logo2

ugm-logo

Waspadai Daerah Rawan Bencana di Tasikmalaya

Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat merupakan wilayah rawan bencana yang menempati urutan kedua seluruh Indonesia. Hampir sebagian besar kecamatan di wilayah ini berpotensi mengalami bencana alam mulai dari longsor, banjir hingga tsunami.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin, bencana alam diperkirakan terus berlangsung hingga Maret 2015. Status siaga bencana ini mengingat musim hujan diperkirakan akan berakhir pada bulan Maret mendatang.

"Menurut BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), akhir (musim) hujan antara Januari hingga akhir Maret," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin, saat ditemui di kantornya, Selasa 3 Februari 2015.

Menurut Kundang, wilayah Kabupaten Tasikmalaya masih menempati urutan kedua se-Indonesia dalam hal bencana alam. Mulai tanggal 1-27 Januari 2015 saja, jumlah bencana di wilayah ini ada 24 kejadian dengan total kerugian mencapai Rp 1,1 miliar. "Jika dirata-ratakan, hampir tiap hari ada bencana," ujarnya.

Kundang melanjutkan, dari 39 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, hampir semua kecamatan merupakan daerah rawan bencana. Bencana yang mengancam daerah di antaranya tanah longsor, letusan gunung berapi, tsunami, dan lainnya. "Semua daerah memang rawan, tapi ada klasifikasinya yakni daerah tertinggi bencana, daerah tinggi bencana dan daerah sedang," kata dia.

Daerah yang paling rawan bencana beada di 17 kecamatan, di anataranya Bojonggambir, Bojongasih, Culamega, Cigalontang, Salawu, Pancatengah, Cibalong, Parungponteng. Jenis bencana di kecamatan tersebut yakni tanah longsor. "Wilayahnya berbukit-bukit sehingga rawan bencana longsor," ujarnya.

Adapun kecamatan yang rawan banjir adalah Sukaresik, Pancatengah dan Cikalong. Banjir di kecamatan tersebut disebabkan oleh luapan sungai.

Daerah yang berpotensi terkena dampak tsunami, berada di Kecamatan Cipatujah, Cikalong, dan Karangnunggal. Daerah-daerah tersebut terletak di pesisir pantai selatan Tasikmalaya. "Daerah yang rawan terkena dampak bencana gunung api yakni Cisayong, Sukaratu, Sariwangi, Cigalontang, Padakembang. Daerah tersebut berbatasan langsung dengan Gunung Galunggung," kata dia.

Sementara itu, jalur rel kereta api tidak luput dari ancaman bencana longsor. Bulan April tahun lalu, tanah longsor terjadi di Kecamatan Kadipaten. Akibatnya, Kereta Api Malabar jurusan Bandung-Malang anjlok lalu masuk jurang. Tiga orang tewas dalam kejadian itu.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Tasikmalaya, jalur kereta rawan longsor berada di Kecamatan Kadipaten dan Ciawi. Saat melintas di daerah ini, kereta harus meliuk-liuk melintasi perbukitan. "Banyak lekukan," kata Kundang.

Menurut Kundang, jalur kereta rawan longsor di Kecamatan Kadipaten berada di Desa Dirgahayu, Desa Cibahayu, Desa Kadipaten dan Desa Mekarsari. Sedangkan di Kecamatan Ciawi hanya satu desa, yakni Desa Pasirhuni.

sumber: TEMPO.CO

Badan SAR Asia Tenggara Siapkan Sistem Sinyal Bencana Online

Jakarta: Badan SAR di negara Asia Tenggara dan sekitar akan membangun suatu sistem terintegrasi yang bertujuan untuk mempermudah proses penanganan suatu bencana atau kecelakaan. Kepala Basarnas Indonesia Marsekal Madya FHB Soelistyo menjelaskan, selama ini kerja sama yang ada baru ada pada tingkat bilateral antara dua negara dan belum ada sistem yang menjaring kerjasama riil yang multilateral.

"Antara dua negara yang dibangun capacity building dan latihan individual. Ke depan lama-lama kita bangun sistem yang multilateral," kata dia dalam Seminar Implementasi Rencana SAR Global, di Hotel Aryaduta, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2015).

Menurut dia, negara di Asia Tenggara dan sekitarnya sedang membangun sistem sinyal SAR secara online. Sehingga, ketika nanti ada kejadian petugas hanya tinggal mengirimkan sinyal yang bisa diketahui sampai tingkat pusat. Sistem online ini, kata dia, akan dikembangkan sampai tingkat antar negara. 

"Biar matching antara negara satu dengan yang lain," ujar periwa tinggi bintang tiga Angkatan Udara itu.

Dengan seminar yang diselenggarakan Basarnas dengan International Maritime Organization (IMO), Soelistyo berharap wacana ini bisa terwujud. Pasalnya, hal ini dapat membantu dalam penangangan kecelakaan penerbangan dan pelayaran. 

"Ini penting untuk tiap negara, operasi kemanusiaan harus dibangun. Kalau ada kecelakaan atau bencana, elemen di tingkat regional kita bisa adaptif," jelas dia.

Ia menambahkan, sistem ini bakal berguna bila melihat kondisi geografis Indonesia yang kepulauan. "Apa lagi Indonesia katanya marketnya bencana dan market kecelakaan," pungkas dia.

sumber: Metrotvnews.com

More Articles ...