logo2

ugm-logo

Blog

Belajar dari Jepang, Manusia Bisa Berdamai dengan Gempa

Jakarta, CNBC Indonesia - Secara geografis, Jepang merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap gempa. Namun, Negara Sakura mampu membuktikan diri bisa berdamai dengan gempa melalui bantuan teknologi, termasuk di bidang perumahan. 

Pulau-pulau di Jepang terletak di tempat pertemuan empat lempeng tektonik bumi. Negara ini juga merupakan rumah bagi sekitar 10% gunung berapi aktif di dunia.

Artinya, Jepang mengalami lebih banyak gempa bumi dibandingkan negara lain, sekitar 1.500 gempa per tahun. Daftar panjang gempa bumi di Jepang sudah ada sejak lebih dari seribu tahun yang lalu. Selain itu, ketika gempa bumi terjadi di bawah atau dekat laut, hal tersebut dapat memicu gelombang pasang (disebut tsunami).

Sebanyak 9.661 gempa bumi berkekuatan empat atau lebih telah terjadi dalam jarak 300 kilometer (186 mil) dari Jepang dalam 10 tahun terakhir. Hal ini berarti rata-rata tahunan terjadi 966 gempa bumi per tahun, atau 80 gempa per bulan. Rata-rata gempa bumi terjadi di dekat Jepang kira-kira setiap 9 jam.

Jumlah gempa bumi yang relatif besar terjadi di dekat Jepang pada tahun 2022. Sebanyak 1.253 gempa bumi (magnitudo 4+) terdeteksi dalam jarak 300 km dari Jepang pada tahun itu, yang terkuat berkekuatan 7,3.

japanFoto: earthquakelist

Adapun, tabel di bawah ini memvisualisasikan distribusi seluruh gempa bumi yang terjadi dalam jarak 300 km dari Jepang dalam 10 tahun terakhir. Tidak ada gempa bumi berkekuatan 8 atau lebih yang terjadi di dekat Jepang selama ini. Biasanya, magnitudo yang lebih tinggi lebih jarang terjadi dibandingkan dengan magnitudo yang lebih rendah. Gempa bumi kecil dengan kekuatan di bawah 4 skala Richter tidak dimasukkan dalam tinjauan ini.Karena sejarah gempa bumi yang dimilikinya, Jepang sangat siap menghadapi kejadian seperti ini. Semua ponsel di Jepang dilengkapi dengan sistem peringatan gempa, yang berpotensi memberi pengguna waktu 5 hingga 10 detik untuk mencari perlindungan sebelum gempa terjadi. Rumah dan bangunan tahan gempa dirancang agar dapat bergerak mengikuti gempa, dan tidak roboh atau melukai orang-orang di dalamnya.

Jepang juga menjadi tuan rumah sistem pencegahan bencana terpadu. Pemerintah telah mengeluarkan pedoman ekstensif yang mencakup pembuatan peralatan darurat sebelum terjadinya bencana. Sesi pelatihan dan pameran adalah hal biasa, dan partisipasi dalam latihan bencana alam dimulai sejak taman kanak-kanak. Pusat evakuasi lokal dan fasilitas darurat lengkap tersedia untuk melayani masyarakat.

Mengapa bangunan jepang tahan gempa?

Peraturan bangunan Jepang mempertimbangkan berbagai faktor seperti jenis tanah, kedalaman pondasi bangunan, dan ketinggian bangunan. Hal ini juga mengharuskan bangunan memiliki struktur fleksibel yang dapat bergerak bersama tanah saat terjadi gempa, serta sistem peredam untuk meredam guncangan gempa.

Salah satu fitur utama bangunan Jepang adalah penggunaan bantalan isolasi seismik. Bantalan ini memungkinkan bangunan bergerak secara horizontal saat terjadi gempa, sehingga mengurangi tekanan pada struktur dan meminimalkan kerusakan. Selain itu, banyak bangunan di Jepang memiliki kerangka beton bertulang, yang memberikan stabilitas tambahan dan perlindungan terhadap keruntuhan.

Kemahiran Jepang dalam merancang bangunan tahan gempa sebagian besar lahir dari kebutuhan. Negara kepulauan ini terletak di Cincin Api Pasifik, sebuah zona di mana lempeng tektonik Eurasia, Pasifik, dan Filipina dipaksa berada di bawah satu sama lain. Tekanan yang sangat besar ini secara berkala mengakibatkan pelepasan energi dalam jumlah besar yang mengakibatkan terjadinya gempa bumi di nusantara.

