logo2

ugm-logo

Blog

Mengenal La Nina di Wonogiri dan Prosedur Mitigasi Pra-Bencana

Solopos.com, WONOGIRI—Baru-baru ini bencana longsor dan banjir menerpa beberapa daerah di Wonogiri. Dalam catatan Solopos.com satu pekan terakhir, sampai Rabu (29/12/2021), terdapat dua data tambahan longsor di dua kecamatan berbeda.

Satu di Kecamatan Karangtengah, Kamis (23/12/2021), dan terbaru yang diterima BPBD Wonogiri bertambah satu pada Selasa (29/12/2021), di Kecamatan Tirtomoyo. Taksiran kerugian tak hanya material, tapi juga berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar.

Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, menjelaskan jalan rusak hingga mengakibatkan lalu lintas lumpuh menyebabkan kerugian ekonomi bagi pengguna jalan.

“Misalnya ketika ada pengguna jalan yang menggunakan jalan itu untuk mengantar bahan pokok harus memutarbalik kendaraannya, menyebabkan penambahan biaya yang dikeluarkan untuk menempuh jalan lain,” tutur Bambang.

Bambang menambahkan bencana yang disebut sebagai hidrometeorologi, disebabkan oleh fenomena La Nina yang turut hadir di Wonogiri. Berdasarkan informasi yang didapat Solopos.com dari Bambang dan berbagai sumber di internet, La Nina merupakan fenomena peningkatan curah hujan yang tak normal.

“Biasanya kalau curah hujan tinggi dan terjadi dalam kurun waktu satu jam atau lebih, dapat diprediksi akan hadir bencana,” kata Bambang.

Merujuk pada Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Kabupaten Wonogiri Tahun 2018-2023, dalam materi dokumen tersebut, dijelaskan mitigasi yang dapat dilakukan pada prabencana.

Penjabaran dokumen tersebut, jika situasi tidak terjadi bencana hal yang sebaiknya dilakukan dan dipersiapkan antara lain sosialisasi pengenalan di masyarakat, pengenalan dan pemantauan risiko bencana. Kemudian identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana, dan pemaduan dalam perencanaan pembangunan di kawasan rawan bencana.

Namun jika situasi potensi terjadi bencana, hal yang bisa dilakukan adalah kesiapsiagaan yang dipegang erat oleh Relawan Desa Tangguh Bencana (Destana) dan petugas lain yang terkait.

Peringatan dini atas serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin ke masyarakat, dan mitigasi bencana yang untuk mengurangi risiko bencana, bisa dilakukan dengan membuat check dam, bendungan, tanggul, sungai, peraturan perundang-undangan, pelatihan, dan lain-lain.