Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan teknologi mitigasi bencana berbasis riset fundamental sebagai landasan guna mengetahui karakter bencana dan potensi risikonya.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko menilai diperlukan spektrum yang cukup lebar untuk melakukan penelitian di aspek mitigasi kesiapsiagaan maupun penanganan pascabencana.
"Kita cukup banyak daerah yang berpotensi bencana, saya ingin sampaikan sejumlah teknologi mitigasi dan peringatan dini bencana yang kami kembangkan di LIPI berbasis riset fundamental terkait karakter bencana dan lokasinya. Tiap lokasi butuh perubahan, penyesuaian," ujar Tri.
Misalnya terkait longsor, Tri menyebut ada beberapa kasus di mana longsor bisa dimitigasi bila sudah memahami aliran air dibawahnya. Dari situ kita dikembangkan teknologi untuk mengubah aliran air di bawahnya sehingga dapat mengganggu bidang luncur, yang berpotensi menjadi longsor di kemudian hari.
Namun di lain sisi bencana longsor juga seringkali terjadi di area dengan infrastruktur stabil dan permanen, sehingga diperlukan teknologi untuk pemantauan berbasis sensor nirkabel yakni "LIPI Wiseland" untuk di seputar kawasan gedung atau jalan tol.
Sedangkan teknologi monitoring longsor versi standar tidak bisa bekerja dengan baik dalam waktu yang lama, diakibatkan proses terpapar alam seperti hujan, panas, sehingga berpotensi rusak.
"Untuk itu kita mengembangkan, misalnya teknologi pemantauan longsor berbasis serat optik. Contohnya, dipasang di beberapa jalan tol," ujar dia.
Tri mengatakan dengan mempelajari fundamental penyebab mekanisme terjadinya bencana, pihaknya dapat memetakan daerah mana yang berpotensi bencana, sehingga dapat dikembangkan beberapa teknologi sistem peringatan dini.
Dia menyebutkan aspek riset pengelolaan kebencanaan tertulis jelas di beberapa regulasi misalnya Peraturan Presiden nomor 93 tahun 2019, di mana tertera untuk memahami baik bencana dan potensinya, dimulai dari riset.
Selain itu, pihaknya memiliki Sendai Platform, dimana empat tindakan prioritas terkait mitigasi bencana secara global, dan dua diantaranya terkait riset yakni memahami risiko bencana, dan meningkatkan manajemen risikonya.
"Dua hal ini, di dalam Perpres ini, kami di LIPI melakukan kajian komprehensif," ujar dia.
Integrasi Sains dan Teknologi dalam Mengurangi Risiko Bencana Alam
Sejarah mencatat bahwa di akhir tahun 2004 Indonesia dilanda bencana dahsyat yaitu bencana gempa bumi yang memicu adanya tsunami. Ada beberapa negara yang juga dilanda bencana tsunami ini seperti Malaysia, Thailand dan Myanmar.
Peristiwa tsunami yang dipicu oleh gempa bumi yang sangat kuat dengan magnitudo lebih dari 9 SR ini meninggalkan luka yang mendalam. Bagaimana tidak, ratusan ribu nyawa melayang dan menghilang, harta benda hilang di dalam waktu sekejap, banyak rumah yang roboh hingga rata dengan tanah.
Tatanan Tektonik yang Kompleks
Seperti yang telah diketahui bersama Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama di dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Pergerakan yang relatif ini membuat tingginya aktivitas kegempaan di negara Indonesia. Selain itu, aktivitas sesar yang berada di Indonesia juga tentunya melengkapi kompleksnya tatanan tektonik di Indonesia. Berdasarkan data BMKG setidaknya ada 1 hingga 2 gempa bumi yang bisa memicu kerusakan.
Peran BMKG
BMKG sebagai lembaga pemerintah yang mempunyai tugas untuk melaksanakan tugas dalam melayani jasa dan informasi di bidang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dalam mengemban tugasnya kini turut mengikuti perkembangan zaman.
