logo2

ugm-logo

KPK Soroti Kejahatan di Balik Bencana Banjir Konawe Utara

KPK Soroti Kejahatan di Balik Bencana Banjir Konawe Utara

Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif menyoroti dugaan kejahatan di daerah yang porak-poranda karena banjir Konawe di Sulawesi Tenggara sehingga memerlukan perhatian serius para pemangku kepentingan untuk melakukan evaluasi.

"Akhir-akhir ini publik tertarik berbicara dugaan kejahatan yang dikaitkan dengan sektor pertambangan karena bencana alam banjir pun melanda daerah yang melimpah sumber daya alam sektor pertambangan, yakni Konawe Utara, Konawe dan Konawe Selatan," kata Syarif seperti dikutip Antara di Kendari, Selasa (25/6).

Namun Syarif menegaskan kejahatan yang dimaksud tidak bisa begitu saja disebut sebagai kejahatan tindak pidana korupsi yang diasumsikan banyak pihak.

"Membuktikan terjadinya tindak pidana korupsi dalam ranah pertambangan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Atau sama dengan kentut, baunya mengganggu orang sekitar tetapi membuktikan siapa penyebar aroma tidak sedap itu harus dengan bukti kuat," kata Syarif, yang juga dikenal sebagai pakar hukum lingkungan.


Selain tindak pidana korupsi, Syarif mengatakan potensi pelanggaran undang undang minerba dan undang-undang lingkungan tidak boleh dikesampingkan karena setiap aktivitas yang dijalankan tidak sesuai ketentuan perundang-undangan merupakan pelanggaran yang dapat dijatuhi sanksi.

KPK Soroti Kejahatan di Balik Bencana Banjir Konawe Utara<

Oleh karena itu, institusi lingkungan hidup dan energi sumber daya mineral harus dapat memastikan para pihak yang memiliki andil dalam kegiatan investasi, baik sektor pertambangan, perkebunan maupun pemanfaatan hasil hutan harus taat ketentuan yang telah digariskan.

"Pokoknya banyaklah yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah, pemerintah pusat, penegak hukum dan siapa pun yang peduli keselamatan lingkungan yang berdampak pada kelangsungan hidup orang yang harus menjadi catatan," ujar dia.


KPK telah menetapkan mantan Bupati Konawe Utara, AS (68), sebagai tersangka tindak pidana korupsi penyalahgunaan wewenang penerbitan izin usaha pertambangan yang menimbulkan kerugian negara ditaksir triliunan rupiah.

Konawe merupakan salah satu daerah yang terkena dampak banjir besar di Sulawesi Tenggara. Banjir bandang tersebut diduga sebagai dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan aktivitas pertambangan ilegal di wilayah tersebut.

Sebanyak 1.638 kepala keluarga atau 5.888 jiwa warga Kabupaten Konawe Utara sempat mencari perlindungan di tempat-tempat pengungsian menyusul musibah banjir yang melanda daerah tersebut beberapa pekan lalu.

Nanofiber, Cara Survival Food untuk Bantu Selamatkan Korban Bencana

Nanofiber, Cara Survival Food untuk Bantu Selamatkan Korban Bencana

SURABAYA - Dalam beberapa tahun terakhir bencana alam yang terjadi di Indonesia selalu memunculkan keprihatinan tersendiri. Termasuk jatuhnya korban bencana yang tak bisa menyelamatkan diri.

Berdasarkan letak geografisnya, Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi bencana alam. Jika terhitung dari akhir Juli 2018 hingga April 2019, Indonesia telah menghadapi berbagai bencana yang menimbulkan ribuan korban jiwa.

Berbagai bencana mulai dari gempa bumi di Lombok, gempa dan tsunami di Palu-Donggala, banjir bandang di Sumatera Utara, tsunami Selat Sunda akibat erupsi dari Anak Krakatau, hingga gempa bumi di Sulawesi Tengah yang sempat berpotensi tsunami.

Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat Aplikasi Nanotechnology pada Survival Food sebagai Upaya Meningkatkan Ketahanan Hidup Korban Bencana.

Dua mahasiswa FST Unair Ningsih Putri Herman  dan Melly Octaviany  berkolaborasi dengan mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) Tya Wahyun Kurniawati yang mencoba melakukan mitigasi bencana.

Ketua tim peneliti, Ningsih Putri Herman menuturkan, gagasan penelitian itu disusun ke dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian Eksata (PKM-PE) dan berhasil lolos seleksi pendanaan Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan 2018-2019.

Aplikasi Nanotechnology ini tercipta setelah adanya peristiwa korban yang berhasil di evakuasi dalam kondisi bernyawa setelah lebih dari tiga hari karena meminum urinnya sendiri.

"Hal memprihatinkan tersebut membuat tim merasa harus ada suatu makanan yang mudah dibawa dan mampu meningkatkan ketahanan hidup korban bencana," kata Ningsih, Senin (24/6/2019).

Tidak hanya itu, Ningsih juga mengatakan aplikasi Nanotechnology pada Survival Food tersebut berupa nanofiber yang disintesis dari sodium alginat dan PVA menggunakan metode electrospinning.

Nanofiber pada survival food itu, lanjutnya, berperan sebagai serat tambahan sehingga dapat meningkatkan kekenyangan serta daya serap makanan dalam tubuh.

"Survival food pada penelitian ini terdiri dari makanan yang mengandung banyak kalori seperti sagu, cokelat, dan madu," ucapnya.

Ia melanjutkan, alasan memilih bahan utama tersebut dikarenakan zat gizi yang tinggi dan juga adanya kandungan khusus yang diperlukan oleh korban bencana.

“Survival food ini diharapkan dapat menekan angka kematian dengan cara mencukupi dan mengatur asupan energi, meningkatkan rasa kenyang, mengurangi kecemasan serta trauma.

"Ini juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh pada korban bencana alam dalam jangka waktu yang lama," jelasnya.

sumber: jatim.sindonews.com

More Articles ...