Setelah Perang Dunia II, pemerintah Jepang memperkenalkan serangkaian tindakan yang semakin ketat untuk memaksa para pembangun membuat struktur tahan gempa (hal ini sangat penting karena bangunan-bangunan semakin tinggi).

Standar bangunan tahan gempa di Jepang adalah sebagai berikut:

• Taishin: yakni persyaratan minimum untuk bangunan tahan gempa di Jepang, dan mengharuskan balok, pilar, dan dinding memiliki ketebalan minimum untuk menahan guncangan.
• Seishin: bangunan tahan gempa tingkat berikutnya di Jepang, Seishin direkomendasikan untuk bangunan bertingkat tinggi. Ia menggunakan peredam yang menyerap banyak energi gempa. Intinya, lapisan peta karet tebal ditempatkan di tanah di bawah pondasi, sehingga meredam getaran.
• Menshin: yakni bentuk bangunan tahan gempa tercanggih di Jepang, dan juga paling mahal. Struktur bangunannya sendiri diisolasi dari permukaan tanah oleh lapisan timah, baja, dan karet yang bergerak secara independen dengan tanah di bawahnya. Ini berarti bangunan itu sendiri hanya bergerak sangat sedikit, bahkan saat gempa paling parah sekalipun.

japanFoto: housingjapan

Terdapat pula fitur umum tahan gempa pada bangunan Jepang. Namun, tergantung pada lokasi dan tujuan bangunan, arsitek Jepang dapat memilih di antara banyak fitur bangunan tahan gempa lainnya termasuk:

• Penggunaan rangka baja pada inti bangunan, berbeda dengan inti beton bertulang yang umum digunakan pada struktur Barat
• Penggunaan peredam diagonal, balok dan kolom baja dibandingkan kolom beton
• Pendulum pada inti atau pada atap bangunan
• Peredam dipasang di antara tingkat bangunan
• Struktur jaring untuk membantu memperkuat bangunan
• Sambungan T yang dibuat untuk mematahkan
• Banyak bangunan baru juga terhubung dengan sistem peringatan dini di negara tersebut, yang memperingatkan penduduk akan adanya gempa yang akan datang
• Penggunaan pintu lipat yang memberikan lebih banyak cara untuk melarikan diri
• Lampu tertutup untuk melindungi orang jika bola lampu meledak

Adapun, tiga contoh bangunan tahan gempa jepang. Semua bangunan di Jepang saat ini harus mematuhi peraturan bangunan tahan gempa yang ketat. Berikut tiga contoh struktur inovatif yang memenuhi standar:

• Tokyo Skytree
Sebagai salah satu gedung tertinggi di dunia, menara Tokyo Skytree diyakini benar-benar tahan gempa. Ini menggunakan peredam seismik pada dasar struktur yang terhubung ke pilar tengah yang mampu meredam guncangan gempa.
• Gedung Shinjuku Mitsui
Gedung Shinjuku Mitsui telah menggunakan beberapa pendulum seberat 300 ton dipasang di atap gedung pencakar langit. Pendulum bergoyang maju mundur saat terjadi gempa sehingga membantu menangkal pergerakan bangunan dari sisi ke sisi.
• Rumah mengambang Air Danshin
Perusahaan Jepang Air Danshin telah menciptakan solusi unik terhadap masalah gempa bumi. Rumah-rumah penduduk dilengkapi dengan alat pendeteksi gempa. Jika terjadi getaran, kompresor akan mendorong udara ke ruang di bawah bangunan, mengangkatnya satu hingga tiga sentimeter dari fondasi bangunan. Hal ini membuat bangunan tidak mungkin berguncang dan oleh karena itu membantu menghindari kerusakan.

Apa yang bisa dipelajari dari bangunan Jepang?

Jepang dikagumi di seluruh dunia karena inovasi teknologi tinggi di berbagai bidang, termasuk dalam hal ketahanan infrastruktur, Jepang merupakan negara yang terdepan. Sehingga hal yang dapat Indonesia dan negara lainnya pelajari dalam menghadapi bencana alam yakni:

• Regulasi yang kuat sangat penting: Undang-undang yang jelas tentang standar minimum ketahanan berarti bahwa para pembangun di Jepang tahu apa yang harus dilakukan. Hal ini juga memberikan keamanan dan kepercayaan lebih kepada pelanggan.
• Inovasi sangatlah penting: para desainer Jepang terus berinovasi untuk membuat bangunan tahan gempa yang lebih canggih.
• Investasi sangat penting: membangun bangunan tahan gempa membutuhkan biaya hingga 20% lebih mahal dibandingkan struktur standar. Namun, dalam jangka panjang, pendekatan ini menghemat uang pemilik karena bangunan mereka aman dari kerusakan saat terjadi gempa bumi.


