logo2

ugm-logo

Blog

Korban Meninggal Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Bertambah Jadi 2 Orang

Flores Timur:  Pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten FloresTimur, Nusa Tenggara Timur meninggal bertambah satu orang menjadi dua orang.
Penjabat Bupati Flores Timur Doris Rihi, mengatakan, korban meninggal kedua bernama Petrus Kula Puka, 64, warga Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura.

Ia bersama keluarga mengungsi ke Desa Konga, Kecamatan Titehena sejak 1 Januari 2024. Di sana, mereka tinggal di selama 26 hari dan meninggal pada Sabtu, 27 Januari pukul 05.00 Wita karena sakit asma, asam urat dan reumatik. Jenazah korban telah dibawa kembali ke kampung halamannya untuk dimakamkan.

"Sebelumnya pada 9 Januari 2024 almahrum sempat dibawa ke UGD Pusat Kesehatan Masyarakat Lewolaga. Setelah itu pasien di bawah pulang lagi ke Desa Konga. Pasien sempat mau dirujuk (ke rumah sakit) tapi keluarga menolak," ujarnya.

Menurutnya, korban meninggal pertama bernama Maria Peni Hayon, 70, asal Desa Nobo Kecamatan Ile Bura. Maria meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit St Gabriel Kewapante, Kabupaten Sikka pada Kamis, 25 Januari pukul 23.45 Wita.

Sebelum dirawat, Maria mengeluh sesak napas selama empat hari, batuk pilek, nyeri ulu hati, dan napsu makan menurun. "Maria mengungsi ke Desa Konga pada 2 Januari, dan pada 15 Januari, ia dijemput untuk menginap di rumah warga Konga dengan alasan hujan angin dengan riwayat sesak napas," ujarnya.

Kepala Dinas Kominfo Flores Timur Hery Lamawuran mengatakan, pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki sebanyak 6.300 orang ditampung di tenda sebanyak 2.777 orang, di rumah warga sebanyak 3.463 orang, dan fasilitas umum 60 orang.

"Ada penambahan 207 pengungsi dari Desa Konga, tetapi ada juga pengurangan 200 pengungsi yang ditampung di Desa Hewa (Kecamatan Wulanggitang) karena pulang ke rumah masing-masing di Desa Waiula (Kecamatan Wulanggitang)," ujarnya. 

Masyarakat Diminta Tetap Waspada Ancaman Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Wulanggitang, Beritasatu.com - Masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap potensi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat ini Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berada pada status IV atau awas.

"Ya, potensi ancaman (erupsi) masih ada. Endapan lava di permukaan masih terlihat dan terjadi guguran atau awan panas," ujar Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki PVMBG, Kushendratno di Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Wulanggitang, pada Minggu (28/1/2024) dikutip dari Antara.

Data terkini aktivitas gunung api mencatat adanya erupsi atau letusan, guguran, awan panas guguran, gempa hembusan, dan hybrid. Selain itu, masih tercatat gempa vulkanik, menunjukkan adanya suplai magma ke permukaan.

Meskipun terdapat endapan lava di permukaan, belum dapat dipastikan apakah itu merupakan kubah lava atau hanya endapan lava.

"Aktivitasnya masih tinggi, jadi status tetap dipertahankan di tingkat Awas," tambahnya.

Rekomendasi yang dikeluarkan oleh PVMBG untuk masyarakat, meliputi larangan melakukan aktivitas di dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral enam kilometer ke arah timur laut. Selain itu, masyarakat diminta waspada terhadap potensi banjir lahar hujan di sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

"Jadi, potensi bahayanya masih sama untuk status awas ini. Kami akan menunggu evaluasi minggu depan untuk melihat apakah ada perubahan status gunung ini," ungkapnya

PVMBG ingatkan potensi ancaman erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Wulanggitang (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan masyarakat tentang potensi ancaman erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang masih berstatus level IV atau Awas.

"Betul, potensi ancaman masih ada, endapan lava di permukaan masih ada dan guguran atau awan panas juga masih terjadi," kata Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki PVMBG Kushendratno di Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Wulanggitang, Minggu.

Ia menjelaskan perkembangan gunung api terkini masih merekam adanya aktivitas erupsi atau letusan, guguran, awan panas guguran, gempa hembusan, dan hybrid.

Selain itu, gempa vulkanik juga masih terekam yang mengindikasikan masih adanya suplai magma ke permukaan.

Teramati pula endapan lava di permukaan, namun belum bisa dipastikan sebagai kubah lava atau sekadar endapan lava.

"Aktivitasnya masih tinggi. Jadi statusnya masih kita pertahankan di level  Awas," ucapnya.

