logo2

ugm-logo

Awal 2019 sampai Sekarang Terjadi 49 Bencana Alam Timpa Kuningan

KUNINGAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat jumlah bencana alam yang terjadi di Kabupaten Kuningan selama awal 2019 hingga sekarang sudah 49 kejadian. Karena itu warga diingatkan untuk waspada.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin mengatakan, kejadian bencana alam terbanyak terjadi selama Februari hingga mencapai 34 kejadian. Sementara pada Januari ada 15 kejadian. Adapun bencana alam yang paling banyak terjadi adalah tanah longsor sebanyak 22 kejadian, disusul angin kencang 10 kejadian, banjir sembilan kejadian.

 “Bencana tanah longsor dan pergerakan tanah tahun ini banyak terjadi di wilayah Selatan Kuningan seperti Selajambe, Cilebak, Darma dan Subang. Yang paling banyak kejadian bencana beberapa hari yang lalu, kami mendapat laporan 30 kejadian bencana dalam kurun waktu empat hari,” ungkap Agus.

Yang menjadi fokus perhatian BPBD saat ini, kata Agus, adalah potensi bencana pergerakan tanah dan longsor yang mengancam pemukiman warga Dusun Ciawitali, Desa Cimenga, Kecamatan Darma. Seluruh warganya yang berjumlah 94 jiwa pun sudah mengungsi dan kini tengah dalam pemantauan petugas BPBD bersama aparat desa setempat.

“Adapun beberapa kejadian tanah longsor yang menutup akses Jalan Cipasung-Subang di beberapa titik berbeda sudah berhasil tertangani dalam kurun waktu satu hari kemarin. Dengan mengerahkan tiga unit alat berat semua titik longsor yang menutup jalan sudah berhasil disingkirkan dan aktivitas warga sudah bisa berjalan normal,” papar Agus.

Namun demikian, Agus mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap segala potensi bencana alam yang mungkin terjadi selama musim hujan saat ini. Terlebih dari hasil prediksi BMKG yang menyebutkan musim hujan masih akan terjadi hingga Maret mendatang.

“Puncak musim hujan dengan intensitas tinggi diprediksi terjadi selama bulan Februari hingga awal Maret nanti. Oleh karena itu kami mengimbau seluruh masyarakat untuk selalu waspada terhadap segala potensi bencana. Terutama yang tinggal di daerah perbukitan untuk bisa membaca kondisi lingkungannya. Jangan buang sampah sembarangan apalagi ke sungai yang bisa menyebabkan sumbatan dan akhirnya menimbulkan bencana banjir,” pungkas Agus.(fik)

Basarnas Yogyakarta Kenalkan Alat Penanganan Bencana Pada Anak Usia Dini

Basarnas Yogyakarta Kenalkan Alat Penanganan Bencana Pada Anak Usia Dini

BANTUL - Ratusan siswa-siswi TK IT Alhamdulillah Tamantirto, Kasihan, Bantul mengikuti program SAR Goes To School di Kantor Basarnas Yogyakarta, Selasa (12/2/2019).

Sebanyak 220 anak usia dini itu dikenalkan berbagai macam peralatan penanganan bencana yang dimiliki oleh Basarnas.

Termasuk dikenalkan juga upaya tanggap bencana, apa yang harus dilakukan anak-anak ketika terjadi gempa.

Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto menjelaskan, program SAR Goes To School merupakan program dari Basarnas Pusat, dalam upaya pengenalan Search And Rescue (SAR) kepada anak sejak usia dini.

Program ini diperuntukkan kepada siswa-siswi mulai dari tingkat taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Tujuan utama program ini untuk mengenalkan search and rescue kepada anak-anak, supaya mereka mengerti tata cara untuk menyelematkan diri. Seperti ketika ada gempa, mereka harus bagaimana. Ada banjir. Atau ketika bermain di laut mereka harus memakai apa. Itu yang kita tanamkan kepada anak-anak," ujar Pipit, kepada tribunjogja.com, Selasa (12/2/2019)

Dalam program SAR Goes To school, dijelaskan oleh Pipit, ratusan siswa TK IT Alhamdulillah itu diberi kesempatan belajar mengenai peralatan penyelamatan kebencanaan.

Seperti pengenalan perahu karet yang merupakan alat keamanan ketika sedang berada di air.

Selain itu, dalam kesempatan itu para siswa diajak ke gudang sarana dan prasarana.

Di tempat itu mereka dikenalkan peralatan yang dimiliki oleh Basarnas Yogyakarta.

Tidak ketinggalan, dalam kesempatan itu siswa diajak berkeliling kantor Basarnas memakai kendaraan Hugglund.

"Hugglund ini adalah kendaraan yang dapat digunakan dalam operasi SAR saat bencana gunung meletus," terang dia.

Ditambahkan Kasubsi SumberDaya Kantor Basarnas Yogyakarta, Abdul Rahman, mengatakan kantor Basarnas Yogyakarta selalu terbuka bagi sekolah lain yang ingin belajar mengenai Search And Rescue.

Utamanya belajar mengenai peralatan penanganan kebencanaan.

"Untuk mengikuti program SAR Goes To school, pihak sekolah dipersilahkan untuk mengajukan surat permintaan kepada Kantor Basarnas Yogyakarta. Program ini tanpa biaya atau gratis," ungkap dia. (TRIBUNJOGJA.COM)

sumber: tribunjogja.com

 

More Articles ...