CNBC Indonesia Research

Takut Pulang ke Rumah Usai Gempa Dahsyat Jepang, Ribuan Warga Tinggal di Kamp Evakuasi

Jakarta - Gempa dahsyat baru saja menghantam Jepang pada Senin kemarin. Menurut Survei Geologi AS, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/1/2024), gempa tersebut merupakan yang terkuat di kawasan ini dalam lebih dari empat dekade terakhir.

Rumah-rumah hancur, kebakaran terjadi dan personel militer dikerahkan untuk membantu operasi penyelamatan, kata juru bicara pemerintah Yoshimasa Hayashi kepada wartawan.

Seorang pria lanjut usia dinyatakan meninggal setelah sebuah bangunan runtuh di Kota Shika di Ishikawa, menurut laporan stasiun televisi NTV yang mengutip lpaoran polisi setempat.

Ribuan warga bahkan takut kembali pulang ke rumahnya lantaran gempa dahsyat yang terjadi masih menyisakan beberapa getaran gempa susulan yang rawan memicu runtuhnya bangunan.

Sebuah foto yang dilaporkan Reuters, menunjukkan bagaimana warga memilih tinggal menghabiskan malam di sebuah gedung sekolah dasar yang disulap menjadi kamp evakuasi setelah gempa melanda wilayah Kanazawa, Jepang.

Seorang snowboarder yang sedang berlibur di Pegunungan Alpen Hakuba Jepang mengatakan seluruh kamar hotelnya berguncang. Kepada Reuters Baldwin Chia mengatakan bagaimana ia sangat khawatir dengan longsoran salju tetapi belum menerima laporan mengenai hal tersebut.

Ia mengatakan bahwa gempa bumi sering terdengar di Jepang. "Tapi anda tidak menyangka akan benar-benar mengalaminya".

Andy Clark, seorang warga Inggris di Jepang, menggambarkan kepada BBC bahwa ini menjadi satu sore dan malam yang menakutkan ketika ia berada di kota pesisir Toyama yang terkena dampak gempa ketika gempa terjadi.

"Saya mulai memegang tembok agar tetap tegak," tutur dia sebelum menuju ke atap sekolah untuk menyelamatkan diri.

Usai gempa dahsyat yang dialaminya, Clark mengaku sangat khawatir dengan potensi gempa susulan dan tsunami yang mungkin terjadi hingga ia sulit tidur.

Jeffrey Hall, dosen Universitas Kanda, mengaku merasakan getaran sekitar dua menit meski berada di Yokohama, di seberang pulau utama Jepang.

"Gempa tersebut sangat, sangat serius," kata dia kepada BBC.

6 Orang Tewas Setelah Gempa Melanda Jepang di Hari Tahun Baru

TOKYO, KOMPAS.com - Gempa Jepang berkekuatan magnitudo 7,5 pada Senin (1/1/2024) setidaknya menewaskan enam orang.

Demikian diungkapkan polisi dan pemerintah setempat pada Selasa (2/1/2024) pagi yang melaporkan adanya enam jenazah ditarik dari bangunan yang runtuh.

Sebagaimana diberitakan Reuters pada Selasa (2/1/2024) pagi, gempa Jepang menghancurkan bangunan, memutus aliran listrik dan mengharuskan warga pesisir pantai untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Sebab, gempa tersebut memicu gelombang tsunami setinggi lebih dari 1 meter di sepanjang pesisir barat Jepang.

Personel Angkatan Darat dikerahkan untuk membantu operasi penyelamatan, sementara satu bandara setempat ditutup karena gempa menyebabkan retakan di landasan pacu.

Seorang pria lanjut usia dinyatakan meninggal akibat tertimbun reruntuhan bangunan di Kota Shika di Prefektur Ishikawa, menurut laporan stasiun televisi NTV yang mengutip polisi setempat.

Kyodo News melaporkan empat kematian di Ishikawa, termasuk seorang pria dan wanita berusia 50-an, seorang anak laki-laki, juga seorang pria berusia 70-an.

