logo2

ugm-logo

Reportase hari 1

Workshop dan Simulasi Hospital Disaster Plan RSUD Ungaran, Jawa Tengah

Ungaran, 9-10 Agutus 2016


pembukaan 1

Kali ini, Tim Manajemen Bencana, Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan kembali mengadakan seminar dan workshop HDP. RSUD Ungaran kali ini memilih paket pemantapan HDP (review dan revisi) serta simulasi untuk menguji dokumen HDP yang sudah dimiliki.
Sekurangnya, ada 75 peserta yang mendapat seminar dan sosialisasi HDP di RSUD Ungaran kali ini. Peserta terdiri dari unsur pimpinan, pelayanan, perencanaan, logistik, rumah tangga, hingga keamanan.

pembukaan 2 

Sambutan sekaligus pembukaan langsung disampaikan oleh Direktur RSUD Ungaran. Beliau menyambut dengan baik antusias pokja bencana di rumah sakit untuk menyelenggarakan kegiatan ini sehingga rumah sakit lebih mengetahui hal-hal apa saja yang masih kurang dan harus dilengkapi oleh rumah sakit untuk siaga dalam menghadapi bencana. Beliau sangat berharap seluruh peserta mengikuti dengan baik proses seminar dan workshop hari ini, serta mengetahui dokumen HDP yang telah dimiliki oleh RSUD Ungaran. Sambutan di tutup dengan menyematkan yel yel RSUD Ungaran.

Materi pertama disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo, Sp.BD. Beliau dapat disebut sebagai aktivis bencana yang dimiliki oleh RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Sepak terjang beliau dalam kegawatdaruratan telah teruji selama 13 tahun menjadi ketua IGD dan sejak 2014 telah terlibat dalam banyak penanggulangan bencana nasional di Indonesia sebagai tim medis yang dikirimkan ke daerah bencana.

Selalu menarik dari apa yang disampaikan beliau. HDP itu dapat diciptakan dengan baik tanpa rumah sakit terkena bencana dahulu asalkan tidak persis meniru HDP rumah sakit lain, melainkan menyesuaikan dengan kondisi rumah sakit. Dalam pengorganisasian bencana, yang perlu diperhatikan adalah siapa yang menjadi komandan bencana? tidak harus direktur, melainkan orang yang mampu atau menguasai untuk memimpin 4 bagian di bawahnya (logistik, perencanaan, keuangan, dan operasional) pada saat bencana. Selain itu, dalam menyususn pengorganisasian bencana, struktur bukanlah hal yang baru, melainkan mencocokkan kegiatan harian menjadi situasi bencana. Akan lebih baik jika berdasarkan jabatan dari pada nama personal.

pembukaan 3

Paparan berikutnya dari dr. Bella Donna, M.Kes. Beliau menyampaikan mengenai pengorganisasian dan fasilitas HDP. Menyambung penjelasan dr. Hendro, untuk membuat pengorganisasian saat bencana dapat menggunakan metode cross walk. Kita bisa menyandingkan struktur organisasi situasi normal dengan pengorganisasian yang akan diaktifkan pada saat bencana saja.

Pada point fasilitas, beliau menjelaskan mengenai fungsi ruangan yang disiapkan jika terjadi becnana. Termasuk, hal dan alat apa saja yang harus ada pada ruangan-ruangan atau fasilitas tersebut. Misalnya Pos Komando, carilah ruangan yang aman yang jauh dari bagian operasional, digunakan untuk rapat dan koordinasi, di dalamnya tersedia peta daerah, denah rumah sakit, dan kartu tugas.

Terakhir, paparan dari dr. Sulanto Saleh Danu, Sp.FK yang menjelaskan mengenai manajemen logistik pada saat bencana. logistik pada dasarnya terbagi menjadi tiga, yaitu logistik personal, logistik tim, dan logistik operasional. Jika kita berbicara mengenai HDP maka akan lebih banyak dibahas mengenai logistik operasional. Bagaimana tim logistik mampu merencanaan kebutuhan logistik dan menjamin ketersediaannya jika terjadi bencana.

Setelah istirahat siang, kegiatan dilanjutkan kembali dengan satu paparan mengenai komponen-komponen HDP oleh dr. Bella Donna, M.Kes. Komponen HDP pada dasarnya seperti daftar isi sebuah dokumen. Apa saja yang direncakan harus masuk dalam dokumen tersebut sehingga siapapun yang akan menggunakannya suatu saat bisa langsung digunakan.

pembukaan 4

Satu jam kemudian, dr. Dewi dari RSUD Ungaran memberikan sosialisasi dokumen HDP RSUD Ungaran. Analisis situasi rumah sakit terhada ancaman bahaya di Ungaran telah masuk pada latar belakang, termasuk SOP yang coba disusun dan tupoksi pada pengorganisasian HDP. Namun, seperti poin fasilitas dan bagan pengorganisasian masih perlu ditambahkan lagi. Harapannya, pada saat simulasi esok, rumah sakit mampu menjalankan HDP mereka. Apapun hasilnya akan menjadi masukan yang berharga bagi perkembangan HDP RSUD Ungaran.

Kegiatan terakhir hari ini adalah penjelasan skenario simulasi oleh Madelina Ariani, MPH. Kemudian, kelas dibagi menjadi dua tim yakni tim HDP dan tim korban. Tim korban terdiri dari petugas, staff, dan relawan dari mahasiswa magang. Sedangkan tim HDP juga dibantu oleh staff rumah sakit yang esok bertugas dalam simulasi ini. Kasus simulasi yang akan digunakan esok adalah simulasi kebakaran. Skenario ini akan terus mendapat suntikan kasus selama berlangsung nanti.

pembukaan 5