Ia menyatakan rekomendasi bagi masyarakat yang dikeluarkan oleh PVMBG yakni tidak melakukan aktivitas dalam radius lima kilometer dari pusat erupsi dan sektoral enam kilometer ke arah timur laut.

Masyarakat juga harus mewaspadai potensi banjir lahar hujan di sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

"Jadi, untuk status Awas ini potensi bahayanya masih sama, kita tunggu minggu depan apakah ada evaluasi lain untuk status gunung ini," katanya.

Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Tinggi Letusan 500 Meter di Atas Puncak

JAKARTA - Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami erupsi, Minggu (28/1/2024) siang. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat tinggi letusan 500 meter di atas puncak.

"Terjadi erupsi G. Lewotobi Laki-laki pada hari Minggu, 28 Januari 2024, pukul 14:37 WITA. Tinggi kolom letusan teramati ± 500 m di atas puncak (± 2084 m di atas permukaan laut)," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api, Herman Yosef S Mboro dalam keterangannya.

Untuk diketahui, Gunung Api Lewotobi Laki-laki terletak di Flores Timur, NTT dengan posisi geografis di Latitude -8.5389°LU, Longitude 122.7682°BT dan memiliki ketinggian 1584 mdpl. Menurut Herman, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara dan timur laut. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.

Herman mengingatkan agar masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung, wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 5 KM dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan sektoral 6 KM ke arah Utara dan Timur Laut.

"Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya," ujarnya.

Selain itu, jika terjadi erupsi dan hujan abu, masyarakat dihimbau untuk tetap berada di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata).

Herman juga mengingatkan masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi agar mewaspadai potensi banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

"Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pulolera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi di Bandung," tutupnya.

BPBD Lampung Imbau Waspada Bencana Banjir, Longsor dan Puting Beliung

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Memasuki musim hujan, BPBD Provinsi Lampung meningkatkan kewaspadaan dini dalam menghadapi bencana hidrometeorologi.

Hal itu merupakan tindak lanjut dari surat BMKG Nomor KL.00.01/003/KPWR/XII/2023 tentang prekiraan puncak musim hujan 2023/2024 yang terjadi di Januari hingga April 2024.

"Dalam upaya meningkatkan kewaspadaan dini dalam menghadapi bencana hidrometeorologi di awal 2024, Pemerintah Provinsi Lampung sudah membuat surat edaran ke 15 kabupaten dan kota untuk mengantisipasi adanya bencana banjir, longsor, puting beliung," ujar Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Lampung Joni Toyib, Minggu (28/1/2024).

Dikatakannya, bila pihaknya akan melakukan penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi selama 145 hari mendatang.

Kewaspadaan bencana mengarah pada bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan banjir rob.

Ia mengaku, ada langkah siaga lain yang juga akan dilakukan yang di antaranya dengan mengaktifkan Satgas Penanggulangan Bencana di seluruh kabupaten serta kota, melakukan pemangkasan ranting pohon dan penertiba baliho semi permanen untuk menghidari korban jiwa dan harta akibat pohon tumbang.

Selain itu, terdapat rencana penguatan lereng dan pembersihan saluran irigasi guna antisipasi bencana banjir dan gerakan tanah.

Kemudian akan dilakukan penguatan drinase dan pemeriksaan sarana prasarana, antisipasi dampak setelah kebakaran hutan dan lahan yang kemungkinan akan membawa sisa material.

"Melakukan pemantuan sampah pada batang tubuh sungai tepatnya dihulu dan hilir sungai, kemudian pembersiahan sungai dari sampah dan enceng gondok yang berpotensi menyumbat pembuangan air," ujarnya.

Selanjutnya, mengantisipasi poteni banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir yang secara umum dapat berdampak pada aktivitas masyarakat pesisir dan pelabuhan.

Menyiapkan petunjuk evakuasi bencana, membentuk posko kesiapsiagaan untuk memantau keadaan terkini, serta melakukan edukasi ke masyarakat mengenai antisipasi potensi bencana hidrometeorologi.

"Dan untuk mengantisipasi adanya dampak bencana alam saat pelaksanaan Pemilu, biasanya pihak desa yang memang rawan banjir akan mencari tempat yang lebih tinggi dan aman," tambahnya.

Menurutnya selama lima tahun terakhir, pihaknya melihat dalam pelaksanaan pemilihan umum belum ada tempat pemungutan suara (TPS) yang terdampak banjir.

Meski demikian pihaknya tetap berharap pelaksanaan pemungutan suara 14 Februari nanti bisa berlangsung dengan baik.

"Langkah antisipasi, kesiapsiagaan, dan kewaspadaan dalam meghadapi dampak bencana hidrometeorologi sudah disiapkan, jadi harapannya semuanya aman," tutupnya.