Selain itu, seorang pria berusia 90-an usai ditarik dari reruntuhan sebuah bangunan dan dibawa ke rumah sakit tetapi dinyatakan meninggal.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada wartawan pada Senin (1/1/2024) malam bahwa tim pencarian dan penyelamatan terbukti sulit mencapai daerah yang terkena dampak paling parah karena banyak jalan diblokir.

Sementara Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Amerika Serikat siap memberikan bantuan apa pun yang diperlukan kepada Jepang setelah gempa bumi.

"Sebagai sekutu dekat, Amerika Serikat dan Jepang memiliki ikatan persahabatan mendalam. Kami akan bersama rakyat Jepang selama masa sulit ini," ujarnya.

Pemerintah Jepang mengatakan hingga Senin malam pihaknya telah memerintahkan lebih dari 97.000 orang di sembilan prefektur di pantai barat pulau utama Honshu untuk mengungsi.

Mereka bermalam di gedung olah raga dan gedung olah raga sekolah yang biasa digunakan sebagai pusat evakuasi dalam keadaan darurat.

Hampir 33.000 rumah tangga masih mengalami pemadaman listrik di prefektur Ishikawa pada Selasa pagi.

Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengatakan bahwa setelah bencana tersebut, mereka akan membatalkan penampilan Tahun Baru Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako pada hari Selasa.

8 Fakta Gempa Besar di Jepang Picu Tsunami di Awal 2024

Tokyo - Gempa besar mengguncang Jepang di awal tahun 2024. Gempa tersebut juga memicu gelombang tsunami.

Gempa dengan magnitudo (M) 7,5 itu terjadi sekitar pukul 16.10 waktu setempat. Berikut 8 fakta gempa besar guncang Jepang di awal 2024:

Kekuatan Gempa

Dilansir CNN, kekuatan gempa tersebut dilaporkan sebesar M 7,6. Namun, USGS memutakhirkan data menjadi M 7,5.

Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer. Lokasinya terletak berada di 42 kilometer timur laut Anamizu di prefektur Ishikawa.

Sejumlah gempa susulan kemudian terjadi setelah gempa M 7,5. Salah satunya gempa yang terjadi tercatat berkekuatan M 6,2.

Peringatan Tsunami untuk Seluruh Sisi Barat Jepang

Japan Meteorological Agency (JMA) atau Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami akibat gempa tersebut. Dilansir The Guardian dan Al Jazeera, lembaga penyiaran Jepang, NHK, melaporkan peringatan tsunami besar telah dikeluarkan di prefektur Ishikawa.

Peringatan tsunami dari JMA itu terbagi dalam tiga kategori yang ditandai dengan garis ungu, merah dan kuning. Noto Area di Prefektur Ishikawa masuk dalam kategori 'Major Tsunami Warning' yang ditandai dengan garis ungu. Lokasinya terletak di dekat pusat gempa.

Badan Meteorologi Jepang juga mengeluarkan peringatan tsunami di sepanjang wilayah pesisir prefektur Niigata dan Toyama.

"Semua warga harus segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi," kata lembaga penyiaran publik NHK setelah gempa melanda wilayah Noto di prefektur Ishikawa sekitar pukul 16.10 waktu setempat.

Peringatan tsunami besar kemudian diturunkan ke peringatan tsunami lebih rendah. Otoritas kemudian menurunkan peringatan tsunami menjadi imbauan.

Tsunami Hantam Ishikawa hingga Niigata

Tsunami kemudian dilaporkan menghantam Ishikawa yang menjadi wilayah terdekat dengan pusat gempa. Dilansir BBC dan AFP, Badan Meteorologi Jepang menyebut gelombang setinggi 1,2 meter menghantam pelabuhan Wajima di Prefektur Ishikawa pada pukul 16.21 waktu setempat.

Selain itu, tsunami juga terjadi di Kota Toyama dengan ketinggian 80 cm, Kanazawa dengan ketinggian 70 cm, hingga Niigata dengan ketinggian 30 cm.

Peringatan Tsunami di Wilayah Rusia

Pulau Sakhalin di Rusia yang dekat Jepang dan Kota Vladivostok juga berada dalam status 'waspada' tsunami. Peringatan tsunami dikeluarkan usai gempa dengan M 7,5 terjadi di Jepang.

Dilansir AFP, layanan darurat di Sakhalin menyatakan 'peringatan tsunami' dan mengatakan pantai barat pulau itu 'mungkin terkena dampak gelombang tsunami'. Pemerintah kota di Vladivostok juga mengumumkan peringatan dan memerintahkan para nelayan 'segera kembali ke pantai'.

