REPORTASE
Congress World Association on Disaster and Emergency Medicine
(WADEM) ke 22
Killarney, Irlandia 9-12 Mei 2023
Reportase oleh Madelina A
World Association for Disaster and Emergency Medicine (WADEM) Congress ke-22 akan berlangsung pada 9-12 Mei 2023 di Killarney, Irlandia. Kongres dengan tema "Kompleksitas dan Kontinuitas" bertujuan untuk memberikan program ilmiah yang inovatif dan dinamis. Program ilmiah ini menawarkan keragaman minat dan keahlian profesional yang mengeksplorasi inovasi dan praktik terbaik secara global dalam aspek kesehatan kesiapsiagaan darurat, manajemen bencana, dan bantuan kemanusiaan. Kongres akan mencakup lebih dari 30 pembicara internasional dan lokal terkenal, serta serangkaian sesi interaktif dan inovatif yang dirancang untuk mempublikasikan pengalaman tiap delegasi dalam penanganan bencana alam dan bencana non alam. FK KMK UGM dan PKMK FK-KMK UGM turut berpartisipasi mengikuti WADEM Congres dengan mengirimkan 3 orang dosen pengajar dan peneliti : dr. Bella Donna, MPH ; Madelina Ariani, MPH ; dan Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. Terdapat 6 abstrak kajian ilmiah yang diterima dan akan ditampilkan melalui presentasi oral dan poster. Selain presentasi oral dan poster, momen ini juga akan dimanfaatkan tim untuk meeting inisiasi kerja sama antara AIDHM/AANDHM dengan WADEM.
Persiapan
Persiapan keberangkatan Staff ASEAN Institute for Disaster Health Management (AIDHM) ke WADEM Congress Irlandia
Bicara tentang WADEM, sepertinya sudah menjadi rutinintas tim Divisi Manajemen Bencana Kesehatan (MBK) PKMK FK-KMK UGM untuk berpartisipasi aktif dalam Congress dua tahunan ini. Kalau penulis sendiri, Congress WADEM di Cape Town, Afrika Selatan tahun 2015 lalu adalah pengalaman yang pertama. Namun, bagi konsultan senior Divisi MBK PKMK, mereka sudah terlibat sejak awal tahun 2000-an.
Dok. PKMK FK-KMK UGM: Sebelum pandemi di Congress WADEM 2019 di Brisbane
Kami merasakan kerinduan mendalam untuk dapat bertemu dengan rekanan bencana kesehatan di seluruh dunia saat WADEM Congress 2021 lalu ditangguhkan karena masih dalam situasi pandemi COVID-19. Namun, semacam reuni penggiat kebencanaan bidang kesehatan seluruh dunia saat WADEM Congress ke-23 diumumkan jadi dilaksanakan di Killarney Irlandia pada 2023. “Wow! di Benua Eropa,” teriak penulis dalam hati. Ini adalah pengalaman pertama menginjakkan kaki di Eropa bagi penulis. Oleh karena itu, sejak tahun lalu Divisi MBK PKMK sudah mempersiapkan abstract terbaik dari aktivitas dan penelitian yang dilakukan selama ini, berharap dapat dipresentasikan pada kelas oral ataupun poster di Congress WADEM.
Setelah penantian harap-harap cemas karena ada ribuan abstract yang diterima panitia WADEM, akhirnya pengumuman penerimaan abstrak di Desember 2022 menyatakan bahwa 5 abstract DIV MBK PKMK diterima presentasi oral dan 1 presentasi poster. Yeay, tim DIV MBK mulai mempersiapkan budget dan jadwal perjalanan sejak saat itu.
Dok. PKMK FK-KMK UGM: Awal ide kolaborasi AAN-DHM dan WADEM pada pertemuan Bangkok Januari 2023
Semesta mendukung, pada pertemuan ASEAN Academic Network on Disaster Health Management (AAN-DHM) pada awal 2023 di Bangkok, Thailand menyatakan bahwa ARCH Project akan menghubungi Komite WADEM untuk potensial kolaborasi DHM di ASEAN ke depannya. Otomatis, Indonesia (Kementerian Kesehatan dan FK-KMK UGM) sebagai host country Sekretariat ASEAN Institute for DHM harus berangkat juga ke WADEM Congress untuk inisiasi meeting dengan President dan Komite WADEM. Dengan demikian, semakin kuat alasan Indonesia untuk hadir pada WADEM Congress tahun ini.
Sejak itu, persiapan penyusunan proposal potensial kerjasama AAN-DHM dan WADEM serta diskusi dengan Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, Dekan FK-KMK UGM, Direktur PKMK FK-KMK UGM dan juga ARCH Project terus dilakukan. Di sela-selanya, tim DIV MBK yang juga pengurus AIDHM tetap sibuk dengan pengurusan visa, advokasi pendanaan ke Fakultas, PKMK dan Kementerian Kesehatan. Sayangnya, perwakilan Kemenkes mendadak tidak bisa berangkat sehingga rapat dengan Komite WADEM hanya diwakili oleh tim DIV MBK PKMK UGM.
Dok. PKMK FK-KMK UGM: Rapat, diskusi kegiatan AIDHM dan AANDHM yang selalu disisipkan juga agenda kolaborasi dengan WADEM pada Congress 2023.
