logo2

ugm-logo

Blog

Hari Ke-2 IDEC 2011

IDEC2011: Hari Ke I || Hari Ke III ||  Hari Ke IV

Jum’at, 28 Oktober 2011

Hari kedua kegiatan IDEC 2011 dimulai pukul 09.00 dengan Expo pada tiap Stand yang ada. Tiap Stand dari Institusi baik Pemerintah, maupun swasta memamerkan Produk unggulan serta hasil kegiatan yang telah mereka kerjakan, khususnya mengenai peran mereka terhadap Penanganan Bencana. Selain itu, tiap stand juga memberikan beberapa kekhasan dari tiap program yang mereka kerjakan. Salah satunya stand kementerian kesehatan, memamerkan beberapa contoh kegiatan yang telah dilakukan. Misalnya contoh ruang operasi pada rumah sakit lapangan, pemutaran film tentang bencana gempa dan merapi, serta pembagian buku panduan penanganan bencana, leaflet tentang promosi kesehatan pada saat bencana. Selain itu juga, memamerkan contoh kegiatan yang pernah dilakukan bekerja sama dengan Tim PMPK FK UGM yaitu mengenai Kegiatan Hospital Disaster Plan(HDP).

Dalam Kegiatan IDEC 2011, setiap hari dilakukan pemutaran dua film oleh Kompas melalui tim ekspedisi Cincin Api.

alt

Judul film yang diputar adalah 1) Indonesia Cincin Api dan Tambora mengguncang dunia; 2) Indonesia Cincin Api dan Toba Mengubah dunia. Dua film ini merupakan hasil Ekspedisi dari Tim Ekspedisi Cincin api yang mengeksplorasi gunung berapi dan lempeng benua di Indonesia, yang terjalin dalam lingkar Cincin Api Pasifik. Bertolak dari Tambora, mengarungi kaldera Toba, mendaki puncak-puncak berapi lainnya yaitu Sinabung dan Sibayak, Krakatau, Agung dan Rinjani, Semeru-Bromo, Merapi-Merbabu, Galunggung, Kerinci-Dempo, Egon-Lawu, hingga Sangihe-Ambon; kemudian menyusuri lempeng benua Sesar Darat Sumatera dan berakhir di Mentawai. Namun yang diluncurkan saat ini adalah dua film yang di putar pada kegiatan IDEC 2011.

Tim PMPK mengikuti pemutaran Film tersebut dihari kedua, yaitu pada pukul 11.00-12.00 dan 13.30 – 14.30.

11.00 – 12.00: Indonesia Cincin Api dan Tambora mengguncang dunia

alt

Film ini menceritakan tentang aktifitas dari Gunung Tambora, stratovolcano aktif yang berada di Nusa Tenggara Barat, terbentang 340 km di sebelah utara sistem palung Jawa. Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815, meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Gelegar letusannya terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km).

Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku, menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 jiwa, bahkan letusan ini menyebabkan perubahan iklim dunia. Satu tahun berikutnya, 1816, menjadi Tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa efek debu yang dihasilkan dari letusan Tambora. Gunung yang pernah memiliki letusan terbesar setelah letusan Danau Taupo tahun 181. Tambora hanyalah salah satu tiang langit dari sederet gunung berapi yang dimiliki Indonesia

 

13.30 – 14.30 : Indonesia Cincin Api dan Toba Mengubah dunia

Pemutaran film Indonesia Cincin Api dan Toba Mengubah dunia menceritakan tentang Toba pada awalnya sebenarnya adalah sebuah gunung yang muncul dari aktivitas tektonik yang membentuk dapur magma yang dalam ribuan tahun makin membesar. Pada salah satu sudut antar segmen di Sumatera bagian utara. Toba yang kita ketahui saat ini sebagai danau sebenarnya adalah kaldera atau semacam kubangan dalam istilah orang awam yang terbentuk sebagai dampak dari tiga kali letusan Gunung Toba. Letusan pertama, 840.000 tahun lalu, menghasilkan Kaldera Porsea. Letusan kedua, 501.000 tahun lalu menghasilkan Kaldera Haranggaol, dan Letusan ketiga, 74.000 tahun lalu menghasilkan Kaldera Sibadung dan menyatunya ketiga kaldera.

Menyatunya ketiga kaldera pada letusan terakhir 74.000 tahun yang lalu, itulah yang kita pahami saat ini sebagai Danau Toba. Dahsyat letusannya diperkirakan 300 kali dari letusan Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Tahun 1815 yang menenggelamkan tiga kerajaan lokal dibawahnya dan dikenang sebagai tahun tanpa musim panas. Hasil liputan Ekspedisi Cincin Api, saya pun akhirnya percaya jika dikatakan Gunung Toba mengubah Dunia. Kedahsyatan letusannya memuntahkan 2.800 km3 piroklastik silica yang tersebar seluas 4 juta km2hingga menutupi Asia Selatan, Arab, India, dan Laut Cina Selatan. Letusannya diyakini menutupi sebagian permukaan bumi selama enam tahun dan beberapa peradaban manusia tenggelam dalam perut bumi.

Dasar danau (Kaldera) Toba yang mengalami pengangkatan akibat kegiatan vulkanik dapur magma yang masih aktif, itulah yang kita kenal selama ini sebagai Pulau Samosir. Pada dua sisi Kaldera Toba, terdapat Gunung Pusuk Buhit dengan ketinggian 1.972 meter diatas permukaan laut (mdpl) dan Gunung Sipisopiso dengan ketinggian 1947 mdpl, dibawahnya keduanya terdapat dapur magma yang masih aktif hingga kini. Masih terdapatnya dapur magma aktif di sekitar Kaldera   Toba seakan mengingatkan kita betapa sebenarnya kita harus waspada hidup di negeri cincin api, walau kita begitu mengagumi dan mencintai Toba. Keindahan yang tak pernah bosan jika dipandang, keindahan yang sama ikut memesona dan memikat wisatawan domestik dan luar negeri

altaltalt

 {gallery}idec2011_2{/gallery}