logo2

ugm-logo

Bencana Alam di Kabupaten Sukabumi Meluas

Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi

SUKABUMI -- Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, wilayah yang terkena bencana alam dalam empat hari terakhir meluas yang disebabkan curah hujan semakin tinggi.

"Awalnya laporan bencana alam hanya melanda lima kecamatan, tetapi di hari ke empat ini, bencana alam yang disebabkan oleh hujan tersebut menjadi 10 kecamatan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo, Senin (14/3).

Menurutnya, dari 10 kecamatan tersebut terdapat 25 desa yang dilanda bencana alam banjir dan tanah longsor. Namun hingga kini pihaknya belum mendapatkan laporan adanya korban jiwa, tetapi bencana ini tidak hanya merusak rumah saja, tapi ada juga sarana dan prasarana umum lainnya seperti jembatan. Adapun kecamatan yang dilanda bencana alam baik banjir maupun longsor yakni Kecamatan Nyalindung, Purabaya, Jampangtengah, Cireunghas, Gegerbitung, Kadudampit, Sukabumi, Sukaraja, Cisaat dan Gunungguruh. Dari 10 kecamatan terdapat 25 desa yang dilanda bencana alam.

"Wilayah yang palih parah terkena dampak bencana tersebut adalah Kecamatan Nyalindung dan Jampangtengah karena selain terkena bencana banjir juga dibarengi dengan tanah longsor, tetapi tidak ada korban jiwa pada musibah ini," tambahnya.

Usman mengatakan untuk bantuan sudah disalurkan ke lokasi-lokasi bencana, namun demikian karena titik bencana terpencar atau tidak di satu daerah, sehingga logistik dikirim secara bertahap dan memprioritaskan warga yang terkena dampak bencana paling parah. Dia mengatakan, tidak menutup kemungkinan bencana serupa akan kembali terjadi, karena hingga saat ini hujan deras terus melanda sejumlah daerah di Kabupaten Sukabumi.

"Kami juga mengimbau kepada warga yang tinggal di daerah rawan bencana untuk selalu waspada dan mengungsi ke tempat yang lebih aman," katanya.

Sumber : Antara

Dampak El Nino Masih Terjadi Hingga April

DAMPAK PEMANASAN GLOBAL. Awan mendung menaungi kota Jakarta, Rabu (16/3). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan hampir 43 persen cuaca sekarang dipengaruhi pemanasan global dan selebihnya faktor alam seperti La Nina dan El Nino

JAKARTA -- Dirjen Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Nur Masripatin mengatakan dampak El nino masih mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia hingga April mendatang. Tingginya suhu udara di beberapa tempat di Indonesia salah satunya disebabkan pengaruh El Nino.

"Diperkirakan masih ada dampak El Nino sepanjang Maret hingga April mendatang. Karenanya, suhu udara di Indonesia cukup tinggi dalam beberapa bulan terakhir," ujar Nur ketika dihubungiRepublika.co.id, Rabu (16/3).

Pihaknya pun mengakui jika sepanjang Februari lalu suhu udara di Indonsia cukup tinggi. Berdasarkan data pantauan suhu udara oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu udara tertinggi pada Februari mencapai 36 derajat celcius - 37 derajat celcius.

"Meski begitu, menurut catatan kami tingginya suhu udara pada Februari lalu bukan merupakan titik paling panas tertinggi. Masih harus kami amati lagi beberapa data mengenai kenaikan suhu udara sehingga bisa menyimpulkan fenomena kenaikan suhu ini," kata Nur.

Lebih lanjut Nur mengingatkan agar masyarakat tidak membuat titik-titik api yang tidak diperlukan. Sebab, potensi kebakaran hutan akibat kenaikan suhu dan faktor lain tetap ada sepanjang 2016.  Bagi warga yang tinggal di permukiman padat penduduk pun, disarankan agar waspada terhadap potensi ledakan gas dan kebakaran.

sumber: REPUBLIKA.CO.ID

More Articles ...