logo2

ugm-logo

Revisi UU Penanggulangan Bencana Di-Carry Over

Revisi UU Penanggulangan Bencana Di-Carry Over

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Sosial (Kemensos) menyatakan pembahasan mengenai revisi Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana bakal dilanjutkan dalam masa anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024 atau carry over ke periode selanjutnya.

Menteri Sosial, Agus Gumiwang, mengatakan draft revisi baru dilakukan beberapa hari lalu setelah mendapatkan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dengan demikian, revisi UU tidak mungkin disahkan dalam masa anggota DPR periode 2014-2019.

"Kami baru masukkan ke DPR baru empat hari yang lalu. Tidak mungkin kekejar, sedangkan waktu kerja DPR hanya seminggu lagi. Tapi ini tidak masalah untuk di carry over," ucap Agus, Selasa (24/9).

Ia menuturkan pihak dari pemerintah mengusulkan agar penamaan untuk badan yang menanggulangi bencana tak perlu dicantumkan secara tegas dalam UU.

Dalam aturan sekarang, pemerintah menuliskan dengan jelas bahwa lembaga yang bertanggung jawab menanggulangi bencana adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Jadi kami ingin penamaan BNPB itu tidak perlu, nanti sama Presiden diberikan fleksibilitas diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP)," katanya.

Selain itu, pemerintah juga mengusulkan agar tugas atau komando BNPB diperjelas. Sebab, Agus menyebut selama ini BNPB terkadang masih kesulitan untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah (pemda).

"Kalau ada bencana misalnya pemda lumpuh, kalau begitu BNPB ingin berkoordinasi dengan pemda tidak bisa karena lumpuh. Maka harus diberikan wewenang atau payung hukum terkait komando dari PNBP itu," jelas Agus.

DPR telah menyetujui sejumlah rancangan undang-undang (RUU) menjadi undang-undang (UU) jelang masa anggota DPR 2014-2019 berakhir bulan ini.

Beberapa yang disetujui, seperti UU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), UU Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan, dan UU Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan.

Antisipasi Tsunami, Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Digelar di Kebumen

KEBUMEN - Ada cara unik masyarakat Kebumen untuk selamat dari bencana tsunami. Cara yang harus dilakukan saat tsunami datang, adalah dengan kukut-kukut (kemas-kemas) dan langsung lari serta menek uwit (naik pohon).

Cara itu disampaikan salah satu siswi SMKN 1 Ambal Kebumen, Vika Lestari kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat mengikuti acara ekspedisi desa tangguh bencana (Destana)Tsunami, Selasa (30/7/2019). Saat ditanya Ganjar tentang bagaimana cara menyelamatkan diri saat tsunami datang, Vika dengan mantab menjawab pertanyaan itu.

"Ayo siapa yang tahu bagaimana caranya menyelamatkan diri saat ada bencana tsunami?," tanya Ganjar saat memberi materi di SMKN 1 Kebumen.

Seorang siswi bernama Vika Lestari langsung maju ke depan. Dengan bahasa yang lugu, Vika menjawab pertanyaan itu dan membuat suasana ger-geran. "Caranya kukut-kukut terus mlayu pak (kemas-kemas terus lari). Larinya ke tempat yang tinggi," jawab Vika.Mendengar itu semua peserta tertawa, termasuk Ganjar.

Seolah belum puas, Ganjar kembali menanyakan hal yang lucu kepada Vika. "Nek ora sempet mlayu kepiye (kalau tidak sempat lari bagaimana)," tanya Ganjar lagi. "Menek uwit pak (manjat pohon pak)," jawab Vika tegas.

"Memang harus pakai bahasa sederhana, seperti yang dikatakan Vika, kalau ada tsunami langsung kukut-kukut terus mlayu (kemas-kemas langsung lari), menek uwit sing dhuwur (manjat pohon tinggi). Pemahaman semacam ini harus terus diberikan pada masyarakat," terang Ganjar sambil memberikan sejumlah hadiah kepada para siswa.

Ganjar menerangkan, selama ini masyarakat khawatir apabila ada informasi terkait bencana. Padahal lanjut dia, tidak ada yang perlu ditakutkan. Hal yang harus dilakukan adalah siap dengan berbagai potensi bencana yang ada dan mencari cara untuk menyelamatkan diri.

"Ndak usah geger, tenang saja. Kan memang kita hidup di negara bencana. Maka kita harus paham bagaimana caranya mitigasi, melakukan evakuasi saat terjadi bencana dan lainnya. Mari kita selalu harmoni dengan alam dan berkompromi dengan alam," terangnya.

Pemerintah lanjut dia juga tidak tinggal diam. Selain memberikan sosialisasi, pemerintah juga telah menyiapkan sejumlah alat pendeteksi bencana termasuk tsunami. "Tapi tolong, itu dirawat. Jangan ada yang mencuri. Saya ingin Kebumen menjadi contoh," pungkasnya.

Kegiatan sosialisasi kebencanaan di Kebumen tersebut tidak hanya dilakukan Ganjar. Dalam kesempatan itu, hadir pula Kepala BNPB, Letjen Doni Monardo dan Kepala BMKG, Dwikorita.

Doni Monardo mengatakan, kesadaran masyarakat akan potensi bencana perlu terus ditingkatkan. Dengan sosialisasi terus menerus, maka masyarakat akan terbiasa dan tidak takut menghadapi bencana.

"Kita semua harus menyadari bahwa Indonesia kawasan yang sangat rentan. Sejumlah bencana pernah terjadi di negeri ini, dan yakinlah suatu saat bencana itu akan terulang, karena alam selalu mencari keseimbangan," katanya.

More Articles ...