanggul di kampung tersebut. (mld)

sumber: POJOKJABAR.com

 

More Articles ...