Laporan Hari 4
{xtypo_dropcap}S{/xtypo_dropcap}esuai dengan hari libur di Indonesia (Maulid Nabi Muhammad), pada hari Kamis acara workshop libur pula, dan diisi dengan kunjungan ke pedesaan Swedia untuk melihat suasana lingkungan dengan Eco-Tourism ala Swedia. Kunjungan hari ini dilakukan ke utara kota Umeå. Silahkan membaca laporannya, setelah catatan ringan mengenai tujuan kebijakan lingkungan hidup di Swedia dan perilaku politikus Swedia yang aktif dalam kunjungan ini.
1. Catatan ringan mengenai tujuan kebijakan lingkungan hidup di Swedia
Tujuan utama kebijakan lingkungan di Swedia adalah untuk mewariskan ke generasi berikutnya dimana masalah utama lingkungan hidup sudah dapat diatasi. Untuk mencapai hal ini, the Swedish Riksdag (Parlemen Swedia) telah menetapkan 16 tujuan kebijakan lingkungan yang harus dicapai pada tahun 2020. Kemajuan pencapaian dimonitor oleh Dewan Tujuan Lingkungan (Environmental Objectives Council). Ke 16 tujuan lingkungan hidup tersebut adalah:
Reduced Climate Impact, Clean Air, Natural Acidification Only, A Non-Toxic Environment, A Protective Ozone Layer, A Safe Radiation Environment, Zero Eutrophication, Flourishing Lakes and Streams, Good-Quality Groundwater, A Balanced Marine Environment, Flourishing Coastal Areas and Archipelagos, Thriving Wetlands, Sustainable Forests, A Varied Agricultural Landscape, A Magnificent Mountain Landscape, A Good Built Environment, A Rich Diversity of Plant and Animal Life.
Di dalam praktek memang terlihat bahwa daerah pedesaan dan perkotaan Swedia terlihat sangat bersih. Pertanyaan pentingnya adalah: apakah ada praktek-praktek korupsi terkait dengan kebijakan lingkungan? Menurut pendapat dari Tina H, memang ada korupsi tetapi sangat kecil. Dalam konteks ini ada hal menarik mengenai perilaku politikus di Swedia. Silahkan simak catatan berikut.
2. Catatan ringan mengenai politikus di Swedia
Selama 3 hari pertama workshop, dalam pertemuan selalu ada seorang anggota konsil yang berasal dari partai politik terbesar di Swedia. Politikus ini ibu setengah baya yang bekerja full-timer sebagai politikus dan dibayar negara. Ibu politikus ini terlihat seperti ibu rumahtangga biasa, sederhana dan begitu rendah hati. Beliau selalu hadir tepat waktu, memberikan komentar dengan pas, dan sampai membersihkan papan tulis. Perilakunya sangat menarik, sopan, dan rendah hati.
Ketika ditanya, sejak kapan menjadi politikus. Dia menjawab mulai menjadi anggota muda partai politik di usia 15 tahunan. Kemudian setelah cukup umur menjadi aktifis partai dan bekerja part-timer di partai politik. Kemudian pada pemilihan terpilih sebagai calon dan kampanye dan berhasil sehingga akhirnya sekarang bekerja sebagai politkus full-timer. Menurut ibu politikus tadi, di Swedia kampanye dibiayai oleh partai politik. Jadi dia tidak mengeluarkan sama sekali modal untuk kampanye.
Ibu politikus tersebut berasal dari Partai Social Democrat Workers yang merupakan partai terbesar di Swedia. Sejak tahun 1917, partai tersebut sudah menjadi majoritas di parlemen. Ideologi partai ini ke areah sosialis (kiri) namun moderat. Pecahan dari partai ini menjadi Partai Kiri (Swedish Social Democratic Party). Sebagai partai kiri Social Democrat Workers Party memang memperjuangkan Negara Kesejahteraan melalui system pajak progresif. Disebutkan bahwa bagi orang yang mendapat pendapatan diatas jumlah tertentu, pajak yang dibayar (maksimal) adalah sebesar 60%. Bandingkan dengan Indonesia yang maksimal hanya 34%.
