Laporan Kegiatan
Refreshing First Aid for Doctors, Nurses, and Midwives
Puskesmas Marawola - Kabupaten Sigi
Pengantar
Puskesmas Marawola menerima banyak pasien korban gempa Sulawesi Tengah pada September 2019. Tenaga medis puskesmas saling berkolaborasi untuk menangani korban bencana secara cepat dan tepat. Mereka dituntut tetap mampu melakukan pelayanan kesehatan secara menyeluruh saat terjadi gempa. Tenaga medis juga harus memahami penanganan korban bencana berbasis kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, kekacauan/chaos yang terjadi di puskesmas saat bencana dapat dicegah/ diminimalkan sejak dini. Pelatihan ini menyajikan pertolongan pertama saat bencana pada tenaga medis.
Pelaksanaan
Pada Selasa (6/9/2019) Tim Pokja Bencana Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK - KMK) Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Provinsi Sulawesi Tengah mengadakan refreshing pertolongan pertama pada gawat darurat di Puskesmas Marawola, Kabupaten Sigi. Kegiatan tersebut berlangsung selama 4 Hari. Pada hari pertama kegiatan pertolongan pertama pada gawat darurat berfokus pada materi kegawatdaruratan dengan peserta adalah dokter, perawat dan bidan yang bertugas di Puskesmas Marawola.
Selasa, 6 Agustus 2019
Hari pertama tim langsung disambut oleh kepala Puskesmas Marawola. Materi pertama mengenai Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dan Initial Assessment disampaikan oleh Sutono, S.Kp., M.Sc., M.Kep. Dalam paparannya, Sutono, S.Kp., M.Sc., M. Kep menyatakan bahwa petugas kesehatan perlu cermat dan teliti dalam mengenali dan menangani korban dengan kondisi gawat darurat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa petugas kesehatan harus mengetahui mana korban yang perlu ditangani terlebih dahulu dan mana korban yang memiliki prioritas kedua. Hal tersebut didasarkan pada prinsip yang dinamakan triase.
Pembicara Kedua dalam kegiatan ini adalah Dr. Sri Setiyarini, S.Kp., M. Kes yang menjelaskan mengenai manajemen jalan napas. Sri yang juga sebagai Ketua Departemen Keperawatan Dasar dan Emergensi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada menjelaskan berbagai teknik dalam membuka dan mempertahankan kepatenan jalan napas bagi korban dengan penurunan kesadaran. Pada kesempatan yang sama, Dr. Sri Setiyarini, S.Kp., M.Kes menyatakan penggunaan alat bantu pernapasan yang tidak tepat bagi pasien justru dapat meningkatkan kematian pada pasien sehingga beliau berpesan agar petugas kesehatan selalu meng - update keilmuannya sesuai perkembangan jaman.
Paparan ketiga disampaikan oleh perwakilan dari HIPGABI Sulawesi Tengah, Surianto, S.Kep., Ns., M.Kes. Dengan topik konsep luka dan teknik pembalutan. Dalam penjelasan yang disampaikan bahwa teknik pembalutan yang baik adalah teknik balut yang dapat menghentikan perdarahan yang terjadi, namun tidak menimbulkan gangguan sirkulasi pasca pembalutan. Untuk itu, Surianto, S.Kep., Ns., M.Kes menekankan pentingnya pengecekan nadi, suhu, dan capillary refill pada organ distal setelah selesai dilakukan pembalutan agar tidak terjadi nekrosis.
Materi keempat disampaikan oleh Bayu Fandhi Achmad, S.Kep., Ns., M.Kep. dengan tema Basic Life Support (BLS). Pada kesempatan ini, Bayu menjelaskan mengenai pentingnya Resusitasi Jantung Paru (RJP) untuk dilakukan sesegera mungkin pada korban dengan kondisi henti jantung. Lebih jauh Bayu juga menjelaskan mengenai teknik dalam melakukan RJP.
Pembicara terakhir dalam kegiatan ini adalah Eri Yanuar A.B.S., S.Kep., Ns., M.NSc.IC., dengan tema patah tulang dan pembidaian. Dalam paparannya dijelaskan bahwa petugas kesehatan sering terkecoh oleh fraktur tertutup karena secara fisik tidak terdapat luka di kulit pasien sehingga diharapkan petugas kesehatan lebih teliti dalam melakukan pengkajian patah tulang pada pasien.
Rabu, 7 Agustus 2019
pelatihan hari kedua ini peserta dilatih empat skill yaitu resusitasi jantung paru (RJP), manajemen jalan napas, pembalutan dan pembidaian, serta ambulasi dan transportasi. Pada kesempatan ini peserta secara antusias mencoba praktik keempat skill secara bergantian dan didampingi oleh instruktur sehingga setiap peserta dapat melatih skill - nya secara lebih mendalam.
Sebagian peserta kegiatan pelatihan ini menyatakan bahwa rutinitas pekerjaan yang dijalaninya membuatnya kesulitan untuk meng - update keilmuannya sehingga dengan adanya pelatihan ini membuat pengetahuan dan keterampilan kegawatdaruratan kembali dan dirinya dapat mengasah kemampuan medisnya lebih jauh.
Penutup
Demikian Laporan Kegiatan Refreshing First Aid untuk tenaga medis di Puskesmas Marawola. Kegiatan tersebut direspon positif oleh seluruh peserta yang terdiri dari tim medis Puskesmas Marawola, Kabupaten Sigi. Dengan adanya kegiatan ini dapat menambah wawasan peserta dan menjadi pengingat kembali konsep dan materi kegawatdaruratan medis.
Foto : PKMK FK - KMK UGM
Reporter : Bayu Fandhi Achmad