Hal ini dapat dilihat dari akun sosial media Instagram BMKG yang awalnya hanya memiliki pengikut yang sedikit, kini mempunyai pengikut yang sudah mencapai angka 4 juta pengikut (berdasarkan tanggal 22 Maret 2021). Selain itu akun sosial media yang lain seperti twitter dan facebook juga secara perlahan semakin digandrungi masyarakat yang haus akan informasi kebencanaan.
Di era yang serba canggih dan kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat BMKG mengembangkan aplikasi yang mampu memberikan informasi di bidang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Salah satunya yaitu aplikasi InfoBMKG.
Aplikasi ini menyediakan beberapa fitur yang seperti informasi terkait prakiraan cuaca, diseluruh wilayah Indonesia, informasi gempa bumi, peta iklim, kualitas udara, informasi cuaca maritim dan cuaca penerbangan (cuaca bandara), titik panas, peringatan dini cuaca dan siaran pers BMKG. Tentunya aplikasi ini dapat diinstal melalui Play Store dan App Store.

Keterlibatan Masyarakat dan Otoritas Daerah
Dalam rangka untuk mengurangi risiko bencana alam tentunya diperlukan analisis, dipahami dan dikomunikasikan secara massal dan luas ke masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung secara aktif dan penuh antusias diperlukan untuk mensukseskan kegiatan mitigasi bencana alam. Hal ini diperlukan agar masyarakat bisa lebih paham dan mengerti bagaimana cara menghadapi peristiwa sebelum, saat dan sesudah bencana.
Selain itu peran pemangku kebijakan juga sangat diperlukan dimana kebijakan, peran dan tanggung jawab dalam mengambil keputusan baik itu dalam perencanaan evakuasi maupun standar operasional. Hal ini bertujuan untuk mencapai keefektifan dan efisiensi berdasarkan kondisi dan situasi daerah bencana.
More Articles ...
- Dua Kampung Siaga Bencana Dibentuk di Garut Selatan
- Banjir Bandang, Puluhan Hektare Sawah di Sumedang Selatan Gagal Panen
- Palu Tanggap Bencana ajak Kerjasama Pemkot Siapkan Penanganan Kondisi Darurat
- Apa Itu Mitigasi Bencana: Kapan dan Bagaimana Tindakannya?
- Pencegahan dan Mitigasi Jadi Kunci Utama Tangani Bencana
- Susun Desain Mitigasi Bencana, BNPB Gelar FGD di Cirebon
- Mitigasi pandemi oleh pemerintah berkontribusi positif di tenaga kerja
- Kostrad Terjunkan Tim Satgas Kesehatan Untuk Bantu Korban Bencana Sulbar
- Pemprov DKI Raih Penghargaan Penanggulangan Bencana dari BNPB
- BNPB: Ada 810 Bencana Alam Sejak Januari 2021, 275 Orang Meninggal
- Mitigasi Bencana di Sulbar Harus Diperkuat
- BPPT Ungkap 5 Teknologi Reduksi Risiko Bencana di Indonesia
- Doni Monardo beberkan langkah-langkah BNPB mengantisipasi bencana di Indonesia
- Jokowi: Indonesia Ranking Tertinggi Negara Paling Rawan Risiko Bencana
- Jokowi Ingatkan Mitigasi Jadi Kunci Mengatasi Risiko Bencana
- 198.610 Orang Disuntik Vaksin Covid-19 dalam Sehari
- Varian Corona B117 Masuk RI, Ampuhkah Vaksin yang Dipakai? Ini Perbandingannya
- Jadi Kampus Konservasi, Unnes Adakah FGD Tanggap Bencana
- Siaga Banjir dan Bencana, Pemprov DKI Siapkan Toa hingga Sumbangan
- Beradaptasi Dengan Bencana
- Anies Baswedan Apresiasi Persatuan Masyarakat Saling Bantu Hadapi Bencana Jakarta
- Daftar 30 Titik Banjir di Jakarta Versi Jaki
