logo2

ugm-logo

PVMBG Sebut Erupsi Semeru Tak Pengaruhi Status Gunung Bromo

Probolinggo - Eruspsi Gunung Semeru sejak Minggu (4/12) tak mempengaruhi status Gunung Bromo. Hingga kini, status Bromo masih normal atau level 2 (waspada) dengan jarak aman 1 km dari bibir kawah.

Selama erupsi di Semeru, dapur magma Gunung Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo terus melakukan pemantauan.

Gunung Bromo sendiri terpantau pada Selasa (6/12) pagi mengeluarkan asap putih bertekanan lemah dengan intensitas tipis, kadang sedang hingga tebal, dengan ketinggian mencapai 50 sampai 700 meter di atas puncak kawah, mengarah ke utara, barat daya, barat dan barat laut.

Sedangkan cuaca sangat dinamis terkadang cerah, terkadang berkabut dan sesaat kemudian hujan. Rata-rata di kawasan TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) selalu diguyur hujan pada sekitr pukul 12.00 WIB.

Dari data PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi) pos pantau Gunung Bromo, seismik menunjukkan gempa tremor (gempa berulang dengan kekuatan relatif kecil) dengan amplitudo maksimal 0,5 hingga 1 milimeter, dominan 0,5 milimeter masih sering terjadi.

Budi Marwanto, Staf Pengamat Gunung Api Bromo, mengatakan terjadinya awan panas guguran (APG) Gunung Semeru yang terjadi pada hari Minggu kemarin, tidak mempengaruhi aktivitas gunung purba ini. warga dan pengunjung masih melakukan aktivitas seperti biasanya.

"Aktivitas Gunung Bromo seperti biasa dan normal, gempa tremor terekam 0,5 hingga 1 milimeter, dominan 0,5, erupsi Gunung Semeru kemarin tidak pengaruh ke aktivitas Gunung Bromo, karena Gunung Bromo punya dapur magma sendiri," kata Budi, Selasa (6/12/2022).

"Untuk gempa Gunung Semeru terekam ke alat kita, karena alat kita di pendam di tanah" imbuhnya.

Meski terbilang aman, Budi tetap mengimbau kepada warga dan pengunjung agar tetap waspada dengan menghindari kawah. Tak hanya itu, ia juga pengunjung selalu memakai masker, kacamata dan jaket tebal karena suhu mencapai 5 hingga 12 derajat celcius. "Imbauan ke warga dan wisatawan hindari kawah dengan jarak aman 1 kilometer," tandas Budi.

 

Pengungsi Akibat APG Gunung Semeru Jadi 781 Jiwa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengungsian pasca awan panas guguran (APG) Gunung Semeru tersebar di 21 titik dengan jumlah pengungsi sebanyak 781 jiwa hingga Selasa (6/12/2022) pukul 18.00 WIB. Salah satu titik pengungsian berada di Gedung Serbaguna Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.

"Setiap harinya kami data ulang. Kebanyakan para warga pulang ke rumah masing-masing pada pagi hingga siang hari, sebelum akhirnya kembali lagi ke pengungsian di sore hari," kata petugas Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Kasturi seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (7/12/2022).

Ia menambahkan, kebanyakan pengungsi melakukan hal tersebut mengingat ada beberapa pekerjaan yang harus mereka lakukan pada pagi hingga siang hari di sekitar rumah mereka.  Ada yang harus memberikan pakan ternak, berkebun, hingga bertani. "Jadi sore hari baru ramai lagi di sini (pengungsian)," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menambahkan, cuaca di sekitaranGunung Semeru dan Kabupaten Lumajang terus diguyur hujan sedang hingga deras. Hal tersebut  menyebabkan banjir lahar dingin yang membawa material sisa erupsi. Masyarakat yang berada di daerah aliran sungai diminta untuk mewaspadai hal tersebut.

"Saat ini tingkat akivitas Gunung Api Semeru masih pada level IV atau awas," katanya.

Oleh sebab itu, BNPB meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 19 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.

Muhari meminta masyarakat agar mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

More Articles ...