Bangunan Runtuh hingga Jalanan Ditutup

Pejabat Kota Suzu di Prefektur Ishikawa, Jepang, mengatakan beberapa rumah dan tiang listrik runtuh akibat gempa M 7,5. Dilansir NHK dan Express, guncangan gempa di Ishikawa tercatat berada pada dengan intensitas 6. Skala intensitas gempa di Jepang diukur dari 0 hingga 7.

Seorang penjaga di kantor kota di Kota Wajima Ishikawa mengatakan semua rak di kantor itu runtuh. Petugas itu mengatakan bangunan tersebut tidak rusak parah, namun beberapa bangunan lain ambruk.

Polisi di Kota Himi di Prefektur Toyama juga mengatakan mereka telah menerima laporan adanya retakan di jalan di beberapa lokasi di kota tersebut pada pukul 16.30 waktu setempat. Selain itu, pejabat di kotamadya Oyabe, Prefektur Toyama, mengatakan pihaknya telah menerima beberapa laporan tentang pipa air yang patah pada pukul 16.35 waktu setempat.

Rekaman video juga menunjukkan momen mengerikan bangunan-bangunan runtuh. Tampak debu beterbangan akibat bangunan runtuh itu.

Beberapa jalan raya utama di sekitar pusat gempa, yakni di prefektur Ishikawa juga ditutup. Penutupan disampaikan langsung oleh pihak operator jalan.

Japan Railways turut mengumumkan layanan kereta peluru Shinkansen ditangguhkan sementara. Penangguhan layanan berlaku untuk jalur antara Tokyo dan pusat gempa di wilayah Noto di prefektur Ishikawa.

Kondisi PLTN Diklaim Aman

Pemerintah Jepang menyatakan tak ada kelainan di pembangkit listrik tenaga nuklir di Ishikawa. Wilayah itu sendiri telah dihantam tsunami usai gempa.

"Telah dipastikan bahwa tidak ada kelainan di pembangkit listrik tenaga nuklir Shika (di Ishikawa) dan stasiun lainnya hingga saat ini," kata juru bicara pemerintah Yoshimasa Hayashi seperti dilansir AFP.

Tsunami Capai Korea Selatan

Selain di Jepang, tsunami juga menghantam negara tetangganya, Korea Selatan dengan ketinggian 45 cm. Badan Meteorologi Korea Selatan mengatakan tsunami terjadi setelah gempa besar yang melanda Jepang.

Dilansir Reuters, badan tersebut memperingatkan tsunami dapat berkembang setelah gelombang awal dan mungkin berlanjut selama lebih dari 24 jam.

Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korsel juga menyebut Pemerintah Provinsi Gangwon telah memperingatkan warga untuk mengambil mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Badan Meteorologi Korea Selatan mengatakan permukaan air laut di beberapa bagian provinsi Gangwon di pantai timur mungkin akan naik setelah gempa bumi berkekuatan awal 7,5 melanda Jepang tengah bagian utara.

Korban Jiwa

Korban tewas akibat gempa M 7,5 di Jepang dilaporkan sebanyak 6 orang. Korban ini dilaporkan ketika polisi dan pemerintah setempat setelah jenazah berhasil diangkat dari reruntuhan bangunan.

Dilansir Reuters, Selasa (2/1/2024), personel Angkatan Darat dikerahkan untuk membantu operasi penyelamatan. Sementara satu bandara setempat ditutup setelah gempa menyebabkan retakan di landasan pacu.

Seorang pria lanjut usia dinyatakan meninggal setelah sebuah bangunan runtuh di Kota Shika di prefektur Ishikawa. Hal itu menurut laporan stasiun televisi NTV yang mengutip polisi setempat.

Sementara itu Kyodo News melaporkan empat kematian di Ishikawa, mengutip Tim Manajemen Krisis Prefektur, termasuk seorang pria dan wanita berusia 50-an, seorang anak laki-laki, dan seorang pria berusia 70-an.

Surat kabar Asahi mengutip polisi yang mengatakan seorang pria berusia 90-an telah diangkat dari reruntuhan sebuah bangunan dan dibawa ke rumah sakit tetapi dipastikan meninggal.

8 Fakta Gempa Besar di Jepang Picu Tsunami di Awal 2024

Sebanyak 18 WNI yang tinggal di Kota Suzu, Prefektur Ishikawa terpaksa bermalam di luar ruangan di atas bukit setelah gempa besar mengguncang Semenanjung Noto di dekat Prefektur Ishikawa.