Hari 0
Perjalanan ke Kota Kastil: Killarney, Irlandia
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Siap berangkat Jakarta -Doha
Apa yang paling iconic ketika mendengar negara Irlandia? Anak-anak 90 -an seperti penulis pasti langsung jawab boyband Westlife, kemudian para penggemar film fiction langsung menjawab Star Wars. Sebagian lagi menjawab film-film kolosal dan kastil. Seratus persen tepat sekali jawabannya. Namun, ketika mendengar Killarney? Nol besar, tidak ada apapun yang tergambar dalam benak kami. Dalam pencarian kami di internet ternyata Killarney sebuah kota di County Kerry bagian selatan Irlandia. Di Killarney inilah WADEM Congress tahun 2023 diselenggarakan. Kami sempat bertanya, tumben kali ini WADEM Congress diselenggarakan bukan di pusat kota negara. Ada apa ya di Killarney?
Perjalanan dimulai pagi hari pukuL 07.00 WIB tepatnya6 Mei 2023. Saya, Bella, dan Gde berjanji bertemu di stasiun Tugu untuk sama-sama ke Yogyakarta International Airport. Pagi itu cerah sekali. Pesawat kami bertolak ke Jakarta sekitar pukul 09.00 pagi. Tiba di terminal domestik, kami tidak langsung ke terminal internasional karena pesawat kami baru akan check-in pukul 15.00 WIB. Kami putuskan untuk beristirahat di kedai kopi bandara Soekarno Hatta dulu.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Transit di Doha
Proses check-in yang lancar, melalui imigrasi, sekitar pukul 18.00 kami menerima panggilan boarding. Dari Jakarta pesawat kami bertolak ke Doha, Qatar. Kami mengambil rute tercepat untuk sampai Dublin, alhasil satu jam transit di Doha hanya cukup untuk perjalanan dari turun pesawat, melalui pemeriksaan lagi, dan kemudian menuju pintu keberangkatan selanjutnya, hanya sempat untuk ke kamar mandi sebentar dan kami sudah harus boarding lagi. Waktu itu kami terbang saat tengah malam waktu Qatar. Pagi hari waktu Dublin kami sudah tiba dengan selamat tetapi cuaca dingin meniup kulit tropis kami, seketika kami kedinginan.
Kami harus transit di Dublin sehari karena fasilitas penjemputan dari panitia belum ada dan tidak ada jam pesawat domestik dari Dublin ke Killarney yang cocok dengan waktu kedatangan kami. Tidak ada tujuan, kami putuskan untuk ke kota saja. Paling aman adalah ke taman kota karena juga waktu check in hotel kami masih nanti siang. Alhasil, setelah mendapatkan saran, kami naik bus ke kota dengan tujuan Marrion Park.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Naik bus ke pusat kota Dublin
Di Marrion Park, kami berjanji bertemu dengan ketua LPDP Irlandia, yaitu Anisa. Pertanyaan pertama yang kami tanyakan ke dia adalah, memang Kota Dublin sesunyi ini ya? Sepi ya? Setengah jam perjalanan dari bandara hingga ke tengah kota seperti melalui kota mati, toko tutup dan hanya beberapa orang berjalan kaki. Anisa tersenyum, di sini minggu pagi memang seperti kota mati. Hampir semua toko buka menjelang siang, dan orang-orang banyak menghabiskan waktu di rumah, diantaranya mungkin kelelahan setelah party hingga dini hari malam sebelumnya. Akhirnya kami paham dan benar saja menjelang siang, kota ini mulai ramai. Kami beranjak ke UCD, kampus Anisa dan akan bertemu dengan Diaspora Indonesia yang sedang berkumpul untuk berolahraga badminton. Apakah kami ikut main? Rasanya hal itu tidak mungkin karena lelah masih menjalar di seluruh tubuh kami.
