Laporan Kegiatan
Table Top Exercises Hospital Disaster Plan RSUD Tora Bello
25 Februari 2020
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Table Top Exercise (TTX) HDP RSUD Tora Bello
Pengantar
Table top exercises (TTX) ini dirancang untuk menguji kemampuan teoritis dan manajemen (berdasarkan dokumen) petugas rumah sakit untuk menanggapi situasi bencana yaitu bagaimana mereka memahami tugas dan fungsi mereka saat bencana. Kemudian meninjau dan mendiskusikan kembali tindakan apa saja yang perlu ditambahkan dalam dokumen. Kegiatan ini dilaksanakan di RSUD Tora Bello dengan jumlah peserta 104 orang terdiri dari staff RSUD Tora Bello, FK Universitas Tadulako, FKM Universitas Tadulako, FK Universitas Alkhaeraat dan Unit P2KT Dinkes Provinsi Sulteng.
Pelaksanaan
Pada pembukaan disampaikan bahwa rumah sakit sudah pernah melakukan simulai namun belum maksimal. Petugas belum memahami tugas dan fungsinya masing - masing saat bencana. Harapannya melalui TTX ini dokumen yang sudah disusun dapat diperbaiki dan dilengkapi. Rumah sakit juga mohon ijin sebelum pelaksanaan TTX ada simulasi singkat mulai dari suara sirene sampai petugas berkumpul di titik kumpul evakuasi. PKMK FK - KMK juga menyampaikan bahwa TTX ini bukanlah ujian sehingga tidak perlu tegang, namun TTX ini bertujuan untuk menguji dokumen disaster plan rumah sakit apakah sudah operasional, apakah semua orang yang terlibat dalam dokumen sudah memahami peran dan fungsinya masing - masing. Dengan demikian akan dihasilkan juga, hal - hal penting apa saja yang belum tercantum dalam dokumen.
Selanjutnya RS menyalakan sirene, semua peserta menuju titik kumpul evakuasi. Ada beberapa pasien juga yang sudah disiapkan dibawa ke titik evakuasi. Setelah berkumpul di titik evakuasi, terlihat masing-masing unit memperagakan menelepon komandan bencana (kepala UGD) melaporkan kondisi tiap unit. Komandan mencatat semua laporan tiap unit seperti ketersediaan obat, kondisi pasien, tenaga kesehatan yang bertugas dan alat kesehatan. Kemudia komandan melaporkan semua informasi yang didapat saat kejadian dan kebutuhan urgent kepada penanggung jawab bencana (Direktur Rumah Sakit). Direktur meneruskan laporan tersebut ke Dinas Kabupaten Sigi. Dalam simulasi juga terlihat ada relawan dan wartawan yang datang. Setelah simulasi singkat selesai peserta kembali ke ruangan dan memulai kegiatan TTX.
Dok. PKMK FK-KMK UGM “TTX sesi pertama penerinaan informasi bencana”
Sesi pertama menilai bagaimana peserta menerima dan memproses informasi kejadian bencana, pengaktifan klaster kesehatan dan manajemen relawan kesehatan/ EMT. Narasumber menyampaikan beberapa pertanyaan terkait hal tersebut dan peserta memberikan jawaban. Beberapa peserta belum memahami isi dokumen dengan baik karena dokumen belum disosialisasikan ke semua staf rumah sakit. Rumah sakit bekum memiliki alat komunikasi alternatiif atau fasilitas radio komunikasi jika saat bencana listrik padam dan tidak ada sinyal. Rumah sakit juga perlu mengembangkan ruang triase. Hal lain yang perlu ditambahkan dalam dokumen adalah ceklist pelaporan saat kejadian awal kepada komandan dan alur pengaktifan tim bencana RS.
Sesi kedua menilai manajemen bantuan logistik kesehatan, non kesehatan dan pengaktifan sub-sub klaster kesehatan. Rumah sakit mampu menyediakan logistik selama satu minggu sejak bencana terjadi. Kendala selama ini adalah rumah sakit tidak membedakan status pasien akibat bencana dan non bencana, sehingga dalam dokumen akan dilampirkan SOP tentang pencatatan pasien tersebut (pembedaan di rekam medik). Terkait permintaan logistik berupa tenda, akan dibuat Mo dengan BPBD Kabupaten Sigi.
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Sesi ketika pembuatan peta respon, data dan pelaporan”
Sesi ketiga menilai pembuatan peta respon, manajemen pencatatan, analisis, dan pelaporan data dan informasi. Pada sesi ini staff RS yang bertanggungjawab dalam penerimaan relawan mempraktekkan langsung pembuatan peta respon. Peserta dari Universitas Tadulako dan Universitas Alkhairaat berperan sebagai relawan. Staff RS yang bertugas di pengelolaan data dan informasi juga mempraktekkan input data laporan harian dibantu oleh 2 orang peserta mahasiswa dari universitas.
Secara keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik. Rencana selanjutnya adalah tim penyusun akan melengkapi dokumen. Dokumen HDP ini akan menjadi dokumen yang hidup, dimana akan direvisi sewaktu - waktu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan rumah sakit.
Reporter : Happy R Pangaribuan