Bersama warga Jepang, mereka membuat api unggun untuk menghangatkan diri dari suhu musim dingin yang mencapai 0 derajat Celsius. Suhu diperkirakan akan lebih dingin lepas tengah malam waktu setempat.

Gempa berkekuatan 7,6 magnitudo itu memicu gelombang tsunami di pesisir utara dan tengah Jepang, dengan peringatan resmi mengatakan gelombang tsunami di beberapa tempat diperkirakan bisa mencapai 5 meter.

Sejauh ini, gelombang setinggi 1,2 meter telah menerjang pelabuhan Wajiima di Prefektur Ishikawa pada Senin (01/01) pukul 16.21 waktu setempat, menurut kantor berita nasional NHK.

Sebelumnya, pemerintah Jepang sudah meminta agar para penduduk di wilayah pesisir Noto di prefektur Ishikawa agar “evakuasi secepatnya ke dataran tinggi,” demikian dilansir NHK.

Sedikitnya ada enam kasus orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan, kata sekretaris kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, dalam konferensi pers, Senin (01/01).

Sementara, kebakaran besar terjadi di Ishikawa setelah gempa terjadi.

Pada Senin malam, Jepang telah menurunkan tingkat “peringatan tsunami besar” untuk wilayah Noto menjadi “peringatan tsunami” yang lebih rendah, lapor kantor berita Reuters.

Peringatan tsunami juga tetap berlaku di Prefektur Niigata dan Toyama.

'Ada peringatan tsunami jadi lari semua ke atas bukit'

Rizal Sokobiki, salah satu dari 18 WNI yang terpaksa bermalam di atas bukit setelah gempa mengatakan listrik padam dan masih ada gempa susulan sehingga mereka memilih bertahan di luar ruangan.

Belasan WNI itu bekerja di kapal perikanan dan tinggal di asrama yang terletak di tepi pantai.

“Jaraknya dari laut itu dekat sekali, cuma 200 meter keliatan laut dari asrama menuju bukit. Karena ada peringatan tsunami jadi lari semua ke atas bukit,” jelas Rizal Sokobiki, WNI asal Tuban, Jawa Timur kepada wartawan Sri Lestari yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Rizal menyebutkan lokasi pengungsian yang disediakan pemerintah berjarak cukup jauh dari tempat tinggalnya.

Ia mengatakan hanya membawa sedikit air minum dan jajanan untuk bekal bermalam. Hingga wawancara dilakukan pada Senin (01/01) pukul 22.20 waktu setempat, ia mengaku belum ada bantuan dari pemerintah Jepang.

Ketika gempa terjadi ia bersama rekan-rekannya tengah beristirahat di asrama karena tidak bertugas di laut.

“Semua anak-anak sedang istirahat di kamar masing-masing, ada yang sedang makan berhamburan lari semua.”

Selama dua tahun bekerja di Ishikawa, ia mengatakan baru kali ini merasakan gempa yang cukup besar.

Sementara itu, Wawan Supriyanto, WNI yang tinggal di Kota Kahoku di Prefektur Ishikawa merasakan guncangan gempa ketika tengah berbelanja di toko peralatan rumah tangga.

Pria berusia 41 tahun ini mengatakan guncangan gempa itu membuat rangka baja di toko tersebut jatuh.

Kahoku berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan dari Kota Noto. Ia mengatakan selama 5 tahun tinggal di Ishikawa baru merasakan gempa sebesar ini.

“Kaget sekali…Baru hari ini saya merasakan gempa yang cukup besar sekali, sudah terbiasa, tapi kok makin kencang dan makin menakutkan," jelas Wawan.

"Gedung dirancang sedemikian rupa, akhirnya kita stay di sana, dan luar biasa gedenya sampai besi di atas saya itu jatuh. Kalau barang-barang sudah jatuh semua,” ujarnya kemudian.

Wawan mengatakan setelah gempa, pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan tsunami melalui email, sehingga ia dan keluarganya memilih tidak kembali ke apartemen dan menuju tempat yang lebih tinggi serta menjauh dari pantai.

Ia mengatakan apartemennya terletak dekat dengan pantai sehingga berisiko tinggi.

“Kita enggak berani balik ke apartemen karena kebetulan apartemennya itu dekat dengan pantai dan kita dapat peringatan dari pemerintah kota lewat email agar mengungsi, jangan kembali ke apartemen.”