Dengan pendapatan pajak yang sangat besar, tidak mengherankan bahwa Swedian dapat menjadi Negara yang menyejahterakan rakyat dengan program-program pendidikan, pelayanan kesehatan, dan lingkungan yang sangat pro-rakyat. Dengan system politik yang dibiayai negara, seorang aktivis politik muda yang sederhana tetapi giat dapat menjadi politikus yang santun dan tidak korup.
Laporan Eco-tourism di pedesaan Swedia
Hari keempat merupakan hari yang berbeda karena rombongan diajak pergi dengan menggunakan bis untuk bertualang melintasi padang salju, menggunakan kereta yang ditarik oleh sekelompok anjing Siberian Husky. Kami diajak ke Propinsi Lapland , desa Vindeln,paling utara Swedia sekitar 100 km dari Umeå. |
Sepanjang perjalanan ke Lapland kami melihat kawanan reindeer (rusa kutub yang sering dikenal dengan rusa santaclaus), juga deer dan moose , mereka berlarian melintasi jalan dan disekitar perumahan.
Sesampai disana cuaca sangat dingin (minus 26 derajadi Celsius). Kami melihat anjing yang sangat mirip dengan serigala berwarna putih abu-abu dengan mata berwarna biru muda bening, anjing yang gagah dan bagus. Awalnya kami takut mendekat tetapi ternyata anjing Siberian Husky ini sangat bersahabat sekali, mereka mendekat dan melompat kearah kita tetapi sangat tidak membahayakan.
Dalam Eco-Tourism ini kami dibagi beberapa kelompok. Tiap satu kereta berisi 3 orang penumpang serta satu kusir yang akan membawa kami melintasi padang salju. Kereta salju (dog sledding) adalah kereta kayu yang ditarik oleh 9 atau 11 anjing Siberian Husky, tetapi bisa juga 4 anjing untuk perorangan, tergantung beban yang akan ditarik. Kami mendengar jika kusir menyebut “gee” artinya belok ke kanan sedangkan “whoa” menyuruh anjing untuk berjalan terus, bahkan bila ingin kencang kusir akan mengatakan “faster”. Anjing-anjing ini memang dilahirkan untuk berlari karena mereka sangat antusias bila disuruh berlari, dan jika haus mereka tinggal memakan salju yang ada dikiri kanan mereka.
Pemandangan sepanjang perjalanan dengan sled dog ini sangat mengagumkan dan benar-benar menunjukkan Eco-Tourism. Hamparan salju yg putih bersih dengan pepohonan pinus dikiri kanan yang tertutup butiran salju, sungguh membuat pemandangan yang sangat mengagumkan untuk kita yang tidak memiliki musim dingin.
Setelah selesai dari perjalanan meluncur, kami dibawa ke sebuah tempat yang berbentuk kerucut terbuat dari kayu yang setelah dibuka pintunya kami melihat ada perapian dan disana sudah menunggu pasta yang langsung dimasak diperapian tersebut beserta kopi panas (tampak gambar dengan tanda panah kuning). Baru terasa bagi kami bagaimana dingin dan sakitnya jari-jari kami akibat dingin yang luar biasa. Rumah kayu tersebut cukup panas untuk menghangatkan diri dan membuat kami langsung menyantap makanan yang disajikan setelah sekitar 30 menit bertualang di padang salju. |
Ibu Bupati Gunung Kidul (tanda panah merah) sedang menghangatkan diri dan sedang terus memikirkan banyak hal karena Kabupaten Gunung Kidul nantinya akan menjadi pilot project dalam Climate Change Mitigation di sektor kesehatan. Tentunya juga Eco-Tourism di Gunung Kidul juga akan dikembangkan.
Gallery Kegiatan
{gallery}2013/umea/H2{/gallery}