logo2

ugm-logo

Ancaman Sesar Opak di DIY, Kepala BMKG : Mitigasi Harus Terus Dilakukan, Jangan Teputus !

YOGYAKARTA (3 Agustus 2023) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa keberadaan sumber gempa Sesar Opak di DIY, yang memiliki magnitudo tertarget M6,6 dan sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust dengan magnitudo tertarget M8,7 di selatan Jawa masih terus aktif.

Tak cuma gempa, kata dia, ada potensi tsunami setinggi 8-10 meter yang bisa menerjang pantai Selatan Jawa. Maka dari itu, menurutnya, pelatihan mitigasi kebencanaan kepada masyarakat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) harus terus dilakukan secara berkelanjutan. Langkah ini penting untuk terus meningkatkan ketangguhan yang berkelanjutan (sustainable resilience).

"Sesar Opak merupakan sumber gempa yang jalurnya terletak di daratan ini memang aktif dan belum berhenti aktivitasnya. Sedangkan di Samudra Hindia selatan Yogyakarta juga terdapat sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust, yang juga masih sangat aktif," ungkap Dwikorita usai pembukaan ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2023 di Royal Ambarrukmo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, baru-baru ini.

"Jadi tidak boleh berhenti upaya mitigasi dan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat. Khususnya yang tinggal di wilayah pesisir karena ancaman tsunami juga menghantui selain gempa bumi," tambah dia.

Sebagai informasi, Kegiatan ARDEX 2023 ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Global Platform Disaster Risk Reduction (GPDRR) tahun lalu di Bali, di mana Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menggelar simulasi latihan penanggulangan darurat bencana. Selain itu, acara ini bertujuan untuk membangun kapasitas dan menjalin solidaritas kerjasama negara-negara ASEAN dalam kebencanaan.

Dwikorita memaparkan, Sesar Opak adalah patahan yang berada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di sekitar aliran Sungai Opak. Panjang jalur sesarnya mencapai 45 kilometer di sepanjang aliran Sungai Opak.

Sungai Opak sendiri berhulu dari lereng Gunung Merapi, lalu mengalir ke selatan dengan muara langsung ke Samudra Hindia di Pantai Parangtritis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Aktivitas Sesar Opak sendiri pernah menyebabkan gempa bumi merusak pada 27 Mei 2006 yang menewaskan 6.234 orang.

Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan bahwa saat ini mulai tampak adanya gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak. Salah satunya adalah gempa dengan Magnituda 6.0 di Kabupaten Bantul 30 Juni 2023 lalu. Namun demikian, gempa tersebut hanya menyebabkan kerusakan ringan. Menurut Dwikorita, hal ini salah satunya berkat antisipasi struktur bangunan yang cukup baik di daerah Bantul.

"Peluang periode ulang untuk terjadi gerakan lagi atau pengunciannya mulai lepas tampak dari aktivitas kegempaannya yang saat ini mulai meningkat. Kesiap-siagaan masyarakat harus terus ditingkatkan, jangan terputus," tegasnya.

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan ketangguhan sangat diperlukan. Negara-negara di ASEAN dapat saling bertukar nilai, ilmu, serta pengalaman terutama terkait kebencanaan yang melibatkan sipil-militer, menuju One ASEAN, One Response.

"Terkait penanggulangan bencana, kita telah bekerjasama dengan seluruh negara yang ada di wilayah ASEAN ini. Semuanya sudah terjalin dengan kokoh dengan saling membantu jika terjadi bencana di negara-negara kawasan Asia Tenggara," tuturnya. (*)

ITB Sukses Selenggarakan Pelatihan Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim kepada Negara Anggota CARICOM dan SICA

BANDUNG, itb.ac.id—Institut Teknologi Bandung, melalui Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) sukses selenggarakan acara Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pengurangan Dampak Risiko Bencana Serta Adaptasi Perubahan Iklim untuk Negara-Negara Anggota Caribbean Community (Caricom) dan Central American Integration System (Sica) pada 13-20 Juli 2023.

Kegiatan tersebut merupakan kerja sama antara Kementerian Luar Negeri dengan LDKPI/ IndonesianAid dan didukung oleh ITB. Pelaksanaan dari kegiatan tersebut dilakukan oleh FITB.

Dalam acara pembukaan pelatihan tersebut, turut hadir Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi ITB, Prof. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., Ph.D., Kepala Divisi LDKPI/Indonesian Aid, Direktur NAM CSSTC Kemenlu, Sekretaris Dirjen Amerika dan Eropa Kemenlu, dan Direktur Kerjasama Pembangunan Internasional Kemenlu, dan Dekan FITB.

Foto bersama di acara pembukaan kegiatan. Dari kiri ke kanan, Dekan FITB ITB, Kepala Divisi LDKPI/Indonesian Aid, Wakil Rektor bidang Riset dan
Inovasi, Direktur NAM CSSTC Kemenlu, Sekretaris Dirjen Amerika dan Eropa Kemenlu, dan Direktur Kerjasama Pembangunan Internasional Kemenlu.

Dekan FITB, Prof. Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc., mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mitigasi bencana bagi negara-negara di Amerika Tengah dan Karibia dengan total peserta sebanyak 24 orang yang berasal dari 11 negara di antaranya: Antigua dan Barbuda, Bahamas, Kostarika, El Salvador, Guatemala, Guyana, Honduras, Nikaragua, Panama, Suriname, serta Trinidad dan Tobago.

Penanaman mangrove di pantai Kejawanan, Cirebon

Kegiatan diselenggarakan di Jawa Barat, di tiga lokasi kampus ITB yaitu di ITB Kampus Bandung, ITB Kampus Jatinangor dan ITB Kampus Cirebon," ujarnya sebagaimana dikutip dalam rilis yang diterima Humas ITB, Kamis (3/8/2023).

Kunjungan lapangan ke gunung Tangkuban Perahu, dipandu oleh Dr. Astyka Pamumpuni dari prodi Geologi ITB.

Pelatihan sendiri berisi kegiatan belajar di kelas sebanyak tujuh kali dengan narasumber berasal dari ITB, BMKG dan BNPB; kunjungan lapangan sebanyak tiga kali dengan lokasi di Gunung Tangkuban Perahu, area rawan banjir di Majalaya dan Pantai Kejawanan Cirebon; dan berdiskusi dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).

More Articles ...