Ketika wawancara dilakukan, Wawan dan keluarganya berada di mobil yang diparkir di service area bersama dengan warga Jepang lainnya. Ia mengatakan terus memantau situasi terkini melalui radio.

Hikmah Balbeid, WNI yang tinggal di Kota Kanazawa di Prefektur Ishikawa, mengatakan merasakan guncangan gempa yang sangat besar.

“Yang kedua itu besar dan lama, sampai barang di rak itu ada yang jatuh dan ternyata setelah itu rak sepatu bergeser tempatnya.

"Sofa bergeser tempatnya, cucian piring yang sudah kami cuci itu bergeser ke tempat cucian lagi, banyak yang jatuh, dan kami merasa ini gempa tidak sama dengan kayak biasanya,” jelas Hikmah.

Ia mengatakan listrik dan gas di rumahnya masih mengalir, tetapi terjadi pemadaman listrik dan gas di rumah tetangganya. Beberapa jam setelah gempa besar, gempa susulan masih dirasakan.

 

“Yang kedua itu besar dan lama, sampai barang di rak itu ada yang jatuh dan ternyata setelah itu rak sepatu bergeser tempatnya," ujar Hikmah Balbeid

Hikmah mengatakan belum akan mengungsi, tetapi malam ini tengah berada di tempat pengungsian di sebuah banguan sekolah untuk mengunjungi temannya warga negara Mesir, Nagwa Fekri.

Nagwa yang tinggal di tepi sungai merasa khawatir dan memilih menginap di tempat pengungsian yang disediakan pemerintah karena rumahnya hanya 2 lantai.

“Sejumlah orang akan pulang tapi kami akan menginap karena kami tidak yakin apa yang akan terjadi, karena setidaknya hingga 2 jam lalu masih ada gempa yang cukup kuat.

"Bahkan atap kami terbuat dari baja dan masih goyang. Saya tinggal selama 20 tahun di Ishikawa dan baru mengalami yang seperti ini.”

WNI lain yang tinggal di Prefektur Tottori, Melli Suryanty mengatakan sempat ke tempat pengungsian yang disediakan pemerintah bersama dengan keluarganya.

“Ketika bunyi sirene/alarm kami sekeluarga langsung turun bersama tetangga yang dari Ethiopia.

"Peringatan tsunami disampaikan melalui pengeras suara dan diminta menjauh dari bibir pantai, mencari tempat yang aman. Alhamdulillah kami aman dan selamat.”

Melly dan keluarga kembali ke apartemen setelah gempa susulan mereda.

Adapun saat ini Kementerian Luar Negeri Indonesia sedang berkoordinasi dengan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka untuk mengetahui dampak gempa dan tsunami di Jepang.

KBRI Tokyo mencatat terdapat 1.315 warga negara Indonesia yang menetap di Prefektur Ishikawa, 1.344 di Prefektur Toyama dan 1.132 di Prefektur Niigata, menurut Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial Budaya KBRI Tokyo, Meinarti Fauzie.

KBRI Tokyo dan KJRI Osaka telah mengeluarkan imbauan agar warga negara Indonesia tetap waspada atas gempa susulan dan tsunami dan selalu memantau informasi dan arahan otoritas setempat.

"Peringatan tsunami di sepanjang pesisir barat Jepang masih belum dicabut hingga malam hari ini waktu Jepang," ujar Meinarti Fauzie, Senin (01/01).

Kebakaran besar dan orang-orang terjebak reruntuhan

Kebakaran besar terlihat terjadi di Wajima di Ishikawa pada Senin malam setelah gempa terjadi.

Departemen Pemadam Kebakaran Kota Wajima di Ishikawa mengatakan telah menerima sedikitnya 30 laporan tentang bangunan yang runtuh, lapor lembaga penyiaran publik Jepang NHK.

Sekretaris kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan banyak orang terjebak di bawah reruntuhan rumah yang roboh akibat gempa.

Ia menegaskan, pihak berwenang masih mengumpulkan informasi mengenai kerusakan tersebut.

Hingga saat ini, belum ada kabar mengenai jumlah korban secara keseluruhan.

Namun, juru bicara pemerintah mengatakan ada enam laporan kasus orang terjebak di bawah reruntuhan rumah yang runtuh.

Sejauh ini gempa tersebut telah mengakibatkan pembatalan jadwal perjalanan dan keberangkatan seluruh Shinkansen, pembatalan pendaratan di Bandara Niigata, dan terdapat sejumlah kerusakan di beberapa ruas jalan di Ishikawa.

