International Symposium on Climate Change and Health
Mitigation and adaptation in The Health Sector with Focus on Research, Policy and Action
Sambil menikmati makan siang dan istirahat sholat, peserta diajak untuk melihat pameran ilmiah yang digelar di lobby auditorium FK UGM. Gambar di atas menunjukkan pengalaman-pengalaman FK UGM dalam penanggulangan bencana di Indonesia. Selain itu, PKMK FK UGM juga menampilkan poster mengenai kurikulum kebencanaan untuk mahasiswa S1 dan S2 di FK UGM. Poster lainnya berupa Hospital Disaster Plan dan Regional Disaster Plan.
Sebelum sesi 3 dimulai, Annika Siwertz dari kedutaan Swedia memberikan kenang-kenangan kepada UGM yang diwakili oleh Prof. Hari Kusnanto. Dalam pesan yang disampaikan oleh kedua belah pihak, mereka sama-sama mengucapkan terimakasih dan berharap kerjasama ini terus berlangsung ke depannya.
Sesi ketiga membahas tentang eHealth sebagai strategi yang menjanjikan bagi sektor kesehatan. Sesi ini menghadirkan tiga pembicara yang akan membahas mengenai eHealth baik pengembangannya dan manfaatnya. Harapannya, peserta dapat memahami bahwa eHealth merupakan upaya mitigasi adaptasi bagi dampak perubahan iklim dan upaya pemerataan pelayanan kesehatan antardaerah.
Dr. Asa Holmner menjelaskan apa yang dimaksud dengan eHealth sebagai upaya penyebaran sumber daya dan pelayanan kesehatan melalui media elektronik. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam siklus kehidupan kita, transportasi adalah hal yang sering kita gunakan padahal itu merupakan penyebab tingginya emisi gas buang di udara. eHealth memberikan solusi untuk mengurangi dampak emisi gas melalui transportasi eletronik yang ditawarkan. Jika dikaitkan dengan bencana, maka penggunaan eHealth sangat bermanfaat dalam upaya pelayanan rujukan data korban.
Penerapan eHealth di Indonesia memberikan manfaat tersendiri untuk menghubungkan layanan kesehatan antarpulau. Namun, sekaligus hal tersebut menjadi tantangan, salah satunya adalah regulasi dan pemanfaatannya. Saat ini, pemanfaatan sistem informasi kesehatan terbanyak sebagai medical documentation dan masih rendah sebagai transfer data pasien antarrumah sakit atau layanan kesehatan. Justru, masing-masing layanan kesehatan memiliki sistem informasinya sendiri-sendiri, atau belum terintegrasi satu sama lain. Persepsi manajer layanan kesehatan terhadap telemedicine cukup tinggi tetapi kita dihadapkan pada banyak tantangan seperti, rendahnya kompetensi penggunaan teknologi Informasi, rendahnya kebijakan dan peraturan, terbatasnya infrastruktur, isu kebudayaan, dan biaya.
Sebagai salah satu tempat proyek penerapan eHealth adalah Kabupaten Gunung Kidul. Di kesempatan ini, drg. Widodo, MM sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul memaparkan mengenai electronic medical record. Tantangan yang dirasakan Kabupaten Gunung Kidul tidak jauh berbeda seperti yang disampaikan oleh dr. Lutfan Lazuardi seperti yang dirasakan oleh daerah-daerah lain di Indonesia, salah satunya adalah rendahnya kemampuan penggunaan IT.