logo2

ugm-logo

Cegah Bencana 2016, BNPB Gelar Rakornas

PONTIANAK - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) Penanggulangan Bencana Tahun 2016.

Rapat Koordinasi Nasional yang diselenggarakan kali ini, mengusung tema “Pengurangan Resiko Bencana Melalui Peningkatan Kapasitas Berbasis Masyarakat” dihadiri oleh kepala daerah seluruh Indonesia didampingi Kepala BNPB Provinsi, dan Pimpinan SKPD Terkait.

Kepala BNPB Pusat, Willem Rampangilei menjelaskan, tema yang diusung tersebut memiliki tiga kata kunci yang menjadi pegangan dalam penanggulangan bencana, yaitu pengurangan risiko bencana, peningkatan Kapasitas, dan berbasis masyarakat.

"Yang pertama pengurangan resiko bencana. Karena hal itu tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Ini sepanjang sejarah pertama kali pengurangan risiko bencana pengarusutamaan di RPJMN," ujarnya saat memberikaan katasambutan, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (24/2/2016).

Kedua, yakni peningkatan kapasitas yang merupakan cara untuk mengurangi risiko bencana, dan yang ketiga, berbasis masyarakat, dimaksudkan agar masyarakat lebih siap dalam menghadapi bencana.

"Karena kita tahu masyarakat lah yang pertama menghadapi ancaman bencana tersebut dan masyarakat yang harus dibangun kapasitasnya untuk menyelamatkan dirinya dari ancaman bencana," ucapnya.

Willem menuturkan, 33 persen orang dapat selamat dari bencana karena kapasitas dirinya yang baik. Diharapkan kedepannya 80 persen upaya penyelamatan adalah dari masyarakat itu sendiri.

sumber: TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

Sukoharjo Siaga Bencana Alam

SUKOHARJO -Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo menetapkan status siaga hingga awal Maret mendatang. Masyarakat diminta untuk selalu siaga dalam menghadapi bencana alam baik banjir, tanah longsor maupun angin kencang.

Kepala BPBD Sukoharjo Suprapto, Minggu (21/02/2016) mengatakan kondisi cuaca sekarang ini memang lebih bersahabat. Artinya guyuran hujan deras dengan tempo waktu lama serta angin kencang sudah jarang terjadi. Selain itu,� i volume air di Sungai Bengawan Solo dan sungai kecil lainnya yang sering jadi penyebab banjir juga sudah mengalami penurunan. Namun, jangan sampai membuat masyarakat terlena dan melupakan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Sebab potensi banjir, tanah longsor dan angin ribut masih besar terjadi.

“Setidaknya hingga awal Maret kami masih menetapkan status siaga terhadap ancaman semua bencana alam baik banjir, tanah longsor dan angin kencang, jadi masyarakat juga harus selalu siapsiaga,” ujar Suprapto.

BPBD Sukoharjo dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana alam sudah melakukan persiapan. Mulai dari latihan bersama dengan petugas gabungan, persiapan peralatan, pengenalan medan wilayah hingga sosialisasi ke masyarakat.

Dari persiapan yang sudah dilakukan diketahui semua dalam kondisi siap menghadapi bencana alam. Termasuk juga kesiapan anggaran untuk memberikan bantuan kepada korban.“Banjir paling kami waspadai dan tentu saja tetap memperhatikan potensi tanah longsor dan angin kencang yang sulit diprediksi,” lanjutnya 

sumber: (KRjogja.com)

More Articles ...