Melepas lelah sambil menyemangati permainan badminton mereka, kami sempat membersihkan diri di fasilitas kamar mandi di area gedung olah raga UCD ini. Menjelang pukul 14.00 IST, Arik tangan kanan kedutaan Indonesia London yang ada di Irlandia dan istrinya Bunga mengajak kami makan siang bersama di resto Thailand di pusat kota. Sebelumnya, Lukman yang paling lama bekerja di Irlandia dibanding semuanya memberikan pilihan menu Vietnam, Malaysia atau Thailand. Rony dan kami lebih memilih menu Thailand, terbayang nyata hangat dan pedasnya Tom Yum di cuaca dingin ini serta gurihnya Pad Thai. Ada Wangi juga, asli orang Jogja tetapi harus pulang duluan karena ada janji lain.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: bersama Anisa di depan Kastil Dablin dan The Temple Bar
Usai makan, Arik dan Bunga mengantarkan koper-koper besar kami ke hotel, sedangkan kami lanjut berkeliling pusat kota ditemani Anisa. Di sini pertokoan tutup pukul 19.00 IST dan berganti dengan pub-pub yang buka hingga dini hari. Oleh karena itu, kami terburu-buru untuk mendatangi toko oleh-oleh untuk menyempatkan membelikan cenderamata keluarga dan teman-teman terdekat di Indonesia. Beruntung, kami juga masih bisa menyempatkan ke Trinity College meski tidak ke perspustakaannya yang legendaris, sempat ke Dublin Castle, sebelum pulang ke hotel. Lelah? Pastinya. Tidak disangka hari ini kami berjalan lebih dari 10 km jika dilihat dari aplikasi penghitung langkah dan jarak di HP.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Makan siang bersama dengan Diaspora Indonesia di Dublin
Anisa benar-benar menemani kami hingga kembali ke hotel, beberapa kali ia juga meminjamkan kartu busnya untuk kami. Di sini hampir semuanya tidak menggunakan uang tunai. Pukul 21.00 IST, tetapi belum juga waktu magrib tiba. Panjang sekali antara Ashar dan Magrib di sini padahal rasanya mata dan tubuh kami sudah tidak mau kompromi untuk sekedar membersihkan badan, benar-benar lelah rupanya. Akhirnya, malam yang panjang hanya terasa hitungan menit bagi kami. Pukul 05.00 IST kami sudah mulai bersiap karena harus ke bandara Dublin lagi pukul 07.00 IST. Bus panitia akan membawa kami ke Killarney tepat pukul 09.00 IST kurang lebih perjalanan sekitar 4-5 jam.
Busnya cukup besar, ada fasilitas kamar kecil di dalamnya. Saya duduk bersebelahan dengan Bella. Di belakang kami ada peserta dari Nepal, Jepang, dan Singapura. Sedangkan di depan kami ada dari Australia dan Amerika Serikat. Saling menyapa singkat dan kemudian hening. Sepertinya semua peserta juga kelelahan. Berulang kali saya juga tertidur, kemudian menonton film, atau sibuk mengambil video dan memfoto pemandangan ataupun rumah bergaya klasik dan beberapa kastil disepanjang jalan. Memang pilihan naik bus sepertinya tepat, meski pinggang rasanya mau putus.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Menempel poster dan registrasi
Menjelang sore kami tiba di Killarney. Memutuskan untuk ke hotel terlebih dahulu, makan siang dan bersih-bersih, baru kemudian kami bersama-sama ke lokasi acara untuk melakukan registrasi dan memasang poster. Cuaca di Killarney ternyata lebih dingin dari pada di Dublin. Vibesnya seperti di desa tetapi sangat tertata bangunannya dan fasilitasnyas sama seperti di kota. Sepertinya kami betah hingga empat hari ke depan.
Hari 1
Pembukaan 22nd Edition of WADEM Congress
Complexity and Continuity: Caring, Coping and Overcoming in an Increasingly Challenging World
Selalu ada semangat dan pengetahuan baru pada setiap pembukaan WADEM Congress. Oleh karena itu, kami bertiga tidak boleh melewatkan momen pembukaan ini. Meski di luar hujan, tidak menyurutkan langkah kami berjalan sekitar 250 meter ke Gleneagle INEC Arena tempat Congress dilaksanakan. Beruntung apartemen kami tidak terlalu jauh dari tempat acara. Di tengah perjalanan beberapa pria berjas berjalan cepat sambil menempatkan tas di atas kepala, berharap air hujan tidak membasahi mereka. Cuaca pagi ini dingin dan berangin cukup kencang.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Hujan menuju tempat conference
Benar saja, setibanya di ballroom kami sudah hampir kehabisan tempat duduk padahal sudah datang 30 menit sebelum acara pembukaan. Beruntungnya, ada saja yang enggan duduk di baris kedua paling depan, di situlah saya dan Bella duduk bersebelahan. Sedang Gde sepertinya memilih untuk mencari kursi di bagian belakang sisi atas. Ratusan penggiat bencana bidang kesehatan dan kemanusiaan telah berkumpul di ballroom ini, semuanya sibuk dengan saling menyapa, melakukan reuni dan entah apalagi yang mereka obrolkan. Kami semua seperti “kawanan burung yang telah lama terkurung dalam kandang besar dan kemudian dilepaskan”. Pandemi telah menahan langkah kami untuk berkumpul pada 2021 lalu.
