Jakarta - Sejumlah gempa beruntun menggoyang Banjarnegara dalam beberapa hari terakhir. Meskipun berkekuatan di bawah 5 skala richter, namun terasa kuat karena pusat gempa berada di daratan dan cukup dangkal.
"Gempa yang terjadi kemarin ternyata merupakan gempa lokal yang berpusat di sekitar kecamatan Sigaluh. Beruntung tidak berdampak parah," kata Bupati Banjarnegara, Sutedjo Slamet Utomo, di Banjarnegara, Selasa (24/11/2015)
Namun, dia mengimbau masyarakat agar tetap waspada. Apalagi saat ini sudah memasuki musim penghujan karena retakan gempa dapat berakibat tanah longsor.
Untuk itu, dia meminta masyarakat melaporkan jika melihat ada retakan di atas tebing. Apalagi Banjarnegara, kata dia, 90 persen wilayahnya merupakan daerah rawan longsor. Tahun lalu saja 108 orang meninggal dunia akibat tertimbun longsor.
Setelah Sabtu lalu, gempa kembali melanda Banjarnegara pada Senin 23 November 2015 malam. Akibat gempa tersebut, sekitar 1.200 jiwa Desa Sirukem Kecamatan Kalibening panik dan mengungsi ke desa tetangga.
"Setelah gempa pertama yang terjadi sekitar pukul 20.30 WIB warga memilih mengungsi ke Desa Balun Kecamatan Wanayasa," kata Camat Kalibening, Paryono.
Sebagian besar warga mengungsi di Balai Desa Balun dan sebagian lainnya mengungsi ke rumah warga. "Warga yang mengungsi merupakan ibu-ibu, anak-anak dan lansia. Sedangkan laki-lakinya melakukan ronda," ujarnya.
Dikatakan Paryono, warga yang mengungsi mengaku trauma dengan peristiwa yang pernah terjadi di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar.
"Warga yang mengungsi tersebut tinggal di wilayah perbukitan, sehingga saat gempa mengguncang mereka panik dan segera mengungsi, karena takut terjadi peristiwa longsor seperti di Jemblung terulang," kata Paryono.
Lebih lanjut, ia mengemukakan saat ini pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak Koramil dan Polsek Wanayasa untuk menenangkan warga. "Nanti Pak Bupati Banjarnegara juga akan menengok pengungsi yang masih bertahan," ujar Paryono.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Banjarnegara, Teguh Rahayu, mengatakan gempa di Banjarnegara pada Senin 23 November 2015 terjadi 3 kali.
Gempa pertama dengan kekuatan 2,5 scala Richter terjadi sekitar pukul 14.53 WIB. Dengan koordinat lokasi di 7.10 LS,109.86 BT atau berada di 36 kilometer timur laut Banjarnegara berkedalaman lima kilometer.
Kemudian gempa susulan dengan kekuatan 2,2 scala richter terjadi pada pukul 19.55 di utara Banjarnegara dengan kedalaman 3 kilometer.
Kemudian gempa susulan kedua berkekuatan 2,3 scala Richter terjadi pada Selasa dini hari tadi, sekitar pukul 02.19 WIB. Berkedalaman 9 kilometer timur laut Banjarnegara.
Teguh mengatakan, tren magnitudo semakin mengecil. "Tidak ada gempa besar," katanya. Hingga saat ini, kata dia, dilaporkan tidak ada kerusakan. (Nil/Yus)
sumber: liputan6