logo2

ugm-logo

Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI Gelar Pagelaran Budaya di Amurang

AMURANG - Suasana pesisir pantai boulevard Amurang berbeda dari biasanya. Tampak panggung utama berdiri megah dengan tenda utama dibagian tengah.

Disiang hari, suasana semakin dimeriahkan dengan aksi figura yang merupakan budaya unik warga Minahasa ketika menggelar kegiatan-kegiatan yang besar. Rupa-rupanya kegiatan tersebut merupakan bagian dari acara Pagelaran Budaya Pasca Bencana yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI bekerja sama denga Pemerintan Kabupaten (Pemkab) Minahasa Selatan (Minsel) dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Minsel.

Tak hanya lomba figura, kegiatan yang dimulai 23 hingga 24 ini juga dirangkaikan dengan lomba goyang dodol, bintang vokalia, serta pagelaran budaya yang menampilkan sanggar-sanggar yang berada di Minsel. Wakil Bupati, Franky Wongkar membuka secara resmi yang ditandai dengan pemukulan tatengkoreng serta tambur.

Acara semakin meriah ketika malam hari, pesta rakyat ini dipenuhi dengan pertunjukkan budaya diantaranya penampilan tarian ciri khas daerah Kabasaran, musik bambu, tari-tarian, kolintang, serta aksi yang dibawakan 'tuama dan wewene' atau pemuda-pemudi Minsel.

Aksi mereka cukup menghibur ratusan penonton yang hadir. Ditambah dengan efek lampu membuat pertunjukan semakin mempesona.

Menurut Makbul, Kepala Seksi Pemulihan dan Peningkatan Sosial Budaya, Deputi Rehabilitasi dan Rekrontruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI lewat sambutan yang dibawakannya, bencana dapat memberi dampak kepada warga yang menjadi korban tak hanya dari segi ekonomi-sosial namun juga psikis dan mental.

"Pemulihan psikis dan mental dapat melalui pertunjukkan budaya. Diharapkan dengan adanya pagelaran budaya ini dapat memulihkan kondisi dan situasi yang ada pasca bencana. Terima kasih kepada warga Minsel yang berpartisipasi dalam acara ini," ujarnya.

Turut hadir, Herry Runtuwene, Sekretaris BPBD Minsel, Danny Rindengan, Sekretaris Daerah, Kapolres Minsel, Arya Perdana, pejabat sipil TNI/Polri tokoh masyarakat, tokoh agama, dan seluruh masyarakat.

sumber: TRIBUNMANADO.CO.ID

DKI bangun 50 kampung siaga bencana

DKI bangun 50 kampung siaga bencana

Jakarta (ANTARA News) - Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta membangun sebanyak 50 Kampung Siaga Bencana di titik rawan bencana di provinsi itu untuk membantu penyaluran bantuan kepada korban.

"Saat ini sudah siap 50 KSB yang ada di beberapa kelurahan yang menjadi titik rawan bencana banjir. KSB ini nanti menjadi tempat penampungan logistik juga mengolah dan mendistribusikannya," kata Kepala Bidang Perlindungan Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta Tarmijo Damanik di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan Kampung Siaga Bencana berguna untuk mempercepat penyaluran bantuan kepada korban yang terkena dampak bencana.

Dia menuturkan masyarakat akan mengelola kampung siaga bencana itu secara swadaya.

Pihaknya menyalurkan bahan logistik ke KSB. Kemudian, masyarakat berperan untuk mengolah dan mendistribusikan bantuan itu sesuai dengan kebutuhan di wilayah mereka.

"Kami berikan bahan. Masyarakat berperan aktif di sana. Karena tanpa peran masyarakat, penanganan bencana seperti ini tidak akan berjalan efektif. Masyarakat yang aktif biasanya masyarakat yang tergabung dalam pilar-pilar sosial. Ada karang taruna, pekerja sosial masyarakat, tokoh masyarakat, dan seterusnya. Mereka yang membantu kita," ujar Damanik.

Sementara itu, Kepala Seksi Bantuan Sosial Korban Bencana, Sahrul mengatakan KSB bisa membuat makanan cepat saji berupa 1000 bungkus nasi dalam jangka waktu empat jam untuk segera disalurkan kepada korban.

"KSB ini menurut kami cukup efektif. Karena dengan adanya KSB, apabila masyarakat terkena bencana pada siang hari, paling lama malam harinya mereka sudah dapat makan nasi bungkus. Tergantung situasi, bisa lebih cepat," ujarnya.

Dia mengatakan jumlah KSB mengalami peningkatan. Sejak dibangun pada 2014 hingga 2015, sebanyak 30 KSB telah beroperasi. Sementara, pada 2016, terjadi penambahan KSB sebanyak 20 KSB sehingga totalnya menjadi 50 KSB.

Dia menuturkan pihaknya menargetkan sebanyak 76 KSB hingga 2017 yang berada di titik-titik rawan bencana.

"Jika bencana banjir sudah menurun, KSB bisa menanggulangi bencana lainnya. Seperti bencana kebakaran dan bencana sosial seperti tawuran atau kekisruhan lainnya. KSB tetap bisa difungsikan. Karena fungsi KSB sendiri menyediakan kebutuhan dasar secepat mungkin bagi korban yang terkena dampak bencana," ujarnya.

Editor: Tasrief Tarmizi

More Articles ...