Benar saja, President WADEM dan Chair Congress kali ini, Gregory Ciottone, seorang professor dari Harvard Medical School menyapa seluruh peserta dengan semangat yang membara, “Terimakasih karena sudah bertarung melawan pandemi COVID-19 dan telah menjadi tentara kemanusiaan di barisan depan dalam berbagai bencana dan krisis kesehatan selama 4 tahun ini”, katanya.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: performa music, nyayian dan tarian di sesi pembukaan
Hiburan pada opening kali ini cukup berkesan bagi saya yang suka menonton film kolosal Irlandia and Inggris karena musik tradisional yang kerap dimainkan pada adegan pesta, tarian, ataupun sekedar pengantar sebuah adegan, kini dapat saya dengar dan saksikan langsung. Mereka juga menyajikan tarian khas Irish- Irish tap dancing. Ada yang memukau dari tarian ini, yakni kelincahan kaki para penarinya. Kaki bergerak dengan sangat cepat, mengetuk-ngetuk lantai dengan keras, secepat kilat kemudian mereka melompat sambil mengetukkan kedua belah sepatu sehingga menghasilkan bunyi yang khas lalu kemudian mendarat dengan hentakan yang senada dengan musik. Musik, tarian dan nyanyian yang memicu gairah dan semangat pagi ini.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Chair Congress WADEM, Gregory Ciottone pada opening speech dan keynote address
Selanjutnya, opening keynote address. Inilah yang selalu kami tunggu, kira-kira ada ide dan gagasan baru apa dalam dunia disaster and emergency medicine? Gregory Ciottone mengumpamakan layanan kesehatan pada situasi bencana seperti layanan perbaikan mobil balap. Sepersekian detik ke menit, ketika mobil pembalap perlu diperbaiki maka staf yang Sudah ditugaskan sudah siap dengan tugasnya, peralatannya, dan keterampilannya untuk memperbaiki mobil tersebut, dan yang paling penting semuanya terintegrasi dan selesai bersamaan sehingga mobil balap dapat kembali ke arena balap untuk menyelesaikan pertandingan. Untuk mendapatkan performa yang seperti itu, maka kesiapsiagaan dan latihan harus terus dilakukan. Mungkin masing-masing kita handal dengan bidangnya tetapi jika tidak bisa bekerja bersama maka respon juga akan terhambat.
Selain itu, ancaman bencana dan krisis kesehatan semakin kompleks. Mulai dari natural hazard, perubahan iklim hingga Artifical Intelligence. Pertanyaannya, mana yang menjadi prioritas kita? Oleh karena itu, skill untuk bisa menganalisis risiko dan memprediksi harus dimiliki oleh semua tenaga kesehatan. Terakhir, Gregory menyampaikan bahwa era disaster medicine saat ini ada di era digital sehingga tenaga kesehatan dan penggiat kemanusiaan harus bisa beradaptasi, termasuk bagaimana implikasinya ke pendidikan disaster medicine. Integrasi antara matematika, kimia, kedokteran kesehatan dan fisika harus bisa selaras dalam menghadapi berbagai risiko ancaman bencana dan krisis kesehatan ke depannya.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: berswafoto dengan kolega
Selain kelas besar, kami juga sangat menanti sesi breaking pagi dan siang. Saat break inilah kita bisa saling menyapa dan bertemu dengan kolega lama dan baru dan di momen inilah kerap terjalin jejaring kerjasama. Pagi ini, kami berkenalan dengan Odeda, Ketua bidang Keperawatan WADEM. Break siang, satu meja dengan peserta Thailand, ARCH Project dan Amerika Serikat. Beruntung kami bertemu Deborah, penulis buku Komunikasi. Kami membeli bukunya dan bertukar jaringan dengannya.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Kelas WHO Health-EDRM
Belum ada sesi presentasi oral maupun poster dari Indonesia hari ini. namun, kami memutuskan untuk mengikuti kelas Primary Care and Health Population, serta kelas WHO Health Emergency and Disaster Risk Management (H-EDRM). Di kelas H-EDRM kami bertemu kolega lama Prof Kubo dan rekan dimana pada 2019 kita menyelenggarakan Regional Collaboration Drill ASEAN ke-4 bersama di Bali. Jaringan WHO Health-EDRM yang juga diprakarsai oleh Virginia Murray dan Ryoma telah menghasilkan banyak penelitian dan kajian. Itu semua dipaparkan pada sesi ini. Beruntung, kami mendapatkan buku pedoman penelitian H-EDRM yang secara khusus ditandatangani dan diberikan untuk Divisi MBK, terima kasih telah menjadi perpanjangan tangan dan terus semangat mempromosikan kesiapsiagaan bencana dan krisis kesehatan di Indonesia.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: mendapat cetakan buku pedoman penelitian Health-EDRM dari Virginia dan Ryoma
Meeting ARCH project dan ASEAN Academic Network on Disaster Health Management (AAN-DHM) dengan WADEM telah ditentukan esok sore (10/5) setelah sesi poster presentation. Oleh karena itu, sore ini hanya kami habiskan bercengkrama dengan tim JICA dan ARCH Project di area poster presentation Ms. Aono. Melalui posternya, Aono bercerita mengenai mekanisme DHM di ASEAN. Ada ASEAN Institute for Disaster Health Management (AIDHM) yang berlokasi di FK-KMK UGM juga disebutkan dalam posternya.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Poster Session JICA dan ARCH Project
Kami pulang pukul 19.30 IST setelah menyempatkan ke welcome reception di area lobby Hotel Gleneagle. Pukul 19.30 IST di sini ternyata masih terang benderang seperti pukul 16.00 IST. Letih sekali rasanya dan dinner sepertinya adalah ide yang baik. Berjalan sebentar ke minimarket, kami menemukan menu makan malam yang enak. Menjelang pukul 21.00 IST matahari juga belum enggan tenggelam, meski senja sudah menampakkan batang hidungnya. Di sini waktu sholat Maghrib pukul 21.30 IST dan isya 22.30 IST. Tidak mengherankan jika kebanyakan warga muslim memilih sholat isya menjelang shubuh karena sudah tertidur lebih dulu sebelum waktu Isya tiba. Lanjut ke Reportase hari 2 ya.
