Pembukaan
SESI PEMBUKAAN
“Perwakilan ASEAN Member State” Dok. Kemenkes Indonesia
Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah ASEAN Member State yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Lao PDR, Malaysia, Filipina, Thailand, Myanmar, Vietnam dan Singapura. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya sosialisasi tujuan dan maksud pengembangan AOHN dan OH JPA dengan harapan terjadi kolaborasi yang lebih kuat khususnya dalam negara ASEAN. Kegiatan ini juga bentuk komitmen ASEAN dalam menjalankan ASEAN Leaders’ Declaration on One Health Initiative. Setelah launching dilanjutkan dengan sesi ebinar dengan topik Public Health Emergency Response Focusing on Future Preparation dan Lesson Learn from International Cooperation/International Organization in Implementing One Health.
“Pengantar dari SOMHD Indonesia”. Dok. Kemenkes Indonesia
Kegiatan dimulai dengan pengantar dari Senior Officials' Meeting on Health Development (SOMHD) Indonesia Syarifah Liza Munira sebagai Director General for Health Policy Agency. LIza menekankan kembali ASEAN One Health Network berkomitmen untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam merespon Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (Public Health Emergency/PHE). Pengalaman berbagai negara khususnya ASEAN menghadapi pandemi COVID-19 menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi dengan pendekatan yang holistik dan komprehensif. Dengan adanya kolaborasi yang kuat akan memungkinkan AMS lebih kuat dalam mempersiapkan diri menghadapi PHE dimasa depan. Oliver Hoppe selaku Counsellor for Development Cooperation The Embassy of Federal Republic of Germany to Indonesia, ASEAN and Timor Leste juga menyampaikan hal yang sama bahwa yang perlu di-highlight dalam pertemuan ini adalah menyadari pentingnya kolaborasi untuk meningkatkan PHE, membangun ketahanan sistem kesehatan melalui program-program ASEAN.
ONE HEALTH
SESI PRESENTASI ONE HEALTH
“Presentasi oleh dr. Gyanendra Gongal”. Dok. Kemenkes Indonesia
“Presentasi oleh Sita Ramachandra Machiranju”. Dok. Kemenkes Indonesia
Terdapat 4 narasumber yang menyampaikan topik One Health. Materi pertama disampaikan oleh dr. Gyanendra Gongal dari QPT Secretariat terkait dukungan kolaborasi dalam One Health Initiative. MoU sudah banyak terbentuk dalam membangun kolaborasi kegiatan dengan ASEAN Secretariat seperti MoU dengan FAO, UNEP, WHO, WOAH. ASEAN berkomitmen untuk mempromosikan One Health Initiative melalui berbagai kegiatan seperti membentuk jaringan One Health untuk meningkatkan kolaborasi antar AMS dan mengidentifikasi prioritas ancaman kesehatan pada manusia, hewan, tumbuhan dan domain lingkungan. Quadripartite mendukung implementasi One Health Joint Plan of Action. Materi kedua disampaikan oleh Sita Ramachandra Machiranju dari World Bank terkait hasil analisis komprehensif One HEalth. Sitaramachandra menjelaskan pendekatan yang dilakukan, bagaimana kolaborasi World Bank dengan ASEAN dan partner lainnya dalam meningkatkan berbasis bukti dalam pengembangan One Health. Disampaikan juga beberapa point rekomendasi untuk POA One Health dari segi kebijakan, advokasi, pembiayaan, pengembangan organisasi, implementasi dan integrasi, serta manajemen data.
Presentasi oleh drh. Fajar Sumping dalam Launching AOHN and OH-JPA (Jakarta, 19/6/2024). Dok. Kemenkes Indonesia
Selanjutnya materi ketiga disampaikan oleh dr. Imran Pambudi (Director of Communicable Diseases, MoH Indonesia) terkait ASEAN One Health Network. AOHN berperan dalam mengidentifikasi, mengadaptasi dan merespon peluang dalam pengembangan One Health melalui formulasi, kepemilikan, peninjauan rutin dan update POA One Health. Serta berperan juga dalam advokasi, promosi dan monitoring kontribusi antar negara One Health untuk menanggapi Asean OH JPA. Materi terakhir disampaikan oleh drh. Fajar Sumping Tjatur Rasa, PhD mengenai ASEAN OH JPA. ASEAN OH JPA dikembangkan untuk meningkatkan regional dan kapasitas nasional dengan target yang nyata, terukur, dan waktu yang terikat. Artinya penting sekali kolaborasi lintas sektoral yang kuat dari negara anggota ASEAN, khususnya sektor-sektor yang terlibat dalam bidang manusia, hewan, tumbuhan, kesehatan lingkungan dan ketahanan pangan termasuk kerjasama bilateral dan multilateral.
LAUNCHING
LAUNCHING ASEAN OHN DAN OH-JPA
Pemukulan Gong sebagai Simbol Launching. Dok. Kemenkes Indonesia
MC kemudian mempersilahkan perwakilan dari Troika Indonesia, Lao PDR and Malaysia untuk menyampaikan pidato singkat dan memukul Gong sebagai simbol launching ASEAN OHN dan OH-JPA. Perwakilan Troika dalam pidatonya berharap setiap negara tetap berkomitmen untuk berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan OHN dan OH-JPA. Troika mengapresiasi seluruh pihak yang mendukung launching ASEAN OHN dan OH-JPA. Kemudian masing-masing perwakilan secara bergantian memukul gong, secara resmi ASEAN OHN dan OH-JPA sudah di-launching.
WEBINAR SESI 1
WEBINAR SESI 1.
Topic : PHE Focusing on Future Preparation – The Role of ASEAN
Webinar Sesi 1 Launching AOHN and OH-JPA (Jakarta, 19/6/2024). Dok. Kemenkes Indonesia
Webinar sesi 1 dimoderatori oleh Madelina Ariani, MPH peneliti dan konsultan ahli dari Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM. Pemateri pertama adalah Prof. drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., Ph.D – Founder of INDOHUN dengan judul IHR and Pandemic Agreement - One Health Relevance to ASEAN. Mengawali pemaparannya, Wiku menyatakan kita harus bersiap menghadapi pandemi di masa depan, dan memastikan semua negara memperkuat sistem kesehatannya. Saat ini banyak sekali permasalahan zoonosis sehingga perlu peduli terhadap kesehatan hewan. Sektor kesehatan hewan, kesehatan manusia, dan lingkungan hidup mengalami ancaman nyata. Pendekatan One Health adalah pendekatan untuk memerangi penyakit masa depan. Sistem kesehatan manusia dan hewan yang lebih kuat dapat meningkatkan ketahanan PH terhadap penyakit di Pemateri kedua adalah Serge Morand dari Biodiversity and Health in ASEAN dengan judul Lesson Learn and How to prevent (and Prepare) for Future Pandemic. Morand menampilkan grafik yang menunjukkan terdapat peningkatan outbreak dari hewan (zoonotic), dari hewan liar (wildlife), dari hewan peliharaan (livestock) dan vector borne. Pendekatan One Health diperlukan untuk mengendalikan kejadian Outbreak. Dalam pendekatan one health terdapat kolaborasi, komunikasi, koordinasi dan capacity building untuk ekosistem kesehatan, kesehatan hewan dan kesehatan manusia.
Pemateri ketiga adalah Claire Lajaunie, Ph.D dari Inserm, Environmental Law researcher at Laboratory Population Environment Development, Marseille, Frances, and Affiliate Researcher at HealthDEEP, Bangkok dengan judul materi One Health in ASEAN – Environmental dimension of the prevention of future pandemic. Claire menyampaikan 6 jalur aksi OH-JPA yaitu meningkatkan kapasitas kesehatan, mengurangi risiko emerging dan non-emerging zoonosis, mengendalikan dan memberantas zoonosis, memperkuat penilaian, manajemen dan komunikasi risiko keamanan pangan, mengekang silent pandemic resistensi antimikroba dan mengintegrasikan lingkungan ke dalam One Health. Pencegahan penyakit akibat lingkungan berkaitan dengan kesehatan masyarakat dan keterlibatan masyarakat lokal. Penting sekali melakukan identifikasi terhadap kesenjangan dalam kebijakan dan peraturan mengenai pengelolaan penggunaan lahan, satwa liar dan risiko penyakit zoonosis. Tentunya dengan pertimbangkan sisi tata kelola lingkungan hidup dalam isu lokal.
Sesi Diskusi Webinar Sesi 1. Dok. Kemenkes Indonesia
Sesi diskusi webinar sesi 1, masing-masing perwakilan negara AMS menjelaskan bagaimana mengadaptasi pendekatan One Health untuk persiapan respon Public Health Emergency di masa depan.
MATERI
WEBINAR SESI 2
WEBINAR SESI 2
Topic : Lesson Learned from International Cooperation/International Organizations in Implementing One Health
Webinar Sesi 2: Launching AOHN and OH-JPA (Jakarta, 19/6/2024). Dok. Kemenkes Indonesia
Webinar sesi kedua dimoderatori oleh Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid peneliti dan konsultan ahli dari Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM. Pemateri pertama adalah Ahmed Razavi, MBBS, M.Phil dari UK Health Security Agency dengan judul Lessons Learned from International Cooperation/ International Organisations in Implementing One Health. Ahmed menyampaikan bagaimana mengimplementasikan One Health. Langkah pertama dimulai dengan analisis situasi yaitu memetakan stakeholder. Langkah kedua adalah menguatkan dan mengembangkan mekanisme koordinasi multi sektor. Langkah ketiga adalah menyusun perencanaan implementasi program dengan mengidentifikasi kegiatan, prioritas dan pembiayaan. Langkah keempat adalah implementasi national action plan for one health. Langkah kelima adalah meninjau dan menggabungkan lesson learn.
Pemateri kedua adalah Dr. Ronel Abila dari QPT Secretariat dengan judul A guide to implementing the One Health Joint Plan of Action at the national level. Ronel menyampaikan bahwa memahami pendekatan One Health sangatlah penting dalam merancang agenda dan metodologi pelatihan menyesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas setiap negara. OH-JPA memberikan perhatian yang sama pentingnya terhadap keamanan pangan dan sektor lingkungan terhadap epidemi dan pandemi zoonosis. Ronel juga menjelaskan langkah-langkah mengimplementasikan OH-JPA.
Pemateri ketiga adalah Dr. Nicola Watt dari Global Pandemic Project GIZ. dengan judul materi Experiences in international collaboration in One Health Global Programme Pandemic Prevention and Response, One Health (PPOH). Dr. Nicola menyebutkan beberapa negara yang sudah membangun kerja sama dalam pengembangan One Health. Negara-negara mitra dan organisasi regional ikut serta untuk mengambil tindakan efektif untuk mencegah dan merespons epidemi dan pandemi dengan pendekatan One Health.
Sesi diskusi webinar sesi 2 menggarisbawahi tiga kata kunci yaitu analisis situasi, One Health Tools, dan peran akademisi.
Kegiatan ditutup oleh Badi'ah, S.Si., M.Si. – Director for Biodiversity Conservation of Species and Genetics, Ministry of Environment and Forestry Indonesia. Pasca kegiatan ini, harapannya kerja sama tetap berlanjut dan komitmen dukungan antar negara semakin kuat. Pendekatan holistik sangat penting untuk PHE di masa depan. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan kesiapsiagaan namun juga meningkatkan peningkatan kapasitas sumber daya di wilayah.
Peserta Launching AOHN and OH-JPA (Jakarta, 19/6/2024). Dok. Kemenkes Indonesia.