logo2

ugm-logo

Hingga Jumat pagi, terjadi 38 kali gempa susulan di selatan Malang

https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2018/07/20/995444/670x335/hingga-jumat-pagi-terjadi-38-kali-gempa-susulan-di-selatan-malang.jpg

Merdeka.com - Gempa susulan terus terjadi pascagempa megathrust berkekuatan 5,5 SR tadi malam yang berpusat di selatan Malang. Hingga pagi ini sudah 38 kali terjadi gempa susulan.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates Malang, Musripan, menjelaskan gempa susulan terjadi setelah gempa yang dirasakan di seluruh wilayah selatan Jawa timur dan Bali semalam. Pihaknya mengaku masih menerima banyak pertanyaan dari masyarakat tentang kemungkinan gempa susulan berkekuatan besar.

"Hingga pagi ini Jumat 20 Juli 2018, pukul 08.00 WIB sudah terjadi 38 kali gempa susulan di selatan Malang," kata Musripan dalam pesannya, Jumat (20/7).

Musripan menjelaskan, aktivitas gempa tersebut tergolong masih wajar dan normal. Aktivitas gempa seperti yang terjadi di selatan Malang ini disebut sebagai Gempa Tipe I yang menurut Kiyoo Mogi, ahli gempa Jepang, yaitu tipe aktivitas gempa yang diawali dengan gempa pendahuluan (foreshocks).

Setelah itu dilanjutnya gempa utama (mainshock) dan diikuti serangkaian gempa susulan (aftershocks) yang cukup banyak.

"Gempa selatan Malang ini menjadi menarik karena mengingatkan kita dan menjadi penanda aktifnya zona megathrust di selatan Malang," katanya.

Musripan menyambahkan, menyikapi hal ini tentu langkah paling tepat adalah mengedepankan sikap waspada dengan meningkatkan kapasitas diri, memperkuat mitigasi, tanpa rasa takut dan khawatir berlebihan.

Namun demikian berdasarkan tren data gempa susulannya tampak kecenderungan kekuatannya semakin melemah dan frekuensi kejadiannya semakin jarang.

Dari 38 aktivitas gempa susulan, kekuatan gempa terkecil 3,2 SR dan terbesar 4,9 SR. Berdasarkan data tersebut sangat kecil peluang akan terjadi gempa dengan kekuatan yang lebih besar dari gempa utamanya, di tempat tersebut.

Masyarakat tak perlu cemas, takut, dan kawatir. BMKG akan terus memonitor aktivitas gempa tsb dan hasilnya segera diinformasikan kepada masyarakat.

Perlu dipahami juga, kata Musripan, bahwa semua gempa yang terjadi dengan kekuatan signifikan akan diikuti oleh aktivitas susulan. Sehingga banyaknya gempa susulan di selatan Malang ini masih dinilai wajar.

"Apalagi jika gempa yang terjadi di zona batuan 'rapuh' (brittle) maka gempa susulan yang terjadi akan lebih banyak," tegasnya.

Masyarakat harus memahami bahwa gempa susulan itu 'baik' karena menjadi sarana batuan dalam melepas semua energi yang tersimpan. Sehingga batuan akan menjadi stabil dan normal kembali. [lia]

BNPB dan Kementerian PPPA Tingkatkan Kerjasama dalam Perlindungan Anak Saat Bencana

BNPB dan Kementerian PPPA Tingkatkan Kerjasama dalam Perlindungan Anak Saat Bencana

MATRAMAN - Demi mewujudkan perlindungan terhadap anak dalam situasi bencana, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjalin kerjasama.

Kerjasama tersebut dilakukan demi melindungi anak-anak korban bencana, karena anak dianggap belum dapat menyelamatkan diri sendiri. Sehingga potensi menjadi korban saat bencana terjadi lebih besar.

"Marilah kita kerjasama membangun kesadaran mengenai pentingnya melakukan perlindungan anak dalam situasi bencana," ujar Menteri PPPA Yohana Yambise, Selasa (17/7/2018).

Selama ini, Kementerian PPPA telah melakukan beberapa hal terkait perlindungan anak pada situasi bencana.

Diantaranya, adalah menyusun progran kesiapan keluarga menghadapi bencana, sosialisasi penanganan anak korban, dan pelatihan penanganan anak korban bagi relawan.

Adapun kerjasama Kementerian PPPA dan BNPB adalah terkait perlindungan anak pada tahap mitigasi, tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi di daerah bencana.

Dengan adanya kerjasama dari dua pihak tersebut, diharapkan jumlah anak sebagai korban dapat berkurang, dan mereka memperoleh haknya.

"Prioritas yang dilakukan adalah, melakukan pencegahan agar tidak terjadi kekerasan terhadap anak dan memastikan setiap haknya terpenuhi. Sehingga, anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara baik," ujar Yohana.

Sementara itu, Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan, bahwa terobosan baru perlu dilakukan, demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat korban bencana, termasuk anak-anak.

"Pada pertemuan ini, diharapkan dapat mensinergikan kapasitas sumber daya, untuk membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat," ujar Willem.

sumber: http://jakarta.tribunnews.com

More Articles ...