- Kasad Minta Pasokan Bantuan untuk Penanganan Bencana Dipercepat
- Ahli Ungkap Alasan Indonesia Banyak Dilanda Bencana Alam
- Alarm Deteksi Dini Bencana Longsor Nganjuk Rusak Sudah Setahun
- 42 Titik Rawan Bencana Terdeteksi di Sulawesi Selatan
- Mitigasi Bencana Jabar Jadi Rujukan Pembahasan UU Penanggulangan Bencana
- Pemprov Sumsel Jamin Stok Bantuan Bencana
- Muhammadiyah Ingatkan Indonesia Sebagai Negara "Supermarket Bencana"
- 85 EWS Dipasang di Daerah Rawan Bencana Temanggung
- Bencana Banjir dan Tragedi Longsor di Nganjuk, 20 Warga Masih Tertimbun
- Status Tanggap Darurat Banjir di Kalsel Diperpanjang Hingga 10 Februari 2021
- Menangani Bencana Alam disaat Pandemi Covid
- Aksi Sosial Persakmi dan Tim Gabungan Peduli Sulbar
- Gunung Merapi keluarkan awan panas puluhan kali, setidaknya 150 warga diungsikan
- Gempa M 5,4 Getarkan Pesisir Barat Lampung
- Dilema Penanganan Banjir di Jabar, Banyak Lahan Resapan Kritis hingga Terbenturnya Kemampuan Anggaran
- Arutmin sebut pembukaan lahan besar-besaran dapat menjadi penyebab banjir di Kalsel
- Kegagalan Cegah Banjir Kalimantan Selatan
- BNPB targetkan penyelesaian dampak gempa Sulbar selesai enam bulan
- Gempa Sulbar, BNPB: 7.863 Rumah dan 62 Fasilitas Umum Rusak
- PMI Bangun 2 Gudang Logistik Darurat Distribusi Bantuan Gempa Sulbar
- Korban Meninggal Akibat Gempa di Sulbar Mencapai 105 Orang
- Gubernur Sulbar Menangis saat Temui Pengungsi Korban Gempa di Polman
- Sudah ke-35, Gempa Susulan Mamuju-Majene Diperhitungkan 3-4 Minggu
- Penjelasan BMKG soal Gempa Magnitudo 7,0 di Kepulauan Talaud, Termasuk Gempa Besar
- Minta Masyarakat Waspada, BMKG Beberkan Kawasan Seismic Gap di Zona Sumber Gempa Megathrust dan Sesar Aktif
- Inilah Daftar Daerah Rawan Gempa Berdasar Data BMKG, Waspadalah!
- Kasus Positif Corona di Amerika Serikat Tembus 25 Juta!
- Banjir di Indonesia, Benarkah karena Curah Hujan dan Cuaca Ekstrem?
- Gempa Majene Kembali Terjadi, BMKG Ungkap Sudah 32 Kali Susulan
- Waspadai Penyakit Pascabanjir, Dinkes Banjarbaru Sediakan Fasilitas Kesehatan untuk Korban Banjir
- Status Merapi Terkini 15 Januari 2021
- BPPTKG: Dalam 12 Jam Terakhir, Gunung Merapi Tercatat Keluarkan 18 Kali Lava Pijar
- Banjir Hulu Sungai Tengah semakin parah
- Berita Banjir di Kalsel: Air Capai 2 Meter, Warga Butuh Pertolongan
- Kronologi Banjir di Kab. Hulu Sungai Tengah, Prov. Kalimantan Selatan
- Jakarta Butuh Sekitar 16 Juta Dosis Vaksin Covid-19 agar Tercipta Herd Immunity
- 15 Juta Dosis Vaksin Sinovac Mendarat Lagi di RI
- Perlu Tahu, Ini 4 Tahap Penyuntikan Vaksin COVID-19
- Program vaksin corona dimulai, pahami efek samping pasca vaksinasi
- Suntik vaksin Covid-19 dimulai, tolak vaksinasi dihukum 1 tahun & denda Rp 100 juta
- Vaksin Pfizer Biontech masuk daftar penggunaan darurat WHO
- Terima Sertifikasi Halal Vaksin Covid-19, Bio Farma: Kehalalan Jadi Isu Utama di Negara Kita
- Cerita Dokter yang Suntikkan Vaksin Covid-19 untuk Jokowi, Sempat Gemetar di Awal
- BNPB kerja sama dengan 7 PTN untuk pemulihan pascabencana alam
- Varian baru Covid-19: Paling tidak 20 negara mendeteksi mutasi baru, mengapa perkembangan ini mengkhawatirkan?
- 2.925 Bencana Alam di tahun 2020
- 3 Efek Samping Vaksin COVID-19 yang Ditemukan Sejauh Ini
- Tak Semua Bisa Suntik Vaksin Covid-19, Ini Penyakit Penyerta yang Belum Layak Vaksinasi
- Data BNPB Sepanjang 2020: Banjir, Bencana Alam Paling Banyak Terjadi
- Banjir di Lemah Abang Cirebon, BMKG Sebut Akibat Curah Hujan Sangat Lebat
- Bio Farma: Laporan Sementara Vaksin Covid-19 Sinovac Diterbitkan Desember 2020
- Ini Daftar Orang-orang yang Tidak Boleh Divaksin COVID-19
- Vaksin Sinovac Tiba, Indonesia Kebut Izin Darurat BPOM & Fatwa MUI
- Alasan Indonesia Beli Vaksin Corona Meski Belum Ada Izin Edar
- 107 Juta Orang Bakal Dapat Vaksin Corona, 75 Jutanya Bayar Sendiri
- Vaksin Sinovac Belum Terbukti Efektif, Satgas: Pemerintah Punya Pertimbangan Sebelum Beli
- Pemkab Tetapkan Lebak Banten Berstatus Tanggap Darurat Banjir
- Banjir di Rembang, Ratusan Warga Mengungsi
- 7 Kecamatan di Cilacap Dilanda Bencana Banjir Dan Tanah Longsor, Ratusan Warga Mengungsi
- Banjir Bandang di Kawasan Wisata Sungai Landak
- Banjir Bandang Terjang Aceh Tenggara, 15 KK Warga Lawe Sagu Hulu Masih Mengungsi
- Banjir-Longsor Melanda 11 Kampung di Cianjur, Puluhan Rumah Terdampak
- 40 Orang Meninggal Akibat Banjir di Vietnam dan Kamboja
- Banjir Bandang Garut, 1.000 Lebih Warga Mengungsi
- Siaga La Nina, Pemerintah Diminta Siapkan Rencana Aksi untuk Daerah Rawan Bencana
- BPBD Cianjur Siapkan Ribuan Relawan Tangguh Bencana
- Wagub Jabar Hari Ini Terima Laporan 580 Titik Bencana Longsor-Banjir
- Tasikmalaya Alami 25 Kejadian Bencana
- KAJIAN KESIAPSIAGAAN RUMAH SAKIT DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 BERBASIS SISTEM KOMANDO DI WILAYAH DIY DAN DKI JAKARTA
- 10 Klaster dengan Kasus Aktif Covid-19 Terbanyak di Jakarta
- BNPB Catat 2.162 Bencana Sepanjang 2020, Lebih dari 4,4 Juta Orang Terdampak
- La Nina Akan Terjang Indonesia, BMKG Imbau Masyarakat Daerah Rawan Bencana Persiapkan Diri
- Tsunami 20 Meter Ancam Bali, BMKG Minta Pemda Mitigasi Bencana 28 Negara Gelar Latihan Mitigasi Tsunami
- BMKG Ingatkan Dampak La Nina: Curah Hujan Tinggi hingga Potensi Bencana Banjir
- The New World Of No-Contact Disaster Claims
- This new tool pinpoints the communities most in need of disaster relief
- BNPB: Perlu kepercayaan diri daerah untuk kurangi risiko bencana
- Hadapi La Nina, BNPB Minta Setiap Daerah Siaga dan Siapkan Mitigasi Bencana