logo2

ugm-logo

Damkar Depok Kini Juga Urusi Penyelamatan Warga Terkena Bencana Alam

WARTA KOTA, DEPOK -- Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok, sejak awal 2017 ini resmi berubah nama menjadi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan.

Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 terkait Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) di pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.

Dengan perubahan nama ini, maka Dinas Damkar dan Penyelamatan Depok, sesuai namanya juga mengurus evakuasi pada korban bencana alam, banjir, atau pun evakuasi terkait penyelamatan warga yang tertimpa musibah.

Hal itu dikatakan Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Agung Sugiharti, Senin (16/1/2017).

"Dinas Damkar dan Penyelamatan saat ini tidak hanya menangani kebakaran saja.Tetapi kami juga mengurusi penyelamatan atau evakuasi warga. Penyelamatan menjadi salah satu fungsi dan tugas dinas kami yang baru atau berubah nama ini," kata Sugiharti, Senin (16/1/2017).

Ke depan, ia berharap, masyarakat Depok yang membutuhkan pelayanan untuk penyelamatan bisa secara cepat menyampaikannya kepada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Depok melalui call center atau nomor hotline yang tersedia.

"Dengan ditambahnya satu tugas baru di diinas kami, diharapkan kami, bisa membantu warga yang sedang mengalami kesulitan dan butuh pertolongan dari tim penyelamat," kata Sugiharti.

Sebelum berubah nama, kata Sugiharti, tim Dinas Damkar Depok sebenarnya beberapa kali telah turun membantu evakuasi warga korban banjir.

Dengan pengalaman itu, kata dia, dirinya yakin petugasnya mampu menjalani amanat dan tugas yang dibebankan kepadanya.

"Kami yakin kami mampu menjalani fungsi ini sebaik-baiknya," katanya.(bum)

Akibat Bencana Alam, Kodim Utamakan Jaringan Irigasi

PURWOREJO (KRjogja.com) – Curah hujan yang cukup tinggi di awal tahun ini, mengakibatkan terjadinya berbagai bencana di wilayah Kabupaten Purworejo. Banjir, tanah longsor, dan jaringan irigasi rusak akibat tidak mampu menahan derasnya arus air. Cuaca ekstrem ini diperkirakan akan berlangsung hingga Februari mendatang.

“Informasi yang kami terima, hingga dua bulan kedepan curah hujan di Purworejo masih akan tinggi,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo Drs Boedi Hardjono, Kamis (12/1). Akibat cuaca ekstrem ini lanjut Boedi Hardjono, di awal tahun ini sudah terjadi bencana di berbagai tempat meskipun tidak menimbulkan korban jiwa. Bencana juga nengakibatkan akses jalan dan sejumlah titik jaringan irigasi rusak.

Mensikapi kondisi ini Kodim 0708 Purworejo menyiagakan personilnya untuk membantu masyarakat dalam menghadapi setiap kejadian bencana. Termasuk jaringan irigasi akibat tanggul jebol, tertimbun longsoran dan lainnya. “Jaringan irigasi memiliki dampak jauh lebih luas, tidak hanya dirasakan warga setempat, tapi juga masyarakat daerah lain yang mengandalkan jaringan irigasi untuk kebutuhan pertanian,” kata

Komandan Kodim (Dandim) Purworejo Letkol (Inf) Aswin Kartawijaya. Kodim Purworejo lanjut Aswin Kartawijaya, telah menyiagakan anggotanya yang tersebar hingga tingkat desa (Babinsa), untuk membantu masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana. (Nar)

More Articles ...