International Symposium on Climate Change and Health
Mitigation and adaptation in the health sector with focus on research, policy and action
Mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim salah satunya dilakukan dengan penelitian sebagai dasar dalam pembuatan keputusan di bidang kesehatan. Di sesi dua dalam simposium ini kita diajak untuk memahami gap-gap dalam penelitian, penguatan sistem kesehatan, dan pemaparan mengenai persepsi terhadap perubahan iklim dan peran kesehatan di dalamnya.
Prof. Hari Kusnanto dari Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM menyampaikan tentang gap-gap penelitian dalam perubahan iklim. Banyak penelitian yang menampilkan hubungan antara kesakitan masyarakat dengan perubahan iklim ataupun bencana yang diakibatkan perubahan iklim. Namun, belum semua hasil penelitian menjadi dasar dalam pembuatan kebijakan kesehatan, terutama di negara berkembang.
Prof. Laksono Trisnantoro menyampaikan definisi adaptasi kebijakan dalam menghadapi perubahan iklim. Adaptasi kebijakan tersebut adalah upaya dari pemerintah termasuk dalam membuat legislasi, peraturan, dan insentif untuk memfasilitasi sebuah sistem yang bertujuan untuk mengurangi kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim. Namun disayangkan, hingga saat ini tidak ada peraturan daerah yang khusus mengatur atau berhubungan dengan perubahan iklim. Dalam paparannya, beliau juga menjelaskan mengenai tantangan dalam adaptasi kebijakan baik di tingkat nasional ataupun daerah, salah satunya minimnya penelitian dampak perubahan iklim bagi kehidupan sosial dan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Diselingi dengan gurauan dan dibuka sesi pendapat dari peserta, paparan dari dr. Nawi Ng memberikan kesimpulan bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk peduli pada dampak perubahan iklim bagi kesehatan masyarakat dan peran lebih dari profesional kesehatan merupakan upaya adaptasi menghadapi perubahan iklim. Pada rangking berapakah sebenarnya perubahan iklim dan pemanasan global menjadi perhatian bagi kita semua? Satu, dua, atau tiga kah?