Hari 2
Inisiasi Kolaborasi Penguatan Disaster Health Management di Kawasan ASEAN:
Meeting AIDHM/AANDHM, ARCH Project dan Komite WADEM
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Penutupan meeting AANDHM/AIDHM, ARCH Project dan WADEM
Menyanggupi dan ditunjuk sebagai host country untuk menjadi sekretariat ASEAN Academic Network on Disaster Health Management (AANDHM), ASEAN Institute (AIDHM) mempunyai tugas berat untuk memfasilitasi dan mendukung berbagai aktivitas akedemik manajemen bencana kesehatan di kawasan ASEAN, diantaranya mengelola jurnal, joint research dan biennial academic conference. Oleh karena itu, AANDHM/AIDHM membuka peluang kerjasama dengan WADEM, harapannya transfer pengetahuan dan kerjasama, serta upaya saling menguatkan kapasitas semakin terbuka ke depannya karena ASEAN juga termasuk kawasan yang tinggi risiko dan kerentanan terhadap bencana dan krisis kesehatan. Salah satu implementasi yang diinginkan berkolaborasi adalah dalam pengelolaan jurnal ASEAN dengan jurnal PDM.
Mr. Taro Kita dan Ms. Aono JICA/ ARCH Project mengabari bahwa meeting akan diselenggarakan selepas poster session pukul 18.30 IST di ruang suite 3. Selain itu, ada undangan foto bersama dengan Andre Lavelle, Executive Officer of WADEM pukul 13.00 IST di ballroom utama.
Doc. PKMK FK-KMK UGM : Diskusi sesi pagi
Cuaca pagi ini cukup hangat menyapa kami, meski hembusan angin tetap saja lembut menusuk kulit tropis kami, dingin. Setibanya di arena INEC Killarney, kami menggantungkan jaket. Ballroom utama sudah penuh dengan peserta, pembahasan mengenai Complexity of once in a lifetime disasters cukup panas dengan serbuan pertanyaan dan pernyataan yang membutuhkan tanggapan dari Chair, Gregory Ciottone dan narasumber dari rumah sakit, emergency medical services, fire department dan akademis. Narasumber menceritakan pengalaman mengevakuasi lebih dari 200 pasien rawat inap pada sebuah bencana kebakaran tanpa ada staf, pasien dan keluarga yang menjadi korban. Emergency care team dimana pun berada baik yang ada di layanan kesehatan dan yang ada di masyarakat merupakan harapan bagi korban. Sebab pada situasi emergency dan tanggap darurat bencana semua orang ingin menyelamatkan diri, sehingga bagi korban penyelamat yang kembali untuk membantu mereka merupakan sebuah harapan. Pertanyaan menarik datang dari peserta mengenai etik petugas yang tidak mau kembali bertugas di daerah bencana. masing-masing narasumber saling bertatapan dan kemudian menjawab bahwa feeling responsibility adalah kuncinya. Artinya, menjadi petugas kesehatan pada situasi bencana membutuhkan feeling responsibility, apakah ia harus kembali lagi bertugas setelah menyelesaikan tugasnya atau dia datang ke daerah bencana ketika sudah menyelamatkan keluarga dan orang terdekatnya terlebih dahulu. Semuanya butuh penyadaran dan latihan terus menerus.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Presentasi Innovator: Prof Elhanan
Pukul 11.00 IST merupakan sesi presentasi Gde dengan tema besar Medical Assistance Teams/ Emergency Medical Teams 1. Chair kali ini adalah Falvio Salio. Kelas dimulai dengan paparan innovator Prof. Elhanan Bar-On dari Israel. Sangat menarik pengalaman dan lesson learned yang dipaparakan Elhanan dalam berbagai misi kemanusiaan di situasi bencana hingga konflik Ukraina. Mendengarkan paparannya saya jadi teringat dengan semua penjelasan dr. Hendro Wartatmo, Sp.BD mengenai rumus sebelum memberangkatkan tim ke lokasi bencana. Informasi yang sedikit tidak menjadi alasan untuk tidak mempersiapkan logistik dengan cermat. Menjadi EMT juga harus terbiasa dengan perubahan-perubahan situasi di lapangan yang tidak pasti. Meski demikian setiap EMT harus berpegang teguh pada tujuan atau misi keberangkatan. Menyatu dengan lokal setempat adalah skill yang diperlukan juga sebagai EMT.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Oral presentasi oleh Gde
Gde mempresentasikan paper yang berjudul Activation of The Health Cluster Coordination Post in Lumajang District Health Office During the Management of Mount Semeru Eruption Disasters. Paper ini adalah aktivitas Academic Health System UGM dan Pokja Bencana FK-KMK UGM saat mendampingi manajemen di Health Emergency Operation Center di erupsi Semeru di Dinas Kesehatan Lumajang. Presentasi lain yang menarik mengenai gagasan penyelamatan hewan pada masa respon, meski kontropersi dimana skill dokter dan dokter hewan mungkin bisa dimanfaatkan bersama, tetapi gagasan mengenai one medice, one world and one health dapat diterima. Artinya penyelamatan tidak hanya untuk manusia tetapi juga untuk makhluk hidup lain seperti hewan.