Gempa juga menyebabkan putusnya hubungan listrik dan berdampak pada sekitar 35.000 rumah tangga di ketiga prefektur tersebut.

Laporan dari kota Suzu, dekat pusat gempa di wilayah Noto, Prefektur Ishikawa, menyebutkan banyak bangunan runtuh.

Foto-foto yang diambil usai gempa menggambarkan kerusakan pada bangunan Kuil Onohiyoshi dan sekitarnya di Kanazawa, Prefektur Ishikawa.

Sejumlah pejabat menambahkan bahwa banyak rumah di beberapa bagian prefektur telah runtuh.

Perusahaan kereta api milik negara, Japan Railways, juga telah menghentikan sementara jalur kereta cepat shinkansen antara Tokyo dan pusat gempa yakni daerah administrasi Ishikawa.

Serangkaian gempa melanda wilayah Noto pada Senin sore, dimulai dengan gempa berkekuatan magnitudo 5,7 pada pukul 16:06 waktu setempat, kata Badan Meteorologi Jepang.

Guncangan ini diikuti oleh gempa berkekuatan magnitudo 7,6 dan setidaknya lima gempa susulan dalam waktu satu jam.

'Seperti bencana di tengah makan malam Natal'

Jeffrey Hall, dosen di Universitas Kanda di Jepang, mengatakan dia merasakan getaran akibat gempa sekitar dua menit, meskipun gempa terjadi di wilayah lain di Yokohama.

Kepada BBC, dia mengatakan gempa bumi adalah “hal yang sangat, sangat serius” bagi Jepang dan “orang-orang sangat ketakutan”.

“Ini setara dengan gempa bumi besar dan tsunami yang terjadi di tengah jamuan makan malam Natal bagi masyarakat Inggris,” katanya.

“Bagi orang Jepang, Tahun Baru adalah hari dimana semua orang berkumpul di rumah keluarga besarnya dan makan bersama.

"Pada pukul 16.30, hal ini terjadi. Ini merupakan gangguan besar. Di seluruh negeri, orang-orang melihat hal ini di TV bersama keluarga mereka. Ini sangat menakutkan."

Gempa terbesar yang tercatat di Semenanjung Noto

Gempa berkekuatan magnitudo 7,6 ini merupakan gempa terbesar yang tercatat di Semenanjung Noto di prefektur Ishikawa sejak pencatatan dimulai pada tahun 1885, kata Badan Meteorologi Jepang.

Seorang pejabat badan tersebut juga mengatakan bahwa peringatan tsunami yang dikeluarkan sebelumnya adalah peringatan besar pertama sejak Maret 2011, ketika Jepang dilanda salah satu gempa bumi terkuat yang pernah tercatat.

Dia menambahkan, ada peningkatan risiko tanah longsor dan kebakaran di daerah yang terkena dampak.

Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi, telah memperingatkan warga untuk bersiap menghadapi gempa susulan.

Operator pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di negara itu, Kansai Electric, mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah yang terkena dampak masih berfungsi normal.

Otoritas Regulasi Nuklir Jepang melaporkan tak ada penyimpangan dalam operasional pembangkit listrik tenaga nuklir di sepanjang Laut Jepang. Ini termasuk lima reaktor aktif di pembangkit listrik Ohi dan Takahama Kansai Electric Power di Prefektur Fukui.

Pembangkit listrik Shika milik Hokuriku di Ishikawa, yang terletak paling dekat dengan pusat gempa, telah menghentikan dua reaktornya sebelum gempa untuk pemeriksaan rutin dan sejauh ini tak ada dampak apa pun dari gempa tersebut, kata badan tersebut.

Badan meteorologi Korea Selatan telah memperingatkan bahwa gelombang tsunami setinggi 0,3 m dapat melanda pantai timur negara itu antara pukul 18:29 hingga 19:17 waktu setempat.

Rusia telah mengeluarkan peringatan tsunami di kota pelabuhan timur jauh Vladivostok dan Nakhodka, kantor berita negara TASS melaporkan.

Pada tahun 2011, Jepang dilanda gempa berkekuatan 9,0 magnitudo dan tsunami yang melanda pesisir timur laut negara itu, menewaskan hampir 18.000 orang dan menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.

Hal ini juga menyebabkan kehancuran di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, di sisi timur pulau tersebut, yang dampaknya masih terasa hingga saat ini.