logo2

ugm-logo

10 Negara ASEAN Hadiri Hari Penanggulangan Bencana 2016 di Manado

10 Negara ASEAN Hadiri Hari Penanggulangan Bencana 2016 di Manado

MANADO - Sebanyak 10 negara yang tergabung di dalam Association of South East Asia Nations (ASEAN) dipastikan hadir dan ikut serta dalam kegiatan The 29th ASEAN Committee on Disaster Management (ACDM) and Other Related Meeting 2016.

Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, kegiatan tersebut akan dirangkaikan dengan peringatan hari Pengurangan Risiko Bencana (PRB), pada 11-13 Oktober 2016.

Selain itu, menurut Sutopo, sekira 2.000 peserta dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Indonesia juga dipastikan ikut ambil bagian dalam hajatan tersebut.

Dia menjelaskan, pertemuan ACDM bakal membahas berbagai persoalan penanganan bencana di ASEAN. "Banyak agenda dalam acara tersebut. Pertemuan menteri kebencanaan negara-negara ASEAN sudah banyak diagendakan," terangnya, lewat rilis yang diterima Koran SINDO MANADO, Minggu (9/10/2016).

Sedangkan pada acara puncak peringatan PRB, akan dilakukan penanaman mangrove, gelar relawan, pameran, Tangguh Award 2016, dan rangkaian seminar nasional dan internasional.
"Semua kegiatan tersebut sudah diagendakan mulai 11 hingga 13 Oktober nanti," ungkapnya.

Adapun Sulawesi Utara (Sulut) dipilih menjadi tuan rumah, kata dia, bukan tanpa alasan. "Pertama Sulut rawan multi bencana. Kedua, Pemda Sulut mengajukan diri secara resmi untuk menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Peringatan Bulan PRB 2016 saat peringatan PRB 2015 di Solo lalu. Dan terakhir, fasilitas di Kota Manado memadai untuk menampung peserta 2.000 hingga 3.000 peserta dari Indonesia," sebutnya.

Dia menambahkan, hingga saat ini BNPB belum menerima informasi jika Presiden RI Joko Widodo berhalangan hadir. "Hingga saat ini belum ada kabar jika Presiden berhalangan hadir sehingga semua persiapan dilakukan sesuai rencana jika Presiden hadir," pungkasnya.

2.200 Anak Sekolah Jadi Korban Banjir Garut

Petugas TNI, Polri, serta Basarnas mencari korban pascabanjir bandang aliran Sungai Cimanuk di Lapangparis, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jabar, Jumat (23/9).

GARUT -- Sebanyak 2.200 anak Sekolah Dasar, Sekolah Menengah maupun Sekolah Atas sederajat menjadi korban terkena dampak bencana banjir bandang Kabupaten Garut, Jawa Barat, sehingga anak tersebut membutuhkan seragam dan peralatan sekolah.

"Ada sekitar 2.200 anak yang menjadi korban terkena dampak banjir, mereka membutuhkan perlengkapan sekolah," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, kepada wartawan di Garut, Ahad (25/9).

Ia menuturkan seluruh anak yang terkena dampak banjir itu dari 15 sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA. Sejak kejadian banjir, kata dia, kegiatan belajar mengajar tidak optimal karena banyak siswa yang seragam dan perlengkapan belajarnya hanyut terbawa arus banjir. "Anak-anak tidak mempunyai perlengkapan sekolah karena hanyut dan terendam air," ucapnya.

Ia mengatakan para anak didik itu membutuhkan bantuan berupa seragam sekolah, buku, tas, sepatu dan peralatan tulis untuk tingkat Paud, SD, SMP, dan SMA. "Mereka anak-anak sekolah korban banjir membutuhkan itu agar mereka bisa sekolah," katanya.

Ia menambahkan sekolah yang terkena dampak banjir menyebabkan kursi, meja, lemari dan papan tulis, termasuk buku-buku di kelas maupun kantor rusak dan kotor.

Bahkan, lanjut dia, ada delapan sekolah yang peralatan lab komputer, perpustakaan dan peralatan belajar mengajarnya rusak. "Ada yang perlengkapan sekolah rusak, bahkan pada hari pertama bencana sekolah diliburkan," katanya menjelaskan.

 

sumber: REPUBLIKA.CO.ID,

More Articles ...