Reportase Kegiatan
In House Training Pembentukan EMT RSUD Wates
Hari 1
Hari Pertama
7 November 2023
Kelompok Kerja Bencana FK-KMK UGM bersama AHS UGM melakukan pelatihan pembentukan Emergency Medical Team (EMT) di RSUD Wates. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari rangkaian “Pelatihan Potensi Pembentukan Emergency Medical Team (EMT) AHS UGM untuk Mendukung Kebijakan Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK)” sebagai implementasi Hibah AHS UGM. Kegiatan berlangsung selama dua hari pada Selasa - Rabu, 7 - 8 November 2023. Hari pertama berlangsung dari pukul 09.00 - 15.00 WIB di Ruang Komite Medis RSUD Wates.
Acara diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh Direktur RSUD Wates, dr. Eko Budiarto, Sp.An., M.Kes. Eko menyampaikan syukur dan terima kasih atas kehormatan menjadi tuan rumah in house training yang pertama dalam pembentukan EMT diantara rumah sakit jejaring AHS UGM lainnya. Acara ini, nantinya akan menjadi salah satu roadmap peresmian Tim Disaster RSUD Wates. Eko berharap setelah pelatihan, tim akan menjadi lebih matang dan siap jika nantinya akan diterjunkan bersama AHS UGM.
Sambutan dilanjutkan oleh dr. Datu Respatika, Sp.M., Ph.D yang mewakili jajaran pengurus AHS UGM. Datu menghaturkan terima kasih atas kesediaan RSUD Wates sebagai pioneer pelatihan pembentukan EMT yang menjadi implementasi dukungan AHS UGM terhadap kebijakan TCK yang dicanangkan Kementerian Kesehatan RI pertengahan bulan melalui UU Kesehatan.
Seusai sambutan, peserta pelatihan diajak untuk melakukan pemanasan sebelum sesi materi melalui survey dan pre-test yang telah disiapkan oleh panitia. Fungsi dari kuis ini untuk menguji pemahaman awal para peserta dan kesiapan untuk penerjunan tim dalam masa tanggap darurat. Kemudian, acara diteruskan dengan penyampaian materi oleh dr. Agung Widianto, Sp.B-KBD mengenai “Flashback Penerjunan Tim AHS UGM” dan “Perencanaan Operasional Harian EMT”. Dalam materi pertama, Agung menyampaikan bagaimana rumah sakit-rumah sakit jejaring AHS UGM mampu berkolaborasi dan gotong royong dalam mengirimkan tim ke lokasi bencana. Agung kemudian memaparkan tentang pentingnya perencanaan dalam operasi EMT. Tahapan perencanaan dimulai dengan preparasi, aplikasi, rencana keluar, dan pembelajaran dari misi. Proses preparasi menjadi kunci dari penerjunan tim, karena harus dilakukan dari asesmen yang baik, memahami dan mengetahui kekuatan institusi, persiapan logistik, administratif, koordinasi di lokasi, serta mengetahui kondisi tim. Saat aplikasi di lapangan, penting untuk membuat jadwal operasi harian secara rinci, agar kemudian dapat memperkirakan rencana penarikan tim dan pembelajaran saat sesi refleksi selesai dari misi.
Materi berikutnya, disampaikan oleh Sutono, S.Kep., M.Sc., M.Kep. mengenai Persiapan Pengiriman EMT. Sutono menyampaikan konsep EMT dan jenis-jenisnya sesuai standar WHO serta bagaimana dapat mencapai standarisasi tersebut. Dalam materinya, banyak dibagikan pengalaman penerjunan tim agar dapat memotivasi para peserta untuk mau diterjunkan ketika nanti ada bencana bersama EMT AHS UGM.
Pada sesi siang, Sutono kembali hadir dengan materi mengenai “Safety and Security” dan “Survival in Disaster”. Bencana bukan kondisi ideal, yang sewaktu-waktu dapat memunculkan stres baik fisiologis dan psikologis para relawan saat di medan. Kunci untuk dapat bertahan hidup sebagai relawan di medan bencana, adalah dengan mengedepankan safety (untuk mencegah kejadian yang tidak disengaja) dan security (mencegah kejadian yang disengaja). Sikap yang harus dilakukan selama di lapangan adalah; bertanggung jawab, mematuhi peraturan, waspada, bertindak dengan tepat, dan komunikasi.
Materi terakhir pada pertemuan hari pertama pelatihan disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD mengenai Konsep EMT-AHS. Dalam penjelasannya, Hendro mengajarkan singkatan agar menjadi EMT yang paripurna, yakni “METHANE”. M adalah major incident (sebelum diterjunkan, tim harus memastikan kejadian betul terjadi atau tidak). E singkatan dari exact location (memastikan lokasi kejadian, area yang paling terdampak, dan area yang masih terisolir atau yang belum mendapatkan akses pelayanan kesehatan). T yakni type of injury (untuk memastikan logistik yang dibawa oleh tim). H yang berarti hazard existing and predicting. A adalah access. N singkatan dari number of injury. Dan terakhir E yaitu EMT existing + need.
Kegiatan hari pertama ditutup tepat waktu dan harapannya peserta dapat memahami dan termotivasi menjadi EMT yang paripurna dan siap diberangkatkan kapan saja terdapat bencana melanda bersama AHS UGM.
Reporter: dr. Alif Indiralarasati (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK UGM)