logo2

ugm-logo

Terkena Dampak Kabut Asap, Menhan Malaysia Jatuh Sakit

PUTRAJAYA — Kabut asap kiriman dari Indonesia yang menyelimuti sebagian wilayah Indonesia, Malaysia, dan Singapura ternyata tak hanya berdampak terhadap warga kebanyakan. Seorang menteri negeri jiran ternyata juga tak luput dari dampak buruk kabut asap ini.

Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein dikabarkan jatuh sakit akibat kabut yang hingga kini masih menyelubungi negeri jiran. "Kabut masih sangat buruk, saya telah kehilangan suara saya dan hidung juga tersumbat," kata Hishamuddin melalui akun Twitter-nya, Minggu (28/9/2015).

Dia juga merasakan tubuhnya tak nyaman, seperti terserang flu. Melalui Twitter, sepupu PM Najib Razak ini mendiskusikan kondisi kabut dengan sesama pengguna Twitter dan meminta masyarakat untuk tetap tinggal di dalam rumah.

Hishamuddin juga menyatakan bahwa dia mengidap penyakit asma dan menyarankan kepada seseorang dengan akun @keantee untuk menjaga anaknya yang menderita asma agar tetap tinggal di rumah.

Kondisi kabut asap di Malaysia tergolong buruk dan tidak menyehatkan. Kementerian Pendidikan memutuskan untuk meliburkan semua sekolah pada Senin (29/9/2015), di negara bagian Selangor, Kuala Lumpur, Putrajaya, Negeri Sembilan, dan Sarawak.

DPD Minta Bencana Asap Dikategorikan Luar Biasa

DPD Minta Bencana Asap Dikategorikan Luar Biasa

Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Riau, Abdul Gafar Usman, menuntut pemerintah daerahnya untuk mengategorikan bencana asap sebagai bencana luar biasa.

"Tugas kami sebagai senator memperjuangkan dan mengawal apa yang diinginkan daerah. Karena itu kami mengawal agar bencana ini jangan dianggap bencana biasa," kata Abdul dalam diskusi tentang bencana asap di Jakarta, Minggu (20/9).

Untuk itu, dia telah menyurati Gubernur Riau dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk bertemu membicarakan permasalahan ini. Pertemuan itu, kata dia, rencananya akan diadakan besok.

Yang membuat bencana ini mesti dikategorikan luar biasa, sebut Abdul, adalah kesulitan untuk mengevakuasi para korban.

"Bencana banjir atau longsor itu bisa diungsikan. Kalau ini (asap) mau diungsikan ke mana?" ujarnya retoris.

Sebelumnya, pemerintah menyatakan tidak mempertimbangkan opsi relokasi sebagai solusi mengatasi dampak kesehatan dari kebakaran hutan dan bencana asap di Riau.

Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan saat ini pemerintah masih fokus mengatasi persoalan dari hulu, yakni pemadaman asap dan api.

"Masyarakat Riau tiga hari lalu menghadap Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Saya diminta Ibu Menteri berikan pengertian ke mereka (warga) dan mereka bisa paham," kata Willem saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (17/9.)

Lebih jauh, Willem juga mengimbau kepada daerah untuk mempertimbangkan solusi yang realistis untuk mengatasi dampak asap bagi warganya. Seandainya warga tetap mau direlokasi, dia menyarankan agar pemerintah daerah memperhatikan beberapa hal diantaranya, fasilitas dan tempat relokasi.

"Boleh ada aspirasi itu tapi harus realistis. Warga kriteria mana yang mau direlokasi," kata Willem.

sumber: CNN Indonesia

More Articles ...