logo2

ugm-logo

WHO Tetapkan Protokol Uji Coba Obat Herbal Covid-19

Jakarta, CNN Indonesia -- Organisasi Kesehatan Dunia mengesahkan protokol untuk menguji obat-obatan herbal Afrika sebagai pengobatan potensial untuk virus corona dan epidemi lainnya.

Hal ini menyusul adanya tawaran presiden Madagaskar untuk mempromosikan minuman berbasis artemisia, tanaman dengan khasiat yang terbukti dalam pengobatan malaria.

Artemisia disebut juga mugwort atau artemisinin. Mengutip Hello Sehat, komponen utama dari Artemisia annua adalah senyawa yang disebut artemisinin.

Artemisinin tersusun dari ikatan karbon, hidrogen, dan oksigen yang mampu berinteraksi dengan berbagai fungsi tubuh dan reaksi kimia di dalamnya. Atemisia ini disebut ampuh mengobati malaria , infeksi parasit, penyakit gusi, radang sendi, sampai risiko kanker.

Pada hari Sabtu, para ahli WHO dan dua organisasi lain "mengesahkan protokol untuk uji klinis pengobatan herbal fase III untuk Covid-19 serta piagam dan kerangka acuan untuk pembentukan data dan badan pemantauan keamanan untuk klinis pengobatan herbal. pengadilan, "kata sebuah pernyataan dikutip dari AFP.

"Uji klinis Tahap III sangat penting dalam menilai sepenuhnya keamanan dan kemanjuran produk medis baru," katanya.

"Jika suatu produk obat tradisional ditemukan aman, berkhasiat dan terjamin kualitasnya, WHO akan merekomendasikan (itu) untuk manufaktur lokal skala besar yang dapat dilacak dengan cepat," Prosper Tumusiime, direktur regional WHO.

Dia tidak merujuk secara spesifik pada minuman Madagaskar Covid-Organics, juga disebut CVO, yang Presiden Andry Rajoelina anggap sebagai obat untuk virus tersebut.

Telah didistribusikan secara luas di Madagaskar dan dijual ke beberapa negara lain, terutama di Afrika.

Pada bulan Mei, Direktur WHO Afrika Matshidiso Moeti mengatakan kepada media bahwa pemerintah Afrika telah berkomitmen pada tahun 2000 untuk menggunakan "terapi tradisional" melalui uji klinis yang sama seperti pengobatan lainnya.

"Saya dapat memahami kebutuhan, dorongan untuk menemukan sesuatu yang dapat membantu," kata Moeti.

"Tapi kami sangat ingin mendorong proses ilmiah di mana pemerintah sendiri membuat komitmen."

Sampai saat ini sudah banyak jenis obat-obatan herbal yang diklaim ampuh untuk menyembuhkan Covid-19. Hanya saja masih butuh penelitian dan pengujian lebih lanjut terkait hal ini. 

Disclaimer: penelitian ini masih membutuhkan kajian lebih lanjut dan mendalam sebelum bisa ditetapkan sebagai obat untuk mengatasi infeksi corona. WHO dan kemenkes hingga saat ini belum merekomendasikan obat tertentu untuk penyembuhan Covid-19.

Hotel Bintang 3 ke Bawah Jadi RS Corona

Jakarta - Pemerintah memastikan tidak ada keterbatasan kapasitas kesehatan untuk penanganan COVID-19. Kapasitas tempat tidur (bed) di rumah sakit akan terus ditambah karena dana yang dimiliki diklaim cukup.

"Pemerintah menegaskan bahwa tidak ada kapasitas kesehatan yang terbatas. Pemerintah sudah mempunyai dana yang cukup dan pemerintah akan terus menambah kapasitas bed sesuai dengan kebutuhan dan meyakinkan bahwa seluruh daerah termasuk DKI Jakarta kapasitas pelayanan kesehatan akan terus dimaksimalkan oleh pemerintah," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube BNPB, Kamis (10/9/2020).

Selain tempat tidur, rumah sakit juga akan ditambah kapasitas jumlahnya. Hotel bintang 2 dan 3 akan dimanfaatkan menjadi rumah sakit yang menangani pasien Corona. Tambahan ruang isolasi mandiri juga akan disiapkan di Wisma Atlet Kemayoran.

"Jadi peningkatan rumah sakit dan fasilitas kesehatan itu juga akan terus menambah fasilitas di hotel, termasuk memanfaatkan hotel bintang 2 dan 3 seperti yang dicontohkan di Sulawesi Selatan dan juga mempersiapkan ruang isolasi mandiri di Wisma Atlet di mana Wisma Atlet juga mempersiapkan baik di tower 5-6 maupun yang khusus dari pekerja dari luar negeri itu adalah tower 7 dan 8," ujarnya.

Sayangnya, Airlangga tidak menyebut berapa jumlah hotel yang akan dijadikan rumah sakit tambahan. Namun, dengan pemanfaatan itu diharapkan masyarakat dapat terfasilitasi dengan baik. Pemerintah juga menjamin pasokan obat-obatan tersedia. Klik halaman selanjutnya.

Airlangga mengatakan pemerintah sudah memproduksi obat antivirus untuk pasien yang terpapar COVID-19, baik yang di rumah sakit maupun yang menjalani isolasi mandiri.

"Terkait dengan ketersediaan obat-obatan baik untuk rumah sakit maupun untuk pasien isolasi mandiri, pemerintah sudah memproduksi obat antivirus," ucapnya.

Dijelaskan obat tersebut antara lain seperti tamiflu atau oseltamivir, hingga favipiravir yang diproduksi melalui PT Bio Farma (Persero) bersama PT Kimia Farma Tbk yang jumlahnya dikatakan hampir 480.000.

"Seperti tamiflu atau oseltamivir itu minggu depan belum bertambah hampir 480.000. Kemudian juga yang terkait dengan favipiravir ini kebetulan patennnya sudah lepas sehingga juga akan diproduksi oleh Kimia Farma," jelasnya.

More Articles ...