logo2

ugm-logo

Virus Corona, Pemberlakuan Karantina, dan Larangan Perjalanan ke Korea Selatan

KOMPAS.com - Merebaknya kasus virus corona atau Covid -19 di Korea Selatan (Korsel) membuat sejumlah negara mewaspadai Negeri Gingseng tersebut.

Terlebih jumlah infeksi di Korsel telah meningkat lebih dari 20 kali sejak minggu lalu.

Pada Rabu (26/2/2020) sore waktu setempat, kasus Covid-19 mencapai 1.146 kasus dengan 12 kematian di Korea Selatan.

Berbagai kebijakan diterapkan pada warga negaranya, seperti larangan masuk ke Korsel, pembatasan ketat pada turis yang berangkat ke Korsel, dan lain-lain.

Dilansir Korea Herald, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan mulai Kamis (27/2/2020) akan melarang masuknya warga negara asing yang telah mengunjungi kota Daegu dan tetangganya Cheongdo.

Daegu dan Cheongdo merupakan wilayah paling parah yang dihantam virus corona di Korea Selatan.

Hingga Rabu (26/2/2020), negara-negara ini telah memberlakukan larangan masuk ke Korsel:

  • Nauru
  • Mikronesia
  • Vietnam
  • Kepulauan Solomon
  • Singapura
  • Kiribati
  • Tuvalu
  • Bahrain
  • Yordania
  • Irak
  • Israel
  • Kuwait
  • Mauritius.

Ada juga negara yang telah berhenti membuat larangan masuk, tapi memberlakukan pembatasan ketat pada siapapun yang masuk Korea Selatan.

Pembatasan tersebut seperti pemeriksaan medis wajib dan karantina.

Negara-negara tersebut adalah sebagai berikut:

  • Taiwan
  • Thailand
  • Inggris
  • Kazakhstan
  • Kyrgyzstan
  • Tajikistan
  • Turkmenistan
  • Oman
  • Qatar
  • Uganda.

Sejumlah negara menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Korea Selatan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengeluarkan peringatan perjalanan atau travel advisory tertinggi di Korea Selatan.

Rekomendasinya adalah bagi turis Amerika agar menghindari perjalanan yang tidak perlu ke negara itu.

Perancis juga meningkatkan travel advisory tingkat dua untuk Korea Selatan.

Warga negaranya disarankan untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke Korsel.

Karantina tanpa pemberitahuan

Bahkan ada yang memberlakukan tindakan karantina terhadap turis dari Korea Selatan tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Hal yang dilakukan China itu memicu kemarahan.

Pada Selasa (25/2/2020), pihak berwenang Weihai, provinsi Shandong memberlakukan karantina wajib 14 hari.

Itu diberlakukan pada 167 penumpang yang tiba dalam penerbangan dari Korea Selatan.

Sebelumnya China sempat mengritik kebijakan negara-negara lain karena membatasi perjalanan.

Tapi pada akhirnya China melakukan hal yang sama dan di Weihai adalah pertama kalinya.

Weihai bukan satu-satunya kota China yang mengambil tindakan pencegahan seperti itu.

Pembatasan serupa juga dilakukan oleh pemerintah Qingdao di Shandong dan Shenyang di provinsi Liaoning.

Dunia Darurat COVID-19! Ini 39 Negara di Mana Corona Menyebar

Dunia Darurat COVID-19! Ini 39 Negara di Mana Corona Menyebar

Jakarta, CNBC Indonesia - Corona makin meluas. Bukan cuma di China, kini 39 negara mengonfirmasi adanya kasus COVID-19, di negeri tersebut.

Dalam sehari ada empat negara baru yang melaporkan kasus corona di negerinya. Di benua Eropa, Austria, Kroasia dan Swiss mengumumkan adanya kasus positif COVID-19 sementara di Afrika, Aljazair juga melaporkan hal yang sama.

Rata-rata kasus melibatkan Italia. Di mana Austria, Kroasia dan Swiss misalnya memiliki perbatasan yang langsung dengan Italia sedangkan Aljazair mendapat virus dari warga Itali yang tengah berada di negeri itu.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Italia merupakan negara Eropa yang terdampak corona paling parah. Bahkan per Selasa (25/2/2020) pukul 06:00 WIB dari data arcGis.com, Italia mengonfirmasi 322 kasus dengan jumlah kematian 11 orang.

Di seluruh dunia, ada 80.413 kasus. Korban meninggal berjumlah 2.708 sementara korban pulih ada 27.879 orang.

Melihat dampak corona yang kian meluas, Amerika Serikat (AS) bahkan tengah bersiap menghadapi penyebaran virus corona. Nancy Messonnier, seorang pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, mengatakan kepada wartawan bahwa data penyebaran virus selama sepekan terakhir telah meningkatkan harapan akan penularan di Amerika.

"Gangguan pada aktivitas sehari-hari mungkin parah," katanya.

Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS juga meminta Senat AS untuk menyetujui anggaran US$ 2,5 miliar. Dana ini diperlukan untuk memperluas sistem pengawasan virus corona, membantu pengembangan vaksin dan meningkatkan stok peralatan pelindung.

Sementara itu WHO mendesak negara-negara untuk meningkatkan persiapan. "Pikirkan virus ini akan muncul besok. Jika kamu tidak berpikir seperti itu, kamu tidak akan siap," kata Bruce Aylward, kepala misi gabungan WHO-China terkait wabah corona.

Berikut peta penyebaran lengkap corona, sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia, Rabu (26/2/2020):

1. China: 77.660 (Hong Kong: 84 Makau:10)
2. Korea Selatan: 977
3. Italia: 322
4. Jepang: 170
5. Singapura: 91
6. Iran: 95
7. AS: 53
8. Thailand: 37
9. Taiwan: 31
10. Bahrai: 23
11. Australia: 22
12. Malaysia: 22
13. Jerman: 17
14. Vietnam: 16
15. Prancis: 14
16. Uni Emirat Arab: 13
17. Inggris: 13
18. Kanada: 11
19. Kuwait: 9
20. Spanyol: 6
21. Filipina: 3
22. India: 3
23. Rusia: 2
24. Oman: 2
25. Austria: 2
26. Kroasia: 1
27. Afganistan: 1
28. Nepal:1
29. Kamboja: 1
30. Israel: 1
31. Belgia: 1
32. Libanon: 1
33. Finlandia: 1
34. Swedia: 1
35. Irak: 1
36. Mesir: 1
37. Sri Lanka: 1
38. Swiss: 1
39. Aljazair: 1
40. Lainnya (Kapal Pesiar Diamond Princess: 691)

More Articles ...