Doc. Bella: Kastil Ross, Killarney Irlandia
Sesi break siang, saya dan Bella sempatkan ke pusat kota. Kami diberikan kontak WA taksi online di kota ini. Tujuan kali ini adalah kastil terdekat dan pusat kota. Kurang dari 15 menit kami sudah memasuki taman nasional Killarney, di tengahnya terdapat kastil Ross yang sudah berdiri sejak awal abad ke-15. Meski tidak utuh lagi bangunannya tetapi kastil ini masih terlihat sangat kokoh. Sejak diwariskan sebagai bentuk bangunan budaya oleh pewarisnya kastil ini resmi dibuka untuk wisata. Karena waktu yang mepet kami tidak sempat ikut tur ke semua lantai kastil. Cukup berfoto di depan kastil, sudah membuat saya dan Bella senang luar biasa meski menggigil karena angin dari danau bertiup sangat kencang.
Doc. Madel: Pusat Perbelanjaan Kota Killarney
Dari Kastil Ross kami lanjut ke pusat kota. Jika berkunjung ke Jatim Park di kawasan Little Eropa, ya kira-kira begitulah suasana pusat kota Killarney ini, atau perumpamaan yang lebih mudah adalah seperti jalan Malioboro. Kanan dan kiri adalah toko-toko yang menjual suvenir, pakaian, makanan, snack dan lainnya. Berfoto di tengah jalannya saja sudah instragramable sekali. Sayangnya kami harus kembali ke kelas oral.
Poster kami, yang berjudul Hospital Preparedness in Facing the COVID-19 Pandemic Based on the Command System: A Study in Jakarta and Yogyakarta, Indonesia. Poster ini menceritakan kegiatan kajian pada awal pandemi COVID-19 di rumah sakit-rumah sakit yang kami dampingi di kawasan Jakarta dan Yogyakarta. Hampir semua rumah sakit telah memiliki Hospital Disaster Plan dan tim bencana tetapi untuk mengaplikasikannya ke pandemi COVID-19, ternyata tidak mudah bagi rumah sakit. Bukan karena sistem ini tidak fleksibel tetapi akibat persepsi bahwa HDP adalah perencanaan untuk bencana alam. Oleh karena itulah, pendekatan Incident Command System dalam HDP coba kami advokasikan untuk bencana non alam juga seperti Pandemi COVID-19.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Presentasi ARCH Project – AANDHM/ AIDHM
Saya dan Bella bergegas ke ruang meeting. Disana sudah berhadir Prof. Donals A Donahue (WADEM President Elect), Ms. Evelyn A Donahue (Member), Prof. Tatsuhiko Kubo (Board Member Elect), Dr. Mick Molly (Board Member), ARCH Project, JICA, dan juga Mr. Andrew Lavelle (Executive Officer). Sesi perkenalan diri selesai, dilanjut dengan paparan Mr. Taro Kita dan Ms. Aono mengenai ARCH Project dan ASEAN Academic Conference Oktober 2023 di Indonesia. Ada 5 usulan kerjasama, diantaranya kerjasama dalam pengelolaan jurnal ASEAN dan Jurnal PDM. Meski bukan dalam rangka mendapatkan kesepakatan, tanggapan WADEM cukup baik dan dengan tangan terbuka, WADEM bersedia memberikan dukungannya untuk penguatan disaster health management di kawasan ASEAN.
Hari 3
Semua Sibuk Mempersiapkan Presentasi di Kelas Masing-Masing
Kami baru menyadari bahwa semua presentasi oral Bella, Madel dan Gde berada di hari yang sama, bahkan presentasi Bella dan Madel ada di jam yang sama. Untuk pertama kalinya kami tidak saling mensupport di kelas yang sama pada Congress WADEM Kali ini. Biasanya kami dapat menambahkan informasi ataupun membantu memberikan tanggapan pada sesi diskusi. Kali ini kami harus siap dengan paper masing-masing. Kalau urusan dokumentasi foto, beruntungnya kami didukung oleh rekan dari ARCH Project dan Erasmus Mundus.
Pagi ini seperti biasa, Gde memulai aktivitasnya dengan jogging pagi. Bella dengan membuat sarapan. Madel dengan mobile phonenya, sesekali menggerutu karena meski di luar negeri tetapi kerjaan di Jogja seperti tidak bisa ditinggal. Dengan perbedaan waktu 6 jam, otomatis ketika bangun pagi di Killarney, di Indonesia sudah siang hari. Lebih gilanya ada beberapa hal yang perlu dikoreksi atau dikumpul sore, yang artinya itu tinggal hitungan jam. Namun hari ini, mereka bertiga mengabaikan itu semua dan fokus pada presentasinya.
Rintik kecil mengawali langkah mereka hari ini. Cuaca tetap menusuk dingin ke kulit seperti kemarin-kemarin. Gde dan Bella mengantarkan Madel ke ruang Ballroom Killarney Convention Center sebelum mereka menuju kelas Bella. Ruangannya cukup bagus untuk presentasi, luas, dan ada mimbar kecil. Bagus untuk dokumentasi saat presentasi. Berbeda dengan ruangan Bella yang hanya ruang meeting kecil di MoD Suite 1.
