logo2

ugm-logo

BNPB Catat 2.162 Bencana Sepanjang 2020, Lebih dari 4,4 Juta Orang Terdampak

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sepanjang 1 Januari hingga 2 Oktober 2020, total 2.162 kejadian bencana telah melanda Indonesia. Akibat bencana itu, sebanyak 299 orang meninggal dunia dan lebih dari 4,4 juta orang terdampak dan mengungsi.

“Kejadian bencana sepanjang 2020 tercatat jumlah kejadian bencana sebanyak 2.162 kejadian. Bencana menimbulkan terdampak dan mengungsi sekitar 4.496.962 orang, sedangkan meninggal dunia 299 orang dan hilang sebanyak 25 orang dan luka-luka 458 orang,” ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangannya yang diterima (3/10/2020).

Raditya mengatakan, BNPB mencatat bencana yang mendominasi hidrometeorologi diantaranya bencana banjir, angin puting beliung dan tanah longsor.

“Paling banyak terjadi yakni sebanyak 799 akibat peristiwa banjir. Kemudian diikuti dengan angin puting beliung sebanyak 589 kejadian, tanah longsor sebanyak 389 kejadian, gelombang pasang dan abrasi sebanyak 26 kejadian, gempa bumi 13 kejadian dan erupsi gunung api 5 kejadian,” jelasnya.

 

Foto: BNPB

BNPB juga mencatat terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sebanyak 318 kejadian, dan 22 kejadian kekeringan terjadi sepanjang 2020.

Sementara itu, tercatat sebanyak 1.141 kejadian bencana melanda Pulau Jawa. Dimana tiga Provinsi di Pulau Jawa yang tercatat paling banyak kejadian bencana terjadi di Jawa Barat 384 kejadian, Jawa Tengah dengan 369 kejadian, dan di Jawa Timur sebanyak 314 kejadian bencana.

Dan tercatat sebanyak 494 kejadian bencana terjadi di Pulau Sumatera, di Kalimantan 207 kejadian bencana, kemudian di Sulawesi terjadi 188 kejadian, di Bali terjadi 26 kali kejadian bencana, di Nusa Tenggara sebanyak 39 kejadian, dan di Maluku juga Papua terjadi 48 kali kejadian bencana selama 2020.

Sementara itu, dampak bencana sekitar 33.282 rumah rusak dengan rincian 6.961 rumah rusak berat, 5.012 rumah rusak sedang dan 21.309 rumah rusak ringan.

Sebanyak 1.423 fasilitas umum juga mengalami kerusakan dengan rincian 632 fasilitas pendidikan, 663 fasilitas peribadatan, dan 128 fasilitas kesehatan rusak, 129 kantor rusak dan 351 jembatan mengalami kerusakan akibat bencana.

Sementara dampak dari bencana non alam epidemi Covid-19 hingga 2 Oktober 2020 tercatat sebanyak 295.499 kasus positif. Dimana sebanyak 10.972 orang meninggal dunia dan 221.340 pasien Covid-19 yang sembuh.

La Nina Akan Terjang Indonesia, BMKG Imbau Masyarakat Daerah Rawan Bencana Persiapkan Diri

PR DEPOK – La Nina adalah fenomena atmosfer laut gabungan yang terjadi ketika anomali suhu di perairan mencapai minus 0,5 derajat celcius.

Diberitakan sebelumnya, La Nina diperkirakan akan melanda Indonesia hingga akhir tahun 2020 yang berpotensi meningkatkan curah hujan tinggi di sejumlah wilayah di Indonesia.

Terkait hal ini, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bogor, Hadi Saputra, menjelaskan bahwa dampak fenomena La Nina terhadap wilayah Bogor bersifat moderat atau sedang.

Berdasarkan penjelasan yang disampaikan Hadi, La Nina akan menyebabkan meningkatnya curah hujan sebanyak 10 persen lebih tinggi dari biasanya pada musim penghujan.

Namun, Hadi Saputra juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati karena La Nina ini dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah yang menjadi langganan bencana alam. 

"Untuk mengantisipasi dampak La Nina, maka kami berkoordinasi dengan BPBD di wilayah Bogor dan sekitarnya untuk memberikan peringatan dini saat curah hujan meningkat," kata Hadi saat ditemui pada Minggu, 4 Oktober 2020 seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI.

Lebih lanjut, prakirawan BMKG Bogor tersebut juga meminta masyarakat di sekitar kawasan rawan bencana untuk memperhatikan faktor lingkungan.

Ia mengimbau agar masyarakat menjaga kelestarian alam sebagai upaya untuk menekan dampak buruk dari badai La Nina.

Dalam keterangannya, Hadi Saputra juga menuturkan mengenai masyarakat yang harus siap menghadapi bencana.

Ia meminta masyarakat untuk melakukan persiapan supaya jika bencana terjadi, mereka bisa menyelamatkan diri dan harta benda.

Untuk diketahui, fenomena La Nina ini ditandai dengan tekanan udara yang lebih rendah dari biasanya di Pasifik Barat.

Wilayah yang termasuk dalam zona bertekanan rendah ini akan mengalami peningkatan curah hujan.

Sementara itu, berdasarkan laporan BMKG hingga akhir September 2020, anomali iklim La Nina terpantau sedang berkembang.

Di Indonesia, peningkatan curah hujan akibat La Nina ini berpotensi terjadi di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera.***

More Articles ...