logo2

ugm-logo

BNPB Ingatkan Kerawanan Bencana di Indonesia Lewat Film

Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupaya mengedukasi dan mengingatkan masyarakat tentang kerawanan bencana di Indonesia lewat sebuah film bertajuk Nyanyian Musim Hujan. Film itu dirilis hasil kerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction, Palang Merah Australia, dan Miles FIlms.

“Penting bagi masyarakat, terutama yang sering terdampak banjir, untuk meningkatkan kesiapsiagaan," kata Sekeretaris Jenderal PMI, Ritla Tasmaya, di sela-sela pemutaran film Nyanyian Musim Hujan di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Kamis, 29 Januari 2015.

Film menjadi salah satu media yang dipilih untuk mengedukasi kesiapsiagaan warga terhadap bencana banjir karena sifatnya juga menghibur sehingga dapat mudah dipahami masyarakat.

Menurutnya, melalui film itu, permasalahan masyarakat di tengah bencana dapat menjadi sebuah pembelajaran sehingga masyarakat dapat bersiap diri saat banjir melanda wilayah mereka.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan bahwa film seperti itu menjadi media strategis untuk mengedukasi masyarakat secara luas. Film itu dibuat atas berbagai peristiwa banjir yang melanda berbagai wilayah di Indonesia.

"Setiap permasalahan selalu ada pembelajaran untuk terus memperbaiki kesiapsiagaan masyarakat. Potensi bencana selalu dapat diminimalisasi risikonya. Jika kita sudah mengetahui bahayanya, sudah seharusnya kita dapat mengurangi risikonya," kata Sutopo.

Riri Reza sebagai sutradara film, menjelaskan bahwa dalam film berdurasi 65 menit itu berlatar belakang drama keluarga. "Dalam film kita bisa belajar," katanya. (ren) sumber: VIVA.co.id

DPD RI Bantu Rumuskan Konsep Penanggulangan Bencana Nasional

Jakarta – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mengadakan Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan politik kebencanaan, Selasa (27/1), di Jakarta bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk mendorong sebuah kebijakan nasional yang terintegrasi, komprehensif dan berkelanjutan dalam penanganan bencana alam.

“DPD RI mendukung penuh langkah BNPB, BMKG dan Basarnas dengan berkomitmen dalam mendorong kebijakan nasional penanganan bencana yang lebih komprehensif dan aplikatif. Kita menyadari bahwa selama ini penanganan kebencanaan sudah berjalan dengan baik namun belum optimal," kata Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad dalam kesempatan tersebut.

Selain Farouk, hadir sebagai pembicara adalah Kepala BNPBN Syamsul Maarif, Kepala Laboratorium Departemen Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Wahyu Wilopo, dan para pejabat BMKG dan Basarnas.

Farouk memaparkan Indonesia merupakan negeri ‘rawan bencana’, mengingat secara faktual berada pada pertemuan dua lempeng dunia dan kondisi geografis yang rawan. Hampir semua bencana ada di Indonesia seperti longsor, topan, banjir dan gempa bumi dan gunung meletus.

“Reflektif dari berbagai bencana yang terjadi di Indonesia selama ini, di antaranya 10 tahun tsunami Aceh dan yang terbaru bencana longsor di Banjarnegara. Ternyata masih banyak catatan dalam penanganan bencana alam di Indonesia. Selain ini kita baru serius saat bencana terjadi, bukan di saat normal seperti saat ini,” kata Mantan Kapolda Maluku ini.

Farouk menambahkan, DPD RI berusaha menginisiasi, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi solusi terhadap kebijakan ‘politik kebencanaan’ nasional, yaitu sebuah konsep kebijakan nasional strategis terkait penanggulangan bencana yang disusun secara komprehensif dan integratif.

Kebijakan komprehensif itu mencakup pencegahan dari bencana alam seperti banjir dan longsor; mendidik dan memberdayakan masyarakat; penguatan mekanisme peringatan dini (early warning system); tanggap darurat hingga rehabilitasi pasca bencana terhadap alam maupun penduduk.

“DPD RI saat ini sedang melakukan inventarisasi dan mitigasi daerah rawan bencana berdasarkan dampak dan potensinya di seluruh Indonesia bersama Pemerintah Daerah. Kemudian data tersebut saat ini mencoba dirumuskan bersama lembaga kebencanaan (BNPB, Basarnas dan BMKG), yang diharapkan kita menemukan banyak masukan dan solusi,” kata Farouk.

Sumber:PR

More Articles ...