Masih setengah jam, peserta sudah mulai berdatangan. Sedangkan presenter ada yang sibuk dengan laptopnya menghapalkan slide dan skrip presentasi, ada yang baru menyerahkan file presentasi kepada panitia, ada juga yang sibuk dengan catatannya. Aku ikut saja duduk disebelah Mr. Taro Kita, Expert JICA yang juga presentasi di kelas ini. Kami saling menyapa dan kemudian tenggelam dengan persiapan presentasi masing-masing. Mr. Taro lebih dulu presentasi. Taro membicarakan tentang Regional Program for Knowledge Co-Creation on Disaster Health Management in ASEAN and Japan. Program pelatihan ini juga diikuti oleh perwakilan Indonesia tahun 2022 lalu. Dalam presentasinya, Taro juga menjelaskan mengenai Plan of Action ASEAN Leadership Declaration. Diantara prioritasnya mengenai Safe Hospital.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Sesi presentasi Madelina
Selang satu presenter, tiba giliranku. Seperti janjian padahal tidak, materi presentasiku seperti melanjutkan paparan Mr. Taro mengenai program pendampingan Hospital Disaster Preparedness di Indonesia. Presentasi yang aku paparkan merupakan aktivitas Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK tahun 2021-2022 dalam menyelenggarakan pelatihan online Hospital Disaster Plan. Abstrak ini ditulis bersama oleh aku, Satrio, Happy, dan Bella. Satrio banyak mendukung dalam penulisan dan persiapan presentasi ini, termasuk menyederhanakan ide paparanku yang panjang padahal harus disampaikan dalam waktu 8 menit saja. Paparan mengenai Preparation of Hospital Disaster Plan in Indonesia: The Mentoring Challenges from Offline to Online Program berbicara tentang proses perubahan jam mengajar, teknik mengajar dan mendampingi rumah sakit dalam menyiapkan dokumen Hospital Disaster Plan. Tantangan yang ditemukan menjadi masukan untuk tim Divisi MBK dalam mengembangkan model pendampingan jarak jauh kedepannya.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Bella bersama presenter lainnya
Di kelas MoD Suite 1. Di menit yang sama Bella juga memaparkan mengenai pengalaman mengirimkan tim EMT gabungan/ komposit untuk respon bencana gempa Mamuju tahun 2021 lalu. Berbeda dengan EMT yang saling berkolaborasi di lapangan, EMT Composite memang dibentuk dari dua atau lebih organisasi/institusi yang kemudian memiliki 1 tujuan yang sama. Saat itu, akses dari Yogyakarta cukup jauh ke Mamuju, tidak bisa cepat, dan biaya transportasi yang tinggi. Di satu sisi, provinsi tetangga Sulawesi Barat yakni Sulawesi Tengah sudah dilatih untuk siap merespon. Sehingga tenaga kesehatan dan mahasiswa dikerahkan dari Sulawesi Tengah yang bisa tiba di Mamuju kurang dari 10 jam perjalanan darat. Meeting online disiapkan, logistik dibagi mana yang dbawa dari Jogja dan dari Sulawesi Tengah, tim berkenalan secara online, dan siap menjadi satu tim saat bertemu di Mamuju. Abstrak Bella ini juga ditulis bersama oleh Madel, Happy, dan Gde dengan judul Deployment of Composite Emergency Medical Team (EMT) in West Sulawesi Earthquake during The Middle of the Covid-19 Pandemic.
Doc. PKMK FK-KMK UGM : Bella dengan lightening presentasinya
Masih di kelas yang sama, pukul 13.30 Bella kembali presentasi mengenai Development of Sub National Policies for Making Hospitals Safe from Disasters: Study in Yogyakarta Provinces, Indonesia. Abstract ini merupakan hasil kegiatan pendampingan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam menyusun buku pedoman Safe Hospital untuk Provinsi DIY. Singkatnya pedoman safe hospital secara global pasti memiliki gap implementasi di tingkat nasional maupun sub nasional. Oleh karena itu, aktivitas kemarin merupakan upaya penyederhanaan serta identifikasi kebutuhan safe hospital yang cocok dan implementative untuk rumah sakit-rumah sakit di DIY.
Doc. PKMK FK-KMK UGM: Gde presentasi tentang peristiwa Kanjuruhan
Usai di kelas Bella, kami bergegas ke kelas Gde di ruangan KCC Ballroom. Di kelas Mass Gathering ini Gde akan mempresentasikan abstrak yang ditulis bersama Pusat Krisis Kesehatan, Kemenkes yang berjudul Football Stampede in Kanjuruhan Stadium from the Perspective of Disaster Preparedness on Mass Casualty Incident: A Case Study of Mass Gathering Event. Di kelas ini cukup menarik karena presenter lain juga mempresentasikan beberapa event MCI yang viral belakangan ini seperti MCI di hari Halloween di I-taewon, Korea Selatan dan Mass Gathering ibadah Haji di Arab Saudi.
Doc. Bella: Noodle Party di malam hari
Senang rasanya semua tugas presentasi dan meeting dengan WADEM diselesaikan dengan baik. Kami bertiga pulang ke apartemen dengan perasaan puas dan lega. Malam ini kami tutup dengan Noodle Party bersama rekanan Erasmus. Mie yang kami masak bukannya pasta atau mie yang spesial melainkan Indomie yang kami bawa dari Indonesia. Mungkin bagi kita Indonesia adalah makanan yang biasa tetapi bagi mahasiswa Indonesia di luar negeri atau bagi orang yang baru merasakannya, Indomie adalah santapan yang lezat. Hingga pukul 21.00 kami terus mengobrol di depan perapian bersama rekanan Erasmus ini.
Hari 4
Penutupan: Next Congress WADEM 2025 di Tokyo Japan
Dok. PKMK FK-KMK UGM: Pengumuman kongres selanjutnya di Tokyo Jepang
Masih bersemangat di hari keempat atau hari terakhir Congress WADEM tahun ini. Saat pagi menyempatkan jogging, kami melihat ada beberapa narasumber yang kami kenal memasuki bus yang siap mengantar mereka ke Dublin pagi ini. Kami sendiri baru berangkat ke Dublin nanti siang seusai acara penutupan.
Dok. PKMK FK-KMK UGM: Paparan Prof. Tony Redmond
Masih di ballroom utama, peserta sudah berkumpul masih antusias saat pembukaan tiga hari lalu. Panel diskusi mengenai Working Conflict Zones disampaikan dengan sederhana oleh Prof. Tony Redmond dari UK-Med. UK-Med merupakan LSM internasional yang berbasis di UK. Tony menceritakan pengalaman dan perspektifnya mengenai pengiriman EMT ke daerah perang Ukraina di akhir 2022 lalu. Berlanjut dengan isu logistik, etik, dan keamanaan yang menjadi tantangan berat yang dihadapi pejuang kemanusiaan dan EMT di daerah konfilik perang seperti ini. Untuk memperjelas perbedaannya, Tony membandingkannya dengan pengalaman pengiriman EMT ke daerah bencana gempa bumi Turky/Syria awal tahun ini.
Sesi penyerahan amanah penyelenggaraan congress selanjutnya yang selalu dinantikan. Tokyo Jepang sudah ditentukan sebagai tempat penyelenggaraan tahun 2025. Mengutamakan kenyamanan peserta yang berasal dari seluruh dunia dan musim ini maka perhelatan WADEM Congress 2025 nanti juga diselenggarakan di akhir musim semi, 2- 6 Mei 2025. Acara selanjutnya adalah penghargaan dan pemberian sertifikat pada peserta workshop.
Dok. PKMK FK-KMK UGM: penyerahan penghargaan dan sertifikat EMDM
Kami kembali ke apartemen, mengganti pakaian yang lebih nyaman untuk perjalanan, menyelesaikan packing dan kemudian menuju halaman parkir bus Killarney INEC Arena. Sekitar pukul 15.00 IST bus kami beranjak menuju Dublin. Melalui jalan yang sama dengan jalan berangkat pada Selasa lalu, kami memutuskan duduk di raw bus yang berbeda agar dapat menikmati pemandangan yang berbeda. Sekitar pukul 20.00 IST kami tiba di pemberhentian, yakni di Bandara Dublin. Dari sini kami beralih ke hotel di tengah kota. Tenaga yang tersisa hanya cukup untuk mencari makan malam, selebihnya kami bertiga tidur dengan lelap.
Doc. Bella: berfoto di monument Luke Kelly, Dublin
Sabtu, 13 Mei 2023. Tidak ingin kehilangan momen di Dublin, kami bangun pagi dan menyempatkan bertemu Anisa lagi. Tujuan kali ini hanya ingin menikmati pusat kota pagi hari dan mencoba tram (LUAS Dublin). Dingin pagi ini sungguh menusuk tetapi perlahan menghangat karena obrolan dan langkah kami yang terus melaju. Pukul 10.30 IST kami kembali ke hotel. Check out pukul 11.00 IST dan langsung menuju bandara.
Doc. Bella: mencoba tram dengan Anisa di pagi hari sebelum ke bandara
Penerbangan kami masih pukul 15.00 IST menuju Doha Qatar. Sampai di Doha tengah malam dan kami masih menikmati kebersamaan dengan rekan dari Thailand ARCH Project dan JICA. Waktu boarding yang hampir bersamaan di dini hari Minggu, mereka bertolak ke Bangkok dan kami bertolak ke Jakarta. Di pesawat kami hanya tertidur pulas, entah karena jetlag atau memang terlalu lelah, setiba di Jakarta pukul 15.00 WIB hari minggu, kami langsung ke penerbangan domestik. Bubur bebek menjadi pilihan utamaku bersantap siang hari ini. Tak lupa membalas Salted Caramel Praffucino yang gagal total waktu di Dublin kemarin, Bella langsung menyerbu Starbuck dan memesan yang sama dengan kopi. Menghayalkan pukul 22.00 WIB malam nanti kami sudah tiba di rumah, rasanya sudah tidak sabar.
Begitulah perjalanan dan reportase kami untuk WADEM Kongres 2023 ini, sampai jumpa pada persiapan dan reportase WADEM congress 2025 nanti ya.