Sabtu, 25 Februari 2023
Dokumentasi FK-KMK UGM: Sambutan Webinar & Munas KREKI-II 2023 oleh Ketua Umum KREKI dan Ketua Panitia
Webinar dan Musyawarah Nasional Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI) dengan tema “Bangga menjadi relawan kesehatan, garda terdepan tenaga cadangan kesehatan”. Kegiatan ini diawali dengan pelantikan dan pengukuhan trainer Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan pertolongan pertama dalam gawat darurat sehari-hari oleh Ketua Umum KREKI, Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS. Dalam arahan dan sambutannya bahwa KREKI telah melakukan berbagai macam aktivitas dan kegiatan seperti pelatihan dalam bidang gawat darurat dalam kehidupan sehari-hari. KREKI telah melakukan kerja sama dengan instansi dan beberapa komponen daerah dengan harapan pemahaman masyarakat dalam membantu keadaan gawat darurat bantuan hidup dasar sebelum tenaga medis datang di lokasi kejadian. Kolaborasi dengan organisasi lain untuk melaksanakan pelatihan dalam diseminasi dan himbauan untuk membuat database bagi trainer pada aplikasi Help119.
SESI 1: Teknik Pertolongan Bantuan Hidup Dasar
Materi pertama disampaikan oleh dr. Widi Nugraha Hadian, SpJP selaku dokter di Rumah Sakit Al-Islam (RSAI) Bandung dengan materi mengenai Teknik Pertolongan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Bantuan hidup dasar atau basic life support merupakan serangkaian pertolongan pertama yang dilakukan untuk membantu orang yang sedang mengalami kondisi henti napas dan henti jantung. Prinsip pada bantuan ini didasarkan pada rantai kelangsungan hidup (chain of survival) dengan mendeteksi segera kondisi korban dan memanggil/meminta pertolongan (early access). Selain itu, bantuan ini menekankan pentingnya pertahanan sirkulasi dengan segera menjaga jalan napas, pernafasan dan dukungan sirkulasi tanpa menggunakan peralatan selain alat pelindung, serta penggunaan defibrillator eksternal otomatis (AED). Resusitasi jantung paru (RJP) mencakup pelayanan kesehatan yang mengembalikan kesadaran, resusitasi, atau pertahanan hidup seseorang yang mengalami henti jantung atau nafas. Sesi diskusi beberapa peserta menanyakan penanganan bantuan hidup dasar yang dapat dilakukan oleh masyarakat umum dengan identifikasi awal dengan melakukan pemeriksaan denyut nadi jantung. dr. Widi memberikan saran kepada masyarakat untuk melatih menilai denyut nadi dengan melakukan pemeriksaan dengan merasakan denyut nadi di leher/area jakun pada laki-laki. Selain itu, pertolongan bantuan dasar diberhentikan jika kondisi tidak aman, telah tersedia bantuan yang advance, penolong yang kelelahan (tidak ada konsensus, biasanya 20-30 menit), dan tidak ada respons dari kematian batang otak dengan beberapa teknik pemeriksaan.
SESI 2: Teknik Pertolongan Kegawatdaruratan Medis dalam Kehidupan Sehari-hari
Materi kedua disampaikan oleh dr. Fitriardi Sejati dr.,Sp.B FInaCS selaku staf pengajar ilmu bedah FK Unjani dan dokter di RS Karisma Cimare Bandung Barat mengangkat topik pembahasan “Teknik Pertolongan Kegawatdaruratan Medis dalam Kehidupan Sehari-hari”. Pertolongan pertama (first aid) sehari-hari adalah pemberian pertolongan segera kepada korban sakit atau cedera/kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar. Kasus yang membutuhkan first aid sering terjadi pada aktivitas rumah tangga seperti pendarahan, tersedak, terkilir dan luka bakar. Hal-hal yang harus dilakukan pada kejadian cedera dengan menentukan terlebih dahulu tingkat keparahannya. Jika cedera ringan lakukan pemantauan dalam 24 jam dan jika muncul gelaja yang semakin berat segera membawa ke rumah sakit dengan tujuan untuk mendapatkan perawatan dan pemeriksaan yang lebih intens seperti CT-Scan dan foto rongent. Selanjutnya, Fitriardi menjelaskan mengenai cedera pada leher, cedera kepala dan memberikan teknik dasar dalam memberikan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan sehari-hari sesuai dengan prosedur dan sop first aid.
Sesi 3: Peran Relawan Kesehatan dalam Penanggulangan Kedaruratan Bencana
Dokumentasi PKMK FK-KMK UGM: Data tingkat resiko bencana dan kapasitas kesehatan di 34 provinsi.
Narasumber 3 yaitu Mudjiharto, S.KM,MM selaku konsultan manajemen kesehatan dan Assesor Kompetensi Konsultan Manajemen dengan topik peran relawan kesehatan dalam penanggulangan kedaruratan/bencana bidang kesehatan. Kondisi emergensi tidak memerlukan bantuan yang besar maka dapat ditangani oleh sumber daya lokal, berbeda dengan disaster atau situasi bencana memerlukan support atau bantuan dari luar karena kapasitas lokal yang tersedia tidak mencukupi atau terbatas untuk melakukan penanganan. Peran relawan dalam penanggulangan bencana dan manajemen risiko kesehatan adalah mengelola risiko kesehatan dan membutuhkan persiapan diri. Pada situasi normal (belum terjadi bencana) relawan berperan dalam pemberdayaan masyarakat di daerah rawan bencana untuk siaga menghadapi bencana. Beberapa bentuk kesiapsiagaan adalah dapat memperkirakan akan terjadi bencana, mengetahui tindakan atau respon awal yang harus dilakukan, mengetahui terkait koordinasi dan komunikasi, serta kebutuhan sarana, prasarana dan fasilitas yang aman. Saat terjadi bencana, relawan harus siap ditugaskan sesuai dnegan bidangnya masing-masing dan sesuai dengan prosedur atau kode etik yang berlaku. Selanjutnya Mudjhito menjelaskan peta bencana terkait tingkat risiko bencana dan kapasitas kesehatan di 34 provinsi, dimana melalui peta tersebut ditekankan bahwa kapasitas dan fasilitas kesiapsiagaan menghadapi bencana sangat perlu ditingkatkan.
Buku pedoman bantuan hidup dasar dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan sehari-hari dapat diakses melalui : DOWNLOAD DOKUMEN
Reporter pembukaan dan sesi 1 : Gusti Sultan Arifin, S.Tr.T., S.S (FK-KMK UGM)
Reporter sesi 2 dan sesi 3 : Faiz Pratama (PKMK FK-KMK UGM)
Editor : Happy